Apakah Anda mencintai pasangan Anda? Maksud saya, cinta yang akan melakukan apa pun yang diperlukan untuk membuat pernikahan tetap kuat. Secara verbal menyatakan ‘Saya mencintai Anda’ secara teratur, berbagi perasaan dan pemikiran Anda, serta mengekspresikan emosi Anda. Kedua belah pihak perlu dukungan, penghargaan, dan pemahaman dari satu sama lain.

“Cinta membutuhkan keuletan untuk memutuskan tetap dalam hubungan melewati saat-saat senang dan susah, serta tetap berkomitmen kepada pasangan Anda, apa pun yang terjadi,” ujar Landolphe D’Aquin-B.

Saya baru-baru ini membaca cerita dalam buku, True Love: Stories Told to and by Robert Fulghum, tentang seorang pria tua yang mengecat kuku kaki istrinya. Ketika ditanya mengapa dia melakukannya, tanggapannya adalah bahwa dia mencintai istrinya dan tindakan ini membuat istrinya merasa lengkap dan cantik. Pria itu bersedia melakukan sesuatu bagi istrinya yang tidak dapat dia lakukan sendiri. Apakah cinta? Itu adalah komitmen sampai akhir.

Apakah karena hubungan Anda akrab? Nyaman? Karena itu adalah langkah berikutnya? Apakah Anda ingin melakukannya hanya demi pestanya? Karena potensi pasangan Anda? Demi peluang di masa depan? Apakah pasangan Anda adalah seorang yang akan meningkatkan derajat Anda? Terikat secara emosional dengan calon mertua dan ipar Anda? Apakah ini suatu penyelamatan bagi Anda?

Tidak ada jawaban benar atau salah. Bahkan pernikahan yang paling aneh pun, atau yang terlihat sangat tidak sebanding dapat langgeng dengan tingkat komitmen yang tepat. Anda perlu memutuskan seberapa besar komitmen Anda dalam pernikahan Anda.

Ketika membahas hubungan atau komitmen jangka panjang, saya seringkali teringat cerita yang teman saya bagikan tentang keinginannya untuk memelihara anak anjing. Dia dan saudara kandungnya berjanji kepada orang tua mereka bahwa mereka akan mengajak anak anjing itu berjalan-jalan, dan memberinya makan serta merawatnya setiap hari. Pernyataan berikutnya mengejutkan saya. Kami tidak tahu dia akan hidup selama 14 tahun. Pernikahan dapat berlangsung lima kali lebih lama dari itu. Apakah Anda siap merawat cinta Anda selama 50 hingga 75 tahun ke depan?

Saya pernah mendengar banyak pasangan yang mengatakan mereka tidak ingin punya anak. Dan tidak ada yang salah dengan pernyataan itu, tetapi kehamilan yang direncanakan atau tidak, dapat menghadirkan pertanyaan ini cepat atau lambat. Bahaslah sekarang. Anak-anak juga dapat menimbulkan hasrat untuk berbagi pengalaman masa kecil. Ini adalah di mana kebudayaan yang berbeda dapat membuat hubungan jadi tegang. Setiap pasangan akan ingin membesarkan anak-anak dalam kebudayaan mereka. Ini mungkin akan sulit, terutama ketika kebudayaan itu mencakup keyakinan beragama yang berbeda.

Ketika saya bertumbuh dewasa, saya sering mendengar cerita tentang bagaimana ayah saya melamar ibu saya, “Berapa banyak anak-anak yang akan kita miliki?”

“Tetapi Anda belum meminta saya untuk menikahi Anda,” kata ibu.

“Saya sudah tahu Anda akan menikahi saya. Berapa banyak anak-anak yang akan kita miliki?”

Selanjutnya ibu saya menjawab dia ingin selusin. Saya adalah anak kelima.

Berapa banyak anak-anak yang akan Anda miliki?

Seorang teman memberitahu saya dia menanyakan suaminya mengapa suaminya mencintainya? Dia berkata itu adalah karena matanya berada di tempat yang benar.

Apakah cinta? Itu bersifat jangka panjang dan lebih dalam daripada seks. Cinta adalah gairah yang mengalir dan memenuhi Anda dengan hasrat untuk membahagiakan pasangan Anda di saat-saat senang maupun susah.

“Itu adalah keputusan, tidak hanya karena apa yang Anda rasa atau karena siapa pasangan Anda, tetapi terlepas dari siapa pasangan Anda,” ujar Landolphe D’Aquin-B.

Cinta adalah rela berkorban dan memeluk, menangis, tertawa atau berteriak dengan satu sama lain. Cinta adalah berkomitmen untuk tumbuh tua bersama. Itu bukanlah mimpi bahagia selamanya, melainkan kenyataan yang terjalin erat di sekitar mimpi itu. Cinta sejati peduli, penuh kasih sayang dan tanggung jawab, serta setia lahir batin.

Saya memberitahu suami saya, “Cinta adalah selamanya dan terus berlanjut melewati alam kubur.”

Apakah ada sesuatu yang dapat Anda lakukan lebih baik sebagai pasangan? Akankah pernikahan Anda mencapai lebih dari menafkahi Anda berdua? Misalnya, banyak pasangan mengajarkan kepada anak-anak mereka bahwa mereka akan memberikan anak-anak kehidupan yang lebih baik dan kesempatan yang lebih besar dibandingkan yang dulu mereka alami. Pernikahan dengan misi cenderung dapat bertahan lama.

Pertanyaan-pertanyaan ini tidak harus menjadi pertanyaan benar atau salah, tetapi dapat memperjelas status hubungan Anda dan memperkuat komitmen pernikahan Anda yang akan membawa Anda berdua menuju tahun-tahun penuh kebahagiaan. Jadi, apa alasan Anda menikah?