Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

shantikemAvatar border
TS
shantikem
Meski Lulusan SMP, Bu Susi akan "blusukan" pake Pesawat Pribadi buat Tugas Menterinya
Aktivitas Hari Pertama Kerja Susi Pudjiastuti sebagai Menteri
"Biarlah Saya Tetap Menjadi Diri Saya Sendiri"
Rabu, 29 Oktober 2014 , 08:14:00


Bu Susi ditengah pelantikan KAbinet Jokowi-JK

Tepat pukul 07.30 WIB, sebuah sedan Toyota Crown Royal Saloon berpelat nomor RI 39 berhenti tepat di depan pintu utama gedung Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) di Gambir, Jakarta. Belum banyak pegawai KKP yang sudah datang di kantor karena mereka biasa masuk pukul 08.00.

Penumpang mobil mewah hitam tersebut adalah Susi Pudjiastuti yang sehari sebelumnya (27/10) dilantik Presiden Joko Widodo menjadi menteri kelautan dan perikanan.

Mobil dinas menteri yang berlatar pengusaha di bidang perikanan dan penerbangan itu dikawal sebuah Toyota Alphard yang berisi asisten-asisten pribadi Susi.

"Selamat pagi," sapa Susi lantas tersenyum kepada para petugas satpam yang membukakan pintu kantornya. Pagi itu, Ibu Menteri mengenakan baju lengan panjang hitam bercorak kembang-kembang kecil yang dimasukkan ke dalam celana cutbray yang juga berwarna senada. Rambut ikalnya digulung dan diikat di belakang.

Tidak terlihat pejabat KKP yang secara resmi menyambut kedatangan Susi di lobi kantor. Tidak tampak pula acara protokoler layaknya penyambutan seorang menteri baru pada umumnya selama ini.

Saat itu hanya terlihat beberapa petugas resepsionis di lantai 1 yang mendekat dan menyalami perempuan berambut ikal tersebut. Setelah itu, Susi langsung melakukan inspeksi ke ruang-ruang kantor yang dipimpinnya.

Satu per satu ruangan dimasukinya. Gerakannya gesit. Hanya beberapa saat di satu ruangan, dia sudah pindah ke ruangan lain. Beberapa pegawai KKP yang kebetulan sudah datang mengiringi langkah Susi yang cepat. Sesekali Susi bertanya tentang fungsi ruangan-ruangan tersebut. "Ini ruangan apa?" tanya dia. "Ruang protokoler, Bu," jawab seorang pegawai dengan singkat.

Saat memasuki ruangan yang agak luas, Susi mendapati kursi-kursi kosong yang belum terlihat orangnya. Dia lalu terdiam, tidak bertanya tentang keberadaan pegawai-pegawainya yang belum tampak di ruangan itu.

Dia lantas melanjutkan penyusuran ke lantai 2 dan seterusnya. Terkadang Susi memilih menggunakan tangga untuk menuju lantai yang lebih tinggi daripada memakai lift.

Hanya dalam waktu 30 menit, Susi sudah berada di lantai teratas, yaitu lantai 7 yang merupakan ruang kerjanya. Untungnya, tidak berapa lama, Sekretaris Jenderal (Sekjen) KKP Syarief Widjaja datang dan memperkenalkan diri kepada atasannya.

Beberapa menit kemudian, pejabat lain seperti Dirjen KKP menyusul. Mereka satu per satu memperkenalkan diri dengan menyebut nama dan jabatannya.

Wajah Susi tampak sedikit kesal saat melihat lorong menuju ruangannya yang terlihat kosong. Dia lantas meminta dinding di lorong tersebut dipasangi peta Indonesia yang besar dan panjang.

"Saya minta besok di sini ada peta Jawa, Sumatera, Sulawesi, Nusa Tenggara Timur, Nusa Tenggara Barat, dan seterusnya. Yang lengkap biar kita bisa lihat setiap hari sehingga mudah buat saya memantau seluruh wilayah Indonesia," kata menteri perempuan dengan suara berat itu.

Setelah bertemu seluruh pejabat di kementeriannya, Susi mengajak mereka masuk ke ruang rapat untuk membahas berbagai permasalahan KKP. Itu merupakan rapat pertama Susi sebagai menteri kelautan dan perikanan.

