Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

lutmunafieAvatar border
TS
lutmunafie
PDIP-Jokowi Tak Berkutik di Depan Koalisi Prabowo
SENIN, 08 SEPTEMBER 2014 | 07:58 WIB



TEMPO.CO, Jakarta - Partai-partai politik pendukung bekas pasangan calon presiden dan wakil presiden Prabowo Subianto-Hatta Rajasa bakal mengepung pemerintah Joko Widodo-Jusuf Kalla. Mereka berupaya menguasai posisi krusial di DPR dan mendominasi suara mayoritas DPRD. “Kami akan sapu bersih,” kata Bambang Soesatyo, anggota Fraksi Golkar, di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Jumat, 6 September 2014. “Kami satu suara.” 

Mereka sudah berbagi kursi di DPR dan MPR. Golkar mengklaim sudah diplot menduduki kursi ketua DPR. "Pastinya Golkar akan menjadi ketua DPR," kata juru bicara koalisi sekaligus Wakil Sekretaris Jenderal Golkar, Tantowi Yahya. Posisi ketua MPR akan ditunjuk dari Partai Demokrat. Paket wakilnya diambil dari Partai Gerindra, Partai Amanat Nasional, Partai Keadilan Sejahtera, dan Partai Persatuan Pembangunan.

Sesuai dengan tata tertib dan Undang-Undang MPR, DPR, DPD, dan DPRD (MD3), pimpinan dan alat kelengkapan DPR dan DPRD dipilih melalui sistem paket. Nama lima calon diusung oleh fraksi-fraksi yang berbeda dan dipilih melalui voting. PDI Perjuangan masih berharap pada hasil uji materi yang diajukannya ke Mahkamah Konstitusi. Mereka ingin penentuan pimpinan DPR kembali ke aturan lama, yakni dijabat oleh peraih suara terbanyak. 

Secara hitungan matematis, kursi koalisi PDI Perjuangan tak melampaui kubu Gerindra. PDI Perjuangan, yang ditopang tiga partai lain--Partai Kebangkitan Bangsa, Partai Hanura, dan partai NasDem--total memiliki 207 dari 560 kursi DPR. Mereka perlu satu partai lagi untuk menutupi syarat paket lima orang pimpinan DPR. Demokrat memiliki 61 kursi netral. Sisa kursi lain diisi koalisi pro-Prabowo.

Upaya koalisi pro-Prabowo bukan hanya mendominasi DPR, tapi juga posisi krusial DPRD. Dari hasil pemilu lalu, koalisi ini menguasai kursi DPRD 31 provinsi. Padahal pemilihan kepala daerah dirancang melalui mekanisme DPRD, bukan oleh rakyat secara langsung. Aturan ini masih dibahas di DPR. Jika lolos, di atas kertas, koalisi Prabowo-Hatta bakal mengisi posisi kepala-kepala daerah. 

Fraksi PDI Perjuangan menganggap manuver kubu Prabowo tak akan membuahkan hasil. Wakil Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan, Eriko Sotarduga, optimistis pendukung Jokowi-Kalla di DPR melampaui separuh kursi DPR. "Di parlemen sekarang kami masih 34 persen,” kata dia kepada Tempo dalam acara temu fraksi di Hotel Dharmawangsa, Jakarta, kemarin. “Pasti nanti ada peningkatan." 

Eriko mengklaim sejumlah partai telah membuat kesepakatan baru dengan PDI Perjuangan yang akan diumumkan seusai putusan uji materi Undang-Undang MD3. "Secara etika kan sudah, mereka menyadari ada kepentingan yang sama dalam membangun bangsa."

Presiden terpilih Joko Widodo tak khawatir koalisi pro-Prabowo menjadi mayoritas di DPR. Jokowi tak menyiapkan strategi khusus karena koalisi urusan partai dan tak menjamin programnya berjalan mulus. "Prinsipnya, saya terbuka saja. Kalau ada yang mau gabung, ya, silakan," kata dia.

Wakil presiden terpilih, Jusuf Kalla, justru tak melihat hambatan pemerintah muncul dari DPR. Lembaga legislatif diyakini menjalankan fungsi legislasi, anggaran, dan pengawasan secara proporsional. “Kalau fungsi itu dijalankan secara baik, tak ada upaya menjegal,” kata dia di Universitas Al Azhar Indonesia, Jakarta, Rabu pekan lalu.

http://m.tempo.co/read/news/2014/09/...medium=twitter

Gw demen nih klo begini, pemerintahan ke depan keknya makin greget emoticon-Big Grin
0
3.6K
53
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan