Status di Path milik Florence yang dinilai menghina Yogyakarta, berujung pada penahanan Florence. Sejumlah hujatan pun datang kepada Florence sampai akhirnya muncul gerakan di Twitter #usirflorencedarijogja yang sempat menjadi trending topic.

Meski tagar #usirflorencedarijogja mulai memanas, muncul pula gerakan yang menuntut pembebasan Florence, salah satunya gerakan mengganti display picture (DP) di layanan chatting BlackBerry Messenger (BBM) dengan desain foto Florence dan tulisan "Yogyakarta santun dan berbudaya, kami memaafkan dan mengampuni Florence, #bebaskanflorence". 

Desain itu rupanya dipelopori oleh Azka Maula, mahasiswa di salah satu universitas negeri di Yogyakarta. Sebelum muncul design tersebut, ada pula teks berisi ajakan untuk mengganti DP.

"Kami masyarakat Yogyakarta sudah memaafkan dan mengampuni kesalahan Florence. Kami bukan dan tak akan pernah menjadi masyarakat pendendam. Kami tak akan membunuh masa depan seseorang hanya karena hinaan. Kami adalah masyarakat berbudaya, berpendidikan dan berperikemanusiaan. Dan karena inilah kami percaya: memberi kesempatan orang untuk berubah menjadi lebih baik adalah keagungan."

Menurut Azka yang sudah tinggal di Yogyakarta selama enam tahun ini, gagasan mendukung pembebasan Florence ini karena dia merasa kata maaf seakan sudah hilang dari Yogyakarta.

"Kalau lebaran kita biasa saling memaafkan, lalu kenapa kemudian kita tidak bisa memaafkan?" kata Azka yang juga kesehariannya menjadi designer freelance, Senin (1/9).

Selain itu dia juga menilai kasus Florence ini disebabkan pemerintah tidak tangkas menangani kelangkaan BBM.

"Mulainya soal BBM langka, itu akarnya, bikin masyarakat kalap, akhirnya Florence jadi korban pelampiasan, ditambah UU ITE yang mengerikan, semakin membesarlah kasus ini karena ada peluang jadi tindak pidana," urainya.

Dari pemikiran tersebut dia pun kemudian membuat design dan membuat teks untuk mendukung pembebasan Florence.

"Begitu aja, bikin langsung, nggak sampai 1 jam jadi, langsung minta bantuan teman-teman di BBM untuk sebarkan," ujarnya.

Saat menyebarkan teks dan gambar tersebut, Azka juga sempat mendapat tanggapan yang tidak diharapkannya.

"Ada yang tidak sesuai, ternyata tidak semua sependapat dengan pemikiran saya, tapi nggak apa apa. Itu namanya berbeda-beda tapi tetap satu jua," jelasnya saat ditemui di salah satu warung kopi di daerah Mrican.

Dia pun berharap masyarakat bisa memaafkan Florence dan kasus ini selesai dengan damai.

"Saya sama sekali nggak kenal Florence, saya pun emosi saat Yogya kota yang selalu bikin kangen ini dihina, tapi sudahlah, kita maafkan. Semua orang layak mendapat kesempatan kedua," tandasnya.

http://m.merdeka.com/peristiwa/azka-...nflorence.html


luar biasa