- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Jika Kita Tidak Berpikir Sebelum Bertindak
TS
venomousz
Jika Kita Tidak Berpikir Sebelum Bertindak
HBD Kaskus!!
Pada trit pertama ane kali ini..ane akan bercerita dikit gan
Pada trit pertama ane kali ini..ane akan bercerita dikit gan
Spoiler for Cek no repost:
Quote:
Kisah yang terjadi pada keluarga kecil yang mempunyai seorang anak perempuan cantik berumur sekitar 3 tahun yang memang aktif dan suka sekali menggambar sebut saja bernama Dita ( bukan nama sebenarnya ). Seperti pasangan keluarga lain di kota-kota besar yang meninggalkan anak-anak diasuh pembantu di rumah sewaktu mereka bekerja. Dita yang merupakan anak tunggal pasangan ini sering kali bermain sendiri dan dibiarkan pembantunya karena sibuk bekerja di dapur. Berbagai macam mainan yang dibeli ayah dan ibunya, rupanya masih saja membuatnya bosan dan masih mencari cari sesuatu yang bisa di jadikan mainan olehnya.
Suatu hari Dita menemukan sebuah obeng di garasi rumahnya, dia lalu mencorat coret lantai tempat mobil ayahnya diparkirkan, tetapi karena lantainya terbuat dari marmer maka coretannya tidak kelihatan. Lalu di coba lagi pada mobil baru orang tuanya dan karena mobil itu bewarna gelap, maka coretannya tampak jelas. Dia terus mencorat coret mobil tersebut dengan senangnya, dia tidak berpikir akan akibatnya, dia hanya menggambar mengikuti imaginasinya dan mungkin berharap mendapatkan pujian dari orang tuanya.
Kebetulan hari itu ayah dan ibunya membawa motor ke tempat kerja karena ingin menghindari macet. Setelah sebelah kanan mobil sudah penuh coretan maka ia beralih ke sebelah kiri mobil. Dibuatnya gambar ibu dan ayahnya, gambarnya sendiri, gambar ayam, kucing dan lain sebagainya mengikuti imaginasinya. Kejadian itu berlangsung tanpa disadari oleh si pembantu rumah.
Ketika pasangan suami istri itu pulang sampai dirumah sangat terkejut melihat mobil yang baru setengah tahun dibeli itu penuh dengan coretan. Sang ayah yang baru saja masuk ke rumah langsung berteriak: “Kerjaan siapa ini!” . Pembantu rumah pun tersentak mendengar teriakan sang majikan kemudian buru buru keluar menemui majikannya, dia kaget setengah mati lalu beristighfar “Astagfirullahhal Adhim !“. Pembantu rumah gemetar dan ketakutan melihat wajah bengis tuannya. Sekali lagi sang majikan berteriak “Kerjaan siapa ini ?!”. “ Saya tidak tahu tuan.” Jawab sang pembantu ruamah berkali kali. Sang istri pun ikut membentak “Kamu dirumah seharian, apa saja yang kamu kerjakan?!”.
Si anak yang mendengar suara ribut ribut pembantu dan orang tuanya , berlari keluar dari kamarnya. Dengan penuh manja dia berkata “Dita yang membuat gambar itu ayahhh.. cantik … kan!” katanya sambil memeluk manja ayahnya seperti biasa. Sang ayah yang sudah kehilangan kesabarannya mengambil obeng kecil yang di gunakan Dita mencorat coret mobil itu, lalu dipukulkannya berkali kali ke telapak tangan anaknya. Sang anak yang masih belum mengerti apa apa, itupun menangis kesakitan sekaligus ketakutan. Puas memukul telapak tangan bagian depan, si ayah juga memukul bagian belakang kedua telapak tangan anaknya.
Sedangkan sang istri hanya mendiamkan saja tanpa berbuat apa apa menyaksikan perbuatan suaminya. Pembantu rumah terbengong, tidak tahu harus berbuat apa. Setelah melampiaskan kemarahannya sang ayah masuk kamar diikuti sang ibu. Pembantu rumah buru buru menggendong Dita yang menangis itu,dan membawanya masuk ke kamarnya. Pembantu rumah terperanjat melihat kedua telapak tangan depan dan belakang si Dita luka dan berdarah. Pembantu rumah lalu membersihkan luka luka di kedua telapak tangan Dita dengan air. Dita menjerit-jerit menahan perih saat luka – lukanya itu terkena air. Si pembantu rumah pun ikut menangis dan berusaha menidurkan anak kecil itu.
Orang tua Dita sengaja membiarkan anaknya itu tidur bersama pembantunya. Keesokkan harinya, kedua telapak tangan si anak bengkak. Pembantu rumah pun mengadu ke majikannya. “Oleskan obat saja!” jawab sang ayah. Pasangan suami istri itu mungkin sengaja ingin memberi pelajaran pada anaknya. Tiga hari berlalu, ayah dan ibunya tidak pernah menjenguk anaknya, meskipun setiap hari bertanya kepada pembantu rumah. “Dita demam, bu”…jawab pembantunya singkat. “Kasih minum panadol aja ,” jawab si ibu. Setiap kali mau masuk kamar tidur ayah dan ibu Dita menjenguk kamar pembantunya. Saat dilihat anaknya Dita dalam dekapan pembantu rumah, mereka langsung menutup lagi pintu kamar pembantunya.
Masuk hari keempat, pembantu rumah memberitahukan tuannya bahwa suhu badan Dita terlalu panas. “Petang nanti Dita bawa ke klinik“ jawab majikannya itu. Sampai saatnya si anak yang sudah lemah dibawa ke klinik. Dokter mengarahkan agar Dita dibawa ke rumah sakit karena keadaannya sudah serius.
Setelah beberapa hari Dita di rawat inap, namun kondisinya tak kunjung membaik dita mengalami koma, hingga dokter memanggil ayah dan ibunya. “Tidak ada pilihan..” kata dokter tersebut, kemudian mengusulkan agar kedua tangan anak itu dipotong karena sakitnya sudah terlalu parah dan infeksi akut. ”Luka Dita sudah bernanah, demi menyelamatkan nyawanya maka kedua tangannya harus dipotong dari siku ke bawah” kata sang dokter.
Sang ayah dan ibu Dita bagaikan tersambat petir , tertunduk dan sangat sedih sekali mendengar keterangan dokter. Seakan dunia berhenti berputar, hati dan pikiran mereka di hinggapi rasa bersalah dan penyesalan yang luar biasa, tapi apa mau di kata .Sang ibu menangis meraung raung sambil mendekap si anak. Dengan berlinang air mata dan perasaan yang begitu pedih sang ibu mendampingi suaminya menandatangani surat persetujuan amputasi dengan tangan bergetar.
Singkat cerita, selesai di amputasi, ketika pengaruh obat bius nya hilang, Dita menangis kesakitan menahan nyeri dan keheranan melihat kedua tangannya berbalut kasa putih. Ditatapnya wajah ayah dan ibunya, lalu ke wajah pembantu rumahnya sambil mengerutkan dahi melihat mereka semua menangis. Dalam kondisi menahan sakit dan berlinang air.mata Dita bersuara lirih: “Ayah.. ibu… Dita tidak akan melakukannya lagi…. Dita nggak mau dipukul ayah lagi…. Dita nggak mau jahat lagi… Dita sayang ayah…Dita sayang ibu”, Dita juga sayang Mbok Narti..” katanya berulang kali membuat sang ayah , ibu dan juga pembantu tidak kuasa menahan
tangis .
