Pagi agan-agan yang sudah mandi
Ane masih nubi ya, jadi maap kalo masih belepetan.

Ane mau membahas kasus 4X6 yang lagi heboh itu dan kasus-kasus lain di dunia pendidikan yang udah mengusik pikiran ane selama ini.
Beberapa kasus yang akhir-akhir ini mulai sering terdengar adanya acara tuntut menuntut antara orang tua dan pihak sekolah, misalnya karena anak dikeluarkan, karena tindak kekerasan kepada siswa, dan bla bla bla. Yang lagi hot diantaranya ya itu, soal PR matematika.
Jujur saja ane miris gan, gara-gara kasus ini guru tersebut di bully, sampe kemendikbud minta disdik tegur sang guru [URL="http://www.merdeka.com/tag/p/pendidikan/kemendikbud-minta-disdik-tegur-guru-salahkan-pr-matematika-siswa. html"]Kemendikbud meminta disdik menindak[/URL]
Menurut ane dalam hal ini terlalu melodrama. Yang harus diingat adalah guru (sekolah) itu mitra orang tua dalam mendidik anak, bukan sekedar mengajari. Anak menghabiskan waktu 5 - 6 jam dengan sekolah, dan mungkin beberapa jam dengan orang tuanya yang kerja. Ane miris gan, bagaimana psikologi guru tersebut saat dia membaca bullyan kita di dunia maya. Mengajar itu bagi sebagian orang adalah passion, dimana tidak semua orang mau mengajar dan berkarir di dunia pendidikan karena berbagai alasan. Karir guru akan sampai mana sih? Enakan kita yang kantoran, asal rajin tar bisa dipromosiin. Bisa milih perusahaan lokal apa asing, ruangan AC, fasilitas lengkap dan bisa mangkir dikit buka FB dan kaskus

Beberapa teman ane memutuskan jadi guru setelah berkarir dikantoran, mereka bilang "mengajar itu adalah panggilan jiwa". Ini yang membuat ane kaget gan.

Guru harus menghadapi anak-anak yang sudah semakin canggih, yang lebih kreatif dalam bersikap. Ane dulu pernah dilempar kapur tulis dan disabet penggaris sama guru ane gara-gara rame gan. Guru sekarang mana berani, bukan karena ga ada anak rame, tapi apa mau dituntut sama orang tua? Jaman sekarang jamannya tuntut-menuntut, gan.

Ane sih orang jadul gan, ane masih menganut "hormati gurumu sayangi teman" . Menurut ane sebaiknya orang tua betul-betul memilih sekolah yang dipercaya untuk mendidik anaknya, kenali guru yang akan mengajar anak-anak supaya orang tua bisa menyerahkan anaknya untuk dididik dengan baik. Kalau sudah gitu sebaiknya orang tua jangan terlalu reaktif dan intervensi lah, biarkan pendidik mengerjakan porsinya. Kasian para pengajar jika harus mengajar dengan perasaan takut kan ya?

Kasus pembully-an guru ini menurut ane adalah wujud ketidak percayaan orang tua (kakak) kepada guru dan sekolah. Disayangkan bahwa kasus ini kemudian berlarut-larut.
Semoga tetap membuat pendidik di Indonesia tetep semangat ya. Dimana nantinya anak-anak ane akan ane serahkan selama 10 tahun lebih untuk mewujudkan cita-citanya.

Makasih gan,