Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

notsafeAvatar border
TS
notsafe
Rata-rata yang merasa Jakarta tidak aman itu golongan kafir
Rata-rata yang merasa Jakarta tidak aman itu golongan kafir


Sesuai janji saya buat trit ini atas dasar trit sebelah http://www.kaskus.co.id/thread/00000...up-di-jakarta/

Pertama-tama mari kita definisikan apa itu kafir :
Kafir adalah orang non muslim yang sifatnya tertutup, memiliki harta dan disimpan rapat-rapat sendiri tidak dermawan, tidak peduli dengan masyarakat sekitar, sosial dan lingkungan. Ciri utama kafir adalah selalu hidup tertutup dari keberadaan orang lain, kafir berasal dari kaffah artinya tertutup. Bagi seorang kafir, hidup itu sesuai aturan dan sudah ada aturan dari sononya (Amerika), dan kalau ada orang kecelakaan, yang kafir lakukan adalah membiarkan dan hanya lapor aparat tanpa membantu tidak seperti warga pribumi yang berani tolong.

Seorang kafir membuang sampah sembarangan karena merasa itu bukan wilayah 'miliknya'. Kalau di rumah mereka, mereka merasa harus diatur rapi2 dibikin pagar tinggi2, dibuat nyaman, sedangkan lingkungan orang lain bebas dibuangkan sampah oleh mereka. Karena mereka merasa, ini milik ku itu milik mu, dan mereka membeda-bedakan orang dengan golongan ekonomi atau ras.

Apabila seseorang masuk muslim, mereka terbuka hatinya dan mau bergaul dengan lingkungan, masyarakat, berbagi rejeki dan tentunya bekerja sama gotong royong.

Nah apa sangkut pautnya dengan jakarta?

Begini gan, jakarta aslinya ditempati orang jawa yang ramah tamah, mereka butuh namanya sahabat dan sering sosialisasi, dan saling membantu golongan lemah ekonominya agar semua makhluk bisa bertahan hidup. Sedangkan bertolak belakang dengan orang kafir, orang kafir hanya mementingkan diri sendiri dan keluarga saja, sehingga mereka tidak memandang adanya keperluan untuk bersosialisasi itu yang menyebabkan gerahnya beberapa warga muslim di sekitar.

Warga muslim memiliki aturan islam yaitu selalu menegakkan kebaikan dan jauh dari maksiat, karena kafir selalu merasa dirinya sendiri yang dipedulikan, sehingga warga selalu ingin mereka sadar bahwa mereka butuh bantuan orang lain sewaktu-waktu. Dan dari situlah orang kafir dicopet/dirampok/dirudapaksa membuat mereka kelabakan berlarian dan orang muslim pun hanya dalam hati berkata "semoga mereka minta tolong saya" tetapi nyatanya orang kafir masih saja tertutup dan malah meminta bantuan aparat/pemerintah/penegak hukum dan merasa segala sesuatu ada tuannya.

Padahal dalam kehidupan jawa, hidup itu yang atur hanyalah diri sendiri, yang bisa bantu membantu, yang bisa tolong menolong, bukan menunggu adanya aparat/pemerintah/penegak hukum untuk melakukan itu semua, toh ini hidup kita-kita ngapain juga kita serahkan pada orang lain untuk mengaturnya? Justru yang harus dipertuankan hendaklah alim ulama, atau ustadz setempat yang jauh lebih tinggi moralnya dan kebaikan yang dibawa.

Karena sudah banyak orang kafir yang datang ke jawa dan berbuat tertutup, mengurung diri di rumah dengan pagar tembok tinggi tinggi seolah orang lain mau mencuri rumahnya. Orang yang tidak berniat mencuri melihatnya pun marah karena harga dirinya terinjak injak merasa bahwa warga asli sini suka mencuri? Dan karena mereka berpikiran seperti itu, maka akhirnya benaran tercurilah mereka, dan mereka pun tidak bisa melakukan apa-apa, bahkan warga asli pun saling tutup mulut karena sama-sama tahu bahwa kafir yang tidak bergaul itu hendaknya balik saja ke kampung halamannya nun jauh di sana.

Apalagi di dalam ajaran Islam diajarkan bahwa kafir hendaknya diberikan petunjuk, jangan petunjuk, kafir di jawa bahkan tidak mau memandang orang orang muslim, sehingga mereka pun halal untuk diperangi, atau dirampas, belum lagi sang kafir saling melindungi untuk mengambil karyawan dari golongan golongan mereka saja, terjadilah tembok pemisah diantara kedua golongan, dan lantas apakah salah bila orang jawa juga ikut berhasil? Tentu mereka ingin berhasil, ingin sukses, maka mereka bawa motor lebih cepat dari biasanya atau disebut ugal ugalan, itu pun demi keluarga agar keluarganya bisa makmur seperti kafir, apa anda berpikir mereka tidak sayang nyawa mereka? Mereka justru sayang pada nyawa dan keluarga mereka, makanya mereka rela memacu kecepatan untuk bisa cepat laku dagangannya, lebih cepat sampai di kantor, dan mungkin sama suksesnya dengan golongan cina.

Salam dari saya
0
1.9K
25
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan