bj.valenciaAvatar border
TS
bj.valencia
MACRO PHOTOGRAPHY-DUNIA KECIL YANG MENAKJUBKAN
Fotografi macro adalah slh satu jenis fotografi yang mengkhususkan pd mengcapture obyek yang kecil menjadi suatu karya yg menakjubkan. Di Indonesia kita mengenal mas Andiyan Luthfi yang karya2nya sudah mendunia, setiap hasil jepretannya membuat kita berdecak kagum. Foto macro bukan hanya soal serangga n hewan2 kecil tapi bisa juga benda mati, namun tentu lebih menarik memfoto serangga&binatang hidup dibanding memfoto obyek mati.
Contoh Macro Benda Mati:



Ane bukan pakar macro gan, tp penyuka macro. Awalnya ketertarikan akan dunia macro photography lebih krn gara2 dilarang bini untuk foto model, wakaka. Tapi ternyata foto macro itu mengasikkan n addictive. Oleh karena itu ane coba menulis beberapa hal (sesuai dg pengalaman ane) soal macro photography. Krn ane pengguna Canon, maka lbh banyak pembahasan saya menggunakan gear merk ini. Mulai saja ya gan.

GEAR/PERALATAN YANG DIPAKAI:

1. Kamera digital
Kamera DSLR apapun bisa digunakan, baik yg fullframe (Canon seri 5D) maupun yg tipe APSC atau APSH (Canon tipe 1D series). Perbedaannya kalau yg tipe APSC maupun APSH jarak ke object tidak bisa sedekat tipe fullframe, tapi kelebihannya tidak memerlukan banyak cropping spt fullframe. Kamera tipe mirrorless pun (Sony Nex, Olympus EPL, dsb) bisa dipakai asal menggunakan lensa yg tepat atau aksesoris macro yg tepat. Untuk kamera poket pun sudah ada yg mempunyai fasilitas macro, tp hasilnya tidak sebagus yang lain, oleh krna itu tidak saya rekomendasikan.
Contoh hasil dengan Sony Nex 5+Raynox

2. Flash (artificial lighting)
Salah satu tantangan pada foto macro adalah BAYANGAN. Karena posisi saat membidik obyek kecil memerlukan jarak yg sangat dekat, maka baik badan maupun gear kita akan menimbulkan bayangan pada obyek terutama jika obyek terletak lebih rendah dari kita, krn itu biasanya diperlukan tambahan cahaya berupa cahaya buatan (artificial lighting) seperti flash/speedlight.

Bbrp macam flash yang digunakan:

- Macro flash light
Flash yang dikhususkan untuk pencahayaan foto macro. Untukmacro flash bawaan merk ternama harganya sgt mahal. Oleh karena itu sbg substitusinya bisa digunakan macro ring light yang jauh lebih murah. Biasanya berupa lingkaran yang bisa dikaitkan pada bagian depan lensa sehingga jautuhnya cahaya tidak terhalangi oleh badan maupun gear kita.
Pros: Harga murah mulai 400rban, ringan dan praktis dibawa dan bisa dipasangkan pada lensa bermacam2 ukuran(ada adapter).
Cons: GN (guide number) nya kecil atau dg kata lain, powernya kecil kadang tidak maksimal digunakan pada kondisi tertentu.

- Flash gun/speedlite
Flash biasa pun bisa digunakan utk macro, tapi mesti ditambah dengan diffuser utk melembutkan cahaya. Jika tidak, hasilnya keras karena jarak yang terlalu dekat dg obyek.
Pros: intensitas cukup kuat
Cons: kepala flash (bila menempel pada body) tidak fleksibel arah pancarannya sehingga diperlukan aksesoris tambahan untuk melepaskan flash dari body seperti kabel, trigger receiver, dsb (maaf tidak saya jelaskan disini krn akan panjang sekali).
- Flash internal
Biasa disebut pop up flash, adlh flash yang melekat pada body kamera (non professional).
Pros: praktis, karena tidak usah membawa tambahan flash lagi.
Cons: powernya kecil, arah cahayanya tidak bisa diatur, mesti menggunakan diffuser.

3. Lensa & Aksesoris Macro


- Lensa macro
Untuk ini tentu yang diperlukan adalah lensa Macro. Lensa Macro yang pernah saya gunakan adlh Tamron 90mm/F2.8, harga relatif murah , bekasnya tidak sampai 3jt rupiah. Kelebihan: cukup tajam, harga miring dan kekurangan: AF (auto focus) nya berisik sekali dan lemah di kondisi lowlight, warna rada kekuningan.
Lensa kedua saya adalah Canon EF 100mm/F2.8 IS L series, lensa ini lumayan mahal, sekitar 7-8 jutaan. Tapi menurut saya lensa ini sangat baik sekali. Selain tajam, AFnya cepat dan silent.
Semua lensa tadi bisa digunakan untuk foto non macro juga. Selain lensa-lensa tadi masih banyak lensa2 lainnya juga. Tapi sekali lagi, ane hanya mereview lensa yang pernah ane pakai saja.
Contoh hasil Tamron 90mm/F2.8
1st Macro ane:


- Lensa non macro + aksesoris macro
Lensa yang dianjurkan adalah lensa ukuran 50mm, serta lensa standard zoom ukuran 18-55 / 17-50mm. Lensa-lensa ini tentunya tidak bisa digunakan sendiri, harus ada tambahan aksesoris macro seperti berikut ini:

a. Macro Extention Tube (manual)
MET manual adlh serangkaian tabung tanpa elemen optik yang bisa dilepas sambung, fungsinya utk dipasangkan antara lensa dg body, gunanya untuk mengubah titik fokus lensa sehingga bisa lebih mendekat ke obyek. Biasanya tabung ini terdiri dari 3 bagian dengan ukuran yg berbeda-beda, semakin banyak yang dipasang, jarak titik fokus ke obyek semakin dekat.
Pros: harga murah, kurang lebih hanya 100rb an.
Cons: pemfokusan dan setingan kamera harus dilakukan secara manual, dan untuk menemukan titik fokus sangat susah.

b. Macro extention tube with A/F
Sama dengan MET manual, bedanya kamera masih bisa membaca informasi dari lensa, sehingga auto focus masih jalan.
Pros: AF masih bisa jalan, sangat membantu dalam mencari titik fokus.
Cons: harga relatif mahal, untuk merk Kenko harga baru sekitar 1,4-1,5jt .

c. Close up filter
Close up filter adalah filter yang dipasangkan pada ulir lensa, bekerja layaknya kaca pembesar, membuat jarak fokus ke obyek menjadi lebih dekat. Biasanya terdiri dari ukuran yang berbeda2, ditandai dengan ukuran sbb: +2, +4, +8, +10 semakin besar angkanya semakin dekat fokus ke obyek.
Pros: AF camera tetap jalan, ada close up filter yang murmer harga 1 biji tdk sampai 100rb,
Cons: untuk close up filter yang murmer, biasanya kualitas hasil gambarnya tidak bisa tajam karena kualitas optiknya kurang baik.

d. Raynox Macroscopic lens
Filter Raynox bekerja hampir sama dengan close up filter, tapi bentuknya sdkt berbeda. Raynox punya jepitan yg bisa digunakan untuk ukuran lensa dari 49mm-67mm. Ada tipe DCR-150 n DCR-250, bedanya ke pembesaran obyeknya saja, lebih besar yg tipe 250.
Pros: AF kamera tetap jalan, bisa dilepas pasang dengan mudah karena ada penjepit, bisa digunakan untuk beragam ukuran lensa kamera, hasil cukup mumpuni.
Cons: harga relatif mahal, sekitar 600-700rb an.

e. Macro reverse ring
Fungsinya sebagai adapter antara kamera dan lensa, membuat lensa bisa dipasang terbalik di body kamera sehingga lensa biasa berubah fungsi menjadi lensa macro.
Pros: harga murah sekali, di bawah 100 rb
Cons: AF kamera tidak bekerja, mesti menggunakan setingan dan pemfokusan manual, mencari titik fokus menjadi tantangan tersendiri.

f. Macro bellows
Alat yang jarang ditemui, fungsinya hampir sama dengan MET hanya bentuknya saja yang berbeda, menyerupai bentuk akordeon.
Pros: ukuran pemfokusan bisa sangat akurat karena ada tombol pemutar ubahan jarak fokus yang bisa disetel hingga per milimeter.
Cons: AF tidak jalan, tidak praktis dibawa handheld karena bentuknya yang besar.

Rekomendasi saya: filter Raynox DCR 250 dan MET dengan A/F.


4. Tripod
Selain bayangan, tantangan foto macro lainnya adalah fokusing obyek yang sangat kecil rentan sekali terhadap camera shaking. Kamera kita bergerak sedikit saja, obyek menjadi kabur dan tidak tajam. Oleh karena itu diperlukan tambahan tripod untuk memastikan tidak adanya camera shaking.
Pros: fokusing menjadi lebih akurat karena tidak adanya camera shaking.
Cons: tidak praktis utk obyek yg aktif bergerak, lebih praktis kamera dihandheld saja.

5. Bean bag (bantalan)
Terkadang saat hunting mengharuskan kita sejajar dg tanah khususnya utk obyek yg terletak di bawah, untuk mengurangi camera/hand shaking siku kita harus menempel pada tanah. Bantalan mengurangi sakit pada siku.

6. Outfit/pakaian hunting
Karena memfoto serangga itu identik dengan masuk ke semak2 dan pepohonan, saya menganjurkan idealnya agan sekalian memakai perlengkapan yg saya sebutkan. Karena kita tidak pernah tahu ada apa di dalam semak2 yang akan kita masuki dan kita hadapi: gigitan serangga/nyamuk (ane pernah masuk RS gara2 DB habis 6 juta gan...nyesek abis), gatal akibat getah pohon,ular? dsb. Berikut seragam wajibnya:
- Jaket/jumper: melindungi tubuh atas
- Topi/capucon: melindungi kepala
- Celana panjang: melindungi tubuh bawah
- Sarung tangan: melindungi tangan
- Sepatu: melindungi kaki
- Botol minum+air minum: supaya tidak dehidrasi (pengalaman pribadi juga, kepala pusing n mata berkunang2 gara2 panas matahari dan dehidrasi gan)

Gigitan nyamuk(pdhl sdh pakai sarung tangan):


SETINGAN KAMERA
Saya anggap agan yang membaca ini sedikit banyak sudah mengerti mengenai 3 hal ini: ISO, F/diafragma dan shutter speed jadi saya tdk akan menjelaskan secara detail mengenai hal trsebut.
- SHUTTER SPEED
Gunakan shutter speed paling tidak 1/100 ke atas utk memastikan tidak terjadinya camera shake/hand shake.
- Diafragma/F/bukaan kamera
Untuk memastikan detail terjaga dengan baik, gunakan F minimal 7.1 ke atas. Bahkan ada sebagian yang berpendapat gunakan F di atas 10 supaya ketajaman merata. Ane biasa menggunakan F.8 . Tapi tergantung efek yang agan inginkan juga.
- ISO
Sesuaikan Iso dengan shutter speed dan bukaan lensa yang diinginkan, semakin tinggi nilai ISO (400 ke atas) biasanya menghasilkan noise (bintik2 pada gambar) yg cukup banyak. Tapi hal ini tergantung dari kemampuan kamera agan juga. Bagi saya mending noise daripada hasil jepretan tdk tajam. Saya malah biasa menggunakan ISO 800 untuk memastikan speed terjaga.

- SPOT METERING
Karena obyek sangat kecil gunakan mode metering spot yang mengukur bagian yang sangat kecil pada layar supaya hasil pengukuran nya akurat.

- CONTINUOUS SHOT
Gunakan mode shooting continuous agar saat terjadi camera/hand shake maupun adanya pergerakan obyek, kamera akan mengcapture beberapa frame yang nantinya dapat dipilih hasil terbaik.

NOTE: setingan lainnya tidak ane jelaskan disini, begitu juga dengan setingan lighting karena akan panjang sekali gan , tapi kl mau ada yang nanya bisa comment aja langsung ya.

KOMPOSISI & BACKGROUND

- Komposisi Rule of third
Sebenarnya banyak cara komposisi foto namun akan ane terangkan yang termudah n paling banyak digunakan yaitu rule of third. Dlm komposisi ini layar seakan akan dibagi menjadi 9 bidang sama besar dg garis yang tidak terlihat. Perpotongan antara garis horisontal dan vertikal tadi kita gunakan untuk menempatkan obyek utama kita sehingga secara keseluruhan gambar nyaman dinikmati oleh mata kita.
- Background natural vs buatan
Untuk foto macro diusahakan agar backgroundnya “bersih” supaya obyek utama terlihat menonjol. Jika terlalu ramai, obyek tenggelam oleh ramainya BG. Background bisa merupakan BG natural, artinya apa yang benar2 ada di lokasi atau bisa berupa BG buatan, biasanya untuk foto macro digunakan kertas berwarna yang disesuaikan dengan lokasi supaya terlihat tetap natural. Biasanya kertas berwarna hijau atau biru yang diletakkan secara sengaja di belakang obyek utama.

BEBERAPA JENIS MACRO (MENURUT SAYA)

- Natural vs Staging
Yang dimaksud natural disini adalah mengcapture obyek apa adanya baik dari segi lighting maupun lokasi. Namun ada pula yang “mengatur” supaya hasil foto lebih bagus dengan cara memindahkan obyek, mengubah background, menyemprotkan air, dsb. Begitu juga dengan lighting, ada penyuka natural lighting, dimana memfoto obyek hanya menggunakan pencahayaan dr matahari. Bagaimana hasilnya dibanding yang menggunakan artificial lighting? Menurut saya hasil natural lighting terlihat lebih berdimensi jika menggunakan cara yang tepat.
Apakah staging/pengaturan foto haram? Tidak gan selama hasilnya tampak natural menurut saya sah-sah saja.
Contoh Hasil Natural:








Contoh Staging&Artificial Light:









- Extreme Macro
Extreme Macro adalah memfoto obyek dan memfokuskan pada bagian tertentu pada obyek, biasanya mata dan kepala serangga. Teknik yang digunakan biasanya adalah focus stacking yaitu memfoto obyek dg memindahkan titik fokus ke sekitar obyek, hasil dari beberapa foto ini kemudian digabungkan menjadi satu dengan menggunakan software tertentu(photoshop bisa) pada bagian2 yang tajamnya saja, sehingga hasil keseluruhan tajam abis. Teknik ini agak susah karena obyek mesti diam total, biasanya obyek yang digunakan adalah serangga yang sudah mati, mungkin untuk yang ahli bisa dengan serangga yang masih hidup.
Teknik lainnya yang lebih mudah adalah menggabungkan lensa macro dengan filter Raynox, hasilnya pembesaran obyek menjadi lebih besar tapi DOF (depth of field/ ruang ketajaman) menjadi sempit oleh karena itu gunakan F 16 ke atas supaya ketajaman merata.
Contoh hasil lensa macro saja:

Contoh hasil lensa macro + Raynox DCR 250

Contoh Extreme Macro:


- Freezing
Teknik yang digunakan untuk menghentikan pergerakan obyek sehingga seolah2 obyek membeku. Gunakan speed yang cukup tinggi dan juga mode continuous shooting serta mode fokus AI SERVO untuk “mengejar” pergerakan obyek yang dinamis. Teknik ini cukup menghabiskan shutter count kamera.





EDITING
Biasanya saya menggunakan Photoshop CS5 atau CS6, biasanya tool yang saya pakai:
-Cropping,
-Memainkan Saturasi warna
-Mempertajam foto dengan sharpness tool
-Mengaburkan BG dengan blur tool
-Dodging, burning
-Masking
-Pakai Color Effect Pro dari Nix software

TIPS UNTUK AGAN :
1. Yang penting tajam dulu.
Tips pertama ane: yang penting tajam dulu gan...soalnya menghentikan hand shake atau camera shake butuh latihan tersendiri, dan mencari titik fokus juga susah beda dengan memfoto obyek yang jauh lebih besar.Oleh karena itu skill agan harus dilatih dan setingan kameranya harus tepat. Posisi untuk memfoto obyek macro diharuskan tegak lurus dengan obyek supaya ketajaman obyek benar-benar merata.
2. Maen komposisi dan lighting
Setelah berhasil mendapatkan obyek yang tajam, berlatihlah membuat komposisi yang baik dengan lighting yang memukau