“Ayah.. kembalikan tangan Dita…. untuk apa diambil.. Dita janji tidak akan mengulanginya lagi!, bagaimana caranya kalo Dita mau makan dan minum nanti?…Bagaimana kalo Dita mau bermain nanti?…. Dita janji tidak akan mencoret coret mobil ayah lagi, ” kata Dita merengek rengek membuat hancur hati ayah dan ibu Dita mendengar permohonan anaknya. Namun ibarat nasi sudah jadi bubur kedua orang tua Dita hanya dapat menangisi dan menyesali kenyataan yang di alami sang buah hati. Akhirnya si cantik Dita hidup tanpa kedua tangan dan ia masih belum mengerti mengapa tangannya harus dipotong meski sudah berulang kali minta maaf……..???
Suatu hari Dita menemukan sebuah obeng di garasi rumahnya, dia lalu mencorat coret lantai tempat mobil ayahnya diparkirkan, tetapi karena lantainya terbuat dari marmer maka coretannya tidak kelihatan. Lalu di coba lagi pada mobil baru orang tuanya dan karena mobil itu bewarna gelap, maka coretannya tampak jelas. Dia terus mencorat coret mobil tersebut dengan senangnya, dia tidak berpikir akan akibatnya, dia hanya menggambar mengikuti imaginasinya dan mungkin berharap mendapatkan pujian dari orang tuanya.
Kebetulan hari itu ayah dan ibunya membawa motor ke tempat kerja karena ingin menghindari macet. Setelah sebelah kanan mobil sudah penuh coretan maka ia beralih ke sebelah kiri mobil. Dibuatnya gambar ibu dan ayahnya, gambarnya sendiri, gambar ayam, kucing dan lain sebagainya mengikuti imaginasinya. Kejadian itu berlangsung tanpa disadari oleh si pembantu rumah.
Ketika pasangan suami istri itu pulang sampai dirumah sangat terkejut melihat mobil yang baru setengah tahun dibeli itu penuh dengan coretan. Sang ayah yang baru saja masuk ke rumah langsung berteriak: “Kerjaan siapa ini!” . Pembantu rumah pun tersentak mendengar teriakan sang majikan kemudian buru buru keluar menemui majikannya, dia kaget setengah mati lalu beristighfar “Astagfirullahhal Adhim !“. Pembantu rumah gemetar dan ketakutan melihat wajah bengis tuannya. Sekali lagi sang majikan berteriak “Kerjaan siapa ini ?!”. “ Saya tidak tahu tuan.” Jawab sang pembantu ruamah berkali kali. Sang istri pun ikut membentak “Kamu dirumah seharian, apa saja yang kamu kerjakan?!”.
Si anak yang mendengar suara ribut ribut pembantu dan orang tuanya , berlari keluar dari kamarnya. Dengan penuh manja dia berkata “Dita yang membuat gambar itu ayahhh.. cantik … kan!” katanya sambil memeluk manja ayahnya seperti biasa. Sang ayah yang sudah kehilangan kesabarannya mengambil obeng kecil yang di gunakan Dita mencorat coret mobil itu, lalu dipukulkannya berkali kali ke telapak tangan anaknya. Sang anak yang masih belum mengerti apa apa, itupun menangis kesakitan sekaligus ketakutan. Puas memukul telapak tangan bagian depan, si ayah juga memukul bagian belakang kedua telapak tangan anaknya.
Sedangkan sang istri hanya mendiamkan saja tanpa berbuat apa apa menyaksikan perbuatan suaminya. Pembantu rumah terbengong, tidak tahu harus berbuat apa. Setelah melampiaskan kemarahannya sang ayah masuk kamar diikuti sang ibu. Pembantu rumah buru buru menggendong Dita yang menangis itu,dan membawanya masuk ke kamarnya. Pembantu rumah terperanjat melihat kedua telapak tangan depan dan belakang si Dita luka dan berdarah. Pembantu rumah lalu membersihkan luka luka di kedua telapak tangan Dita dengan air. Dita menjerit-jerit menahan perih saat luka – lukanya itu terkena air. Si pembantu rumah pun ikut menangis dan berusaha menidurkan anak kecil itu.
Orang tua Dita sengaja membiarkan anaknya itu tidur bersama pembantunya. Keesokkan harinya, kedua telapak tangan si anak bengkak. Pembantu rumah pun mengadu ke majikannya. “Oleskan obat saja!” jawab sang ayah. Pasangan suami istri itu mungkin sengaja ingin memberi pelajaran pada anaknya. Tiga hari berlalu, ayah dan ibunya tidak pernah menjenguk anaknya, meskipun setiap hari bertanya kepada pembantu rumah. “Dita demam, bu”…jawab pembantunya singkat. “Kasih minum panadol aja ,” jawab si ibu. Setiap kali mau masuk kamar tidur ayah dan ibu Dita menjenguk kamar pembantunya. Saat dilihat anaknya Dita dalam dekapan pembantu rumah, mereka langsung menutup lagi pintu kamar pembantunya.
Masuk hari keempat, pembantu rumah memberitahukan tuannya bahwa suhu badan Dita terlalu panas. “Petang nanti Dita bawa ke klinik“ jawab majikannya itu. Sampai saatnya si anak yang sudah lemah dibawa ke klinik. Dokter mengarahkan agar Dita dibawa ke rumah sakit karena keadaannya sudah serius.
Setelah beberapa hari Dita di rawat inap, namun kondisinya tak kunjung membaik dita mengalami koma, hingga dokter memanggil ayah dan ibunya. “Tidak ada pilihan..” kata dokter tersebut, kemudian mengusulkan agar kedua tangan anak itu dipotong karena sakitnya sudah terlalu parah dan infeksi akut. ”Luka Dita sudah bernanah, demi menyelamatkan nyawanya maka kedua tangannya harus dipotong dari siku ke bawah” kata sang dokter.
Sang ayah dan ibu Dita bagaikan tersambat petir , tertunduk dan sangat sedih sekali mendengar keterangan dokter. Seakan dunia berhenti berputar, hati dan pikiran mereka di hinggapi rasa bersalah dan penyesalan yang luar biasa, tapi apa mau di kata .Sang ibu menangis meraung raung sambil mendekap si anak. Dengan berlinang air mata dan perasaan yang begitu pedih sang ibu mendampingi suaminya menandatangani surat persetujuan amputasi dengan tangan bergetar.
Singkat cerita, selesai di amputasi, ketika pengaruh obat bius nya hilang, Dita menangis kesakitan menahan nyeri dan keheranan melihat kedua tangannya berbalut kasa putih. Ditatapnya wajah ayah dan ibunya, lalu ke wajah pembantu rumahnya sambil mengerutkan dahi melihat mereka semua menangis. Dalam kondisi menahan sakit dan berlinang air.mata Dita bersuara lirih: “Ayah.. ibu… Dita tidak akan melakukannya lagi…. Dita nggak mau dipukul ayah lagi…. Dita nggak mau jahat lagi… Dita sayang ayah…Dita sayang ibu”, Dita juga sayang Mbok Narti..” katanya berulang kali membuat sang ayah , ibu dan juga pembantu tidak kuasa menahan
tangis .
“Ayah.. kembalikan tangan Dita…. untuk apa diambil.. Dita janji tidak akan mengulanginya lagi!, bagaimana caranya kalo Dita mau makan dan minum nanti?…Bagaimana kalo Dita mau bermain nanti?…. Dita janji tidak akan mencoret coret mobil ayah lagi, ” kata Dita merengek rengek membuat hancur hati ayah dan ibu Dita mendengar permohonan anaknya. Namun ibarat nasi sudah jadi bubur kedua orang tua Dita hanya dapat menangisi dan menyesali kenyataan yang di alami sang buah hati. Akhirnya si cantik Dita hidup tanpa kedua tangan dan ia masih belum mengerti mengapa tangannya harus dipotong meski sudah berulang kali minta maaf……..???
Quote:
Gimana gan ceritanya ?? ane sampe mewek nih baca cerita
Quote:
Thx for cendolnya jika ada yg ngasih
mohon di rate 5 y gan
mohon di rate 5 y gan
Diubah oleh venomousz 08-11-2014 10:17
0
2.7K
Kutip
23
Balasan
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan