Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

angelica.h.wAvatar border
TS
angelica.h.w
Surat terbuka untuk MNCTV
Dear Surat Pembaca,

Saya sudah berhenti berlangganan TopTV (salah satu produk MNC Group) sekitar bulan Agustus/September 2013 lalu. Saat itu sudah lewat 1 tahun masa berlangganan, jadi sudah bebas kontrak 1 tahun.

Untuk berhenti, saya melapor ke cabang setempat. Di sana saya mengisi formulir berhenti berlangganan. Menurut petugasnya, itu sudah cukup, dan jika ada pihak MNC menelepon saya, cukup bilang sudah lapor ke cabang tsb.

1st Call
Satu bulan kemudian saya ditelepon. Inti pembicaraan, saya ditanya alasan berhenti (jawab: jarang ditonton), dan apakah ada saudara / teman yang membutuhkan layanan TopTV agar dialihkan (jawab : tidak ada).

2nd Call
Beberapa waktu kemudian, saya ditelepon lagi. Sebenarnya sudah berkali-kali mereka berusaha menghubungi saya, tapi karena pada hari kerja saya tidak bawa HP, jadi kalau malam saja saya bisa angkat teleponnya. Saat itu saya angkat, dan ditanya pertanyaan yang sama. Alasan berhenti (jawab : jarang ditonton. kok nanya lagi sih? khan waktu lalu sudah telepon? apa tidak dicatat?). Apakah ada saudara / teman bla bla bla (jawab : ga ada).

3rd Call
Kali ketiga, saya ditelepon lagi. Saat itu sedang meeting, mereka nelpon terus, terpaksa saya angkat. Lagi-lagi pertanyaan yang sama. Saya mulai kesal, dan percakapan serupa dengan telepon pada kali kedua berlangsung kembali. Bedanya, kali ini dia suruh saya bikin laporan alasan berhenti via email. Jawab saya : loh, khan saya sudah ke cabang lokal sini. Apa itu tidak berlaku? Mereka bilang, cukup lapor disini saja. Nanti kalau ada yang telepon dari MNC, cukup bilang sudah lapor di cabang setempat.

4th call
Kali keempat, saya ditelepon lagi barusan. Saya sudah malas meladeni. Ketika ditanya alasan berhenti, saya jawab : lah kemarin khan sudah 3 kali saya kasitau. Apa ga dicatat? gimana sih??
MNC : oh iya. alasannya jarang digunakan, betul begitu Pak?
Saya : nah itu tau.
MNC : Kalau begitu, seandainya ada saudara / teman yang dapat dialihkan, Bapak bisa menghubungi kami di pesawat xxxx
Saya : Ga ada Pak. Kalo ga ada gimana?
MNC : Loh Bapak khan belum mencoba. seandainya ada saudara / teman yang dapat dialihkan ....
Saya : Seandainya ga ada Pak, gimana?
MNC : dicoba dulu Pak, ditanyakan ke teman / sodara bla bla bla
(berulang-ulang seperti itu, hingga emosi saya terpancing)
Saya : SEANDAINYA PAK, Ini saya bicara seandainya. Bapak khan sudah jelaskan kalau seandainya ada, sekarang saya tanya : seandainya ga ada?
MNC : Bapak belum mencoba ...
Saya : SEANDAINYA PAK, SEANDAINYA GA ADA. NGERTI BAHASA INDONESIA GA SIH? GIMANA SIH, SAYA MAU TANYA SEANDAINYA. GA JELAS BANGET LU.. (tutup telepon)

dia coba nelepon lagi, tapi gw udah kesal. malas. gw udah mencoba sabar dengan meladeninya (ga langsung tutup) dan tidak langsung marah-marah. Tapi apa yang terjadi???

Dan kemarin-kemarin setiap pulang kerja, hampir selalu ada miscall dari MNC. Saya benar-benar mau berhenti. Apakah tidak bisa? Tolong hentikan telepon-telepon tersebut, masa' saya harus ganti nomor HP gara-gara ini? (fyi, HP gw BB butut, belom tertarik ganti HP, soalnya jarang dipake, di kantor ga boleh bawa HP).

Please don't disturb me anymore. If I need your service some other time, I will call you. It's simple as that.
0
3.3K
13
Thread Digembok
Urutan
Terbaru
Terlama
Thread Digembok
Komunitas Pilihan