Rapat tertutup tersebut diikuti seluruh pejabat eselon I dan beberapa pejabat eselon II mulai pukul 08.00 hingga pukul 10.00. Setelah rapat, Susi keluar untuk mengikuti acara di Kantor Wakil Presiden, namun keburu dicegat wartawan.

Dia meminta wartawan untuk tidak banyak bertanya karena dirinya harus bekerja. Susi mengaku belum memiliki target pada hari pertamanya.

"Saya belum berani ngomong target-target. Itu harus dipelajari dulu. Yang penting sekarang do less get more (bekerja dan ada hasil, Red). Tapi, untuk jangka pendek, kami ingin ada semacam PROGRAM bantuan untuk membuka akses permodalan bagi nelayan," ungkapnya.

Untuk jangka panjang, Susi ingin membantu para nelayan agar lebih mengerti bisnis. Dia yakin kesejahteraan nelayan bisa meningkat jika menguasai kemampuan yang lain. Tidak hanya menangkap ikan, tapi juga bisa menjualnya dengan harga tinggi.

"Kami ingin nelayan mengerti soal komersialisasi produk. Berapa biaya produksi dan pendapatan yang bisa diperoleh," tutur menteri yang memiliki tato di kakinya itu.

Menurut dia, banyak daerah di Indonesia yang memiliki potensi besar sebagai produsen ikan. Dia mencontohkan Pulau Simeulue di ujung Aceh yang kaya dengan lobsternya. Sayangnya, potensi itu belum digarap maksimal karena terkendala masalah transportasi.

"Dari pulau itu, kalau mau mengangkut lobster, terpaksa memakai perahu ke Pulau Haji terlebih dahulu. Akibatnya, banyak lobster yang mati karena lamanya perjalanan," terang bos maskapai Susi Air (PT ASI Pudjiastuti Aviation) itu.

Seharusnya, kata Susi, di pulau tersebut tersedia bandara yang memadai untuk didarati pesawat kecil agar bisa mengangkut lobster-lobster itu. Dengan begitu, daya hidup lobster semakin tinggi.

"Karena mati, lobster-lobster itu hanya dihargai Rp 30 ribu per ekor. Padahal, nilai jual tertinggi lobster bisa mencapai Rp 100 ribu per ekor. Kalau ada bandara, lobster atau hasil laut lain bisa dijual dengan harga tinggi," lanjutnya.

Karena itu, Susi berharap di pulau-pulau potensial seperti Pulau Simeulue dibangun bandara-bandara kecil untuk kepentingan pengangkutan hasil produksi perikanan atau lainnya. Dengan menggunakan slogan perusahaannya, dia ingin membangun banyak bandara kecil di daerah potensial.

"Kami pakai istilah one kilometer runway bring you to the world (satu kilometer landasan pacu membawamu ke dunia, Red). Cukup 1 kilometer saja, (biayanya) sekitar Rp 10 miliar"Rp 20 miliar," katanya.

Susi juga akan membangun budaya kerja, kerja, kerja di kementeriannya. Dia menegaskan akan memajukan jam kerja dari semula pukul 08.00 hingga 16.00 menjadi pukul 07.00 hingga 15.00.

"Saya minta itu diumumkan, mulai besok masuknya jam 07.00. Itu bukan karena tadi saya lihat nggak ada orang, tapi supaya mereka nggak kena macet," tegasnya.

Dia sadar, banyak bawahannya yang berpendidikan lebih tinggi daripada dirinya. Karena itu, banyak yang mencemooh ijazahnya yang hanya SMP. Namun, Susi mengaku tidak minder karena pengalaman sekian puluh tahun telah mendidiknya sebagai entrepreneur andal.

"Tadi saya curhat ke Pak Sarwono Kusumaatmadja (mantan menteri kelautan dan perikanan). Beliau terus bilang, "Susi itu sudah terlalu pintar, jadi tidak perlu sekolah"," ungkap ibu tiga anak itu lantas tertawa.

Dia juga bercerita tentang omongan sebagian orang yang menganggapnya tidak cocok menjadi menteri karena kebiasaannya merokok dan memiliki tato. Tentang itu, Susi menyatakan tidak bisa lagi mengubah kebiasaan tersebut.

"Kalau saya disuruh berubah seperti birokrat atau ibu-ibu yang manis dan feminin, jujur saya tidak bisa. Saya sudah 50 tahun seperti ini. Biarlah saya tetap menjadi diri saya sendiri," tandas dia.
http://www.jpnn.com/read/2014/10/29/...-Saya-Sendiri-


Wanita Tamatan SMP Memiliki Banyak Pesawat Pribadi






Woowkeren.com – Seorang wanita tamatan SMP memiliki banyak pesawat pribadi karena usahanya yang sangat gigih dalam berbisnis. Wanita yang bernama “Susi Pujiastuti” ini mengaku memulai berusaha dari bawah. Dari berjualan ikan di pasaran hingga saat ini sukses memegang bisnis besarnya PT. Excelcomindo Pratama Tbk dan PT. ASI Pujiastuti Marine product, yang saat ini berkembang pesat di Indonesia.

Wanita tamatan SMP ini awalnya bersekolah di Cilacap, Jawa tengah pada tahun 1983. Namun, hebatnya Susi dapat mengembangkan produk yang dijualnya sehingga dapat menguasai pasar di Cilacap. Namun, Susi tak puas dengan pencapaian itu, ia terus beranjak mengembangkan usahanya di Jawa Barat dan sekitarnya. Alhasil ia dapat mengumpulkan modal yang cukup besar dari perdagangan ikan, udang dan Lobster yang di eksport ke luar negri.

Namun sepertinya Susi kesulitan untuk mengekspor produknya keluar negri, karena banyak faktor dari gtransportasi dan lain-lain. Akhirnya Susi berinisiatif untuk membeli sebuah pesawat untuk mengekspor produk mereka ke luar negri.
Susi mengatakan, semakin meningkatnya permintaan dari konsumen membuat Susi kualahan untuk menangani hal terseut. Kemudia Susi segera menambah armada pesawatnya hingga mencapai 22 buah pesawat sampai saat ini.

Dari perjalanan Susi ini dapat menjadi contoh kita semua, seorang wanita dapat menjadi kaya raya dengan usaha yang digelutinya sekarang. Jangan memandang dari usahanya, karena usaha apa saja pasti akan berjalan baik jika kita benar-benar serius ingin menekuninya.
http://woowkeren.com/wanita-tamatan-...sawat-pribadi/


Ini alasan Menteri Susi mau bergabung di kabinet Jokowi
Rabu, 29 Oktober 2014 11:33



Merdeka.com - Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti membeberkan alasannya mau menjadi menteri di pemerintahan Jokowi-Jusuf Kalla. Menurut bos maskapai Susi Air ini, dia ingin pengalamannya dapat membantu laut Indonesia kembali berjaya untuk mendongkrak perekonomian.

Menurut Susi, potensi laut Indonesia yang sangat luas belum tergali sama sekali. Hal ini terbukti dari kalahnya data ekspor hasil laut Indonesia dari Thailand dan Malaysia. Padahal, kedua negara tersebut mempunyai luas laut jauh lebih kecil dibandingkan Indonesia.

"Kita wilayah laut 5 kali lebih besar dari Thailand. Tapi angka ekspor jauh sekali dibandingkan Thailand dan Malaysia. Ini menjadi target kita semua. Bapak ibu siap bekerja bersama saya, siang malam?" tanya Susi kepada pegawai KKP saat acara sertijab di KKP, Jakarta, Rabu (29/10).

Susi menyebut keinginannya menjadi menteri bukan untuk mencari kekayaan atau menjadi hebat. Dia hanya ingin mengembangkan potensi laut Indonesia dengan mengimplementasikan pengalaman kerjanya.

"Saya menerima pekerjaan ini karena pengalaman saya 33 tahun di bidang perikanan dan 10 tahun di penerbangan. Mudah mudahan bisa membantu Indonesia lebih baik. Menjadi tuan rumah di negara sendiri," tutupnya singkat.
http://www.merdeka.com/uang/ini-alas...et-jokowi.html

------------------------------

Sementara yang lulusan Ph.D dari PT Luar Negeri, maksimal jadi konsultan atau "Vice President" di perusahaan MNC's dalam negeri doank ... tak lebih statusnya sekedar orang upahan (salaries man). Tapi tulah, terkadang songongnya kebablasan, hanya karena merasa dari kampus paling keren di negeri ini


emoticon-Ngakak
0
4.5K
20
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan