mau SHARE bacaan nih gan ane baca dari link di twitter.
baca nih gan. ane baca dari cerita sesorang di twitter dengan akun @maman1965
Spoiler for BIKIN TERHARU GAN:
Berhaji jika mampu. Tak pernah terbayangkan, saat tak punya uang, bermodal niat dan kerinduan akan Tanah Suci, saya bisa berangkat berhaji di tahun 1991 dan 1992. ‘’Keajaiban’’ datang, sebagai jurnalis, saya ditugaskan untuk meliput perjalanan haji sekaligus menjalankan ibadah. Semua biaya dan uang saku ditanggung oleh tempatku bekerja, Tabloid Nova (Kelompok Kompas Gramedia) dan sebuah biro perjalanan ONH Plus. Alangkah bahagianya hati ini.
Di dalam rombongan kami, paling sedikit ada 3 ulama yang saya kenal. KH Ali Yafie, KH Zainuddin MZ, dan KH Nur Muhammad Iskandar. Menjelang wukuf di Arafah, salah seorang di antara mereka memberi ‘’wejangan’’ kepada para jamaah. Intinya, jika kamu tidak percaya, lebih baik tidak usah berdoa sama sekali (di Arafah nanti). Saya memaknainya secara sederhana, ‘Jika kamu percaya, berdoalah dan pasti akan terwujud.’
Tiba di Arafah, memasuki tenda-tenda, saya langsung membulatkan niat untuk berdoa kepada Sang Maha Pengabul Doa. Saya merindukan almarhum ayah saya, yang telah berpulang selamanya di tahun 1981, sepuluh tahun yang lalu dari saat saya menginjakkan kaki di Tanah Suci Mekkah.
‘’Ya Allah, saya rindu almarhum ayahku. Dengan kuasaMu, pertemukan aku dengannya, meski hanya sekejap,’’ pintaku seusai melantunkan ayat-ayat suci Al Qur’an.
Di kejauhan, aku  melihat sesosok manusia yang menggunakan ihram berjalan ke arah tenda kami. Saya cuma menatapnya sejenak, dan tidak terlalu memperhatikan wajahnya. Saya fokuskan pandanganku ke Al Qur’an yang sedang kubaca dan berada di tanganku. Sangat khusyu.
Tiba-tiba, sosok itu mendekat, mencium keningku dan mengusapnya. ‘’Terimakasih, Nak, kamu telah mendoakanku,’’ begitu bisiknya.
Secepat kilat, aku menatap ke arahnya. Ya, Allah, dia ayahku. Tak ada kata yang bisa kuucapkan, selain keterpanaan. Ia kemudian tersenyum, berbalik, lalu berjalan dan menghilang dari pandangan mata. Saat itu, saya langsung tak sadarkan diri. Hampir 15 menit, kata seorang teman, ketika saya sudah siuman.
Rupanya, teman-teman mengerubungiku, mengiraku mengalami dehidrasi, dan menyemprotkan air ke tubuhku. Saat tersadar, saya langsung bertanya kepada mereka, ‘’Apakah melihat sosok yang tadi mencium keningku. Seorang pelawak dan seorang penyanyi, mengaku melihat. ‘’Iya, tapi kami tak mengenalnya. Dia bukan rombongan kita.’’ Beberapa yang lain juga menganggukan kepala.
Saat kujawab, itu adalah almarhum ayah saya, yang kuminta padaNya untuk dipertemukan denganku dalam doaku di Arafah ini, semuanya langsung terperanjat, dan memanjatkan doa syukur, dan memelukku.
Subhanallah. Sebuah kekuatan doa tersaji di depan mata.
Dan di tahun berikutnya, saya kembali mendapat undanganNya untuk berhaji, dan membadalkan Haji almarhum ayah saya.
Labbaik Allahumma Labbaik….
Ya Allah, aku datang memenuhi panggilanMu….
(Dan hari ini, menjelang Wukuf di Arafah, dari bilik kecilku, kumohon padaMu, beri kekuatan dan kesembuhan pada ibuku yang sedang terbaring lemas di rumah sakit. Amin ya Rabbal Alamin)
Diubah oleh dyliia 05-03-2014 15:02
0
7.3K
Kutip
115
Balasan
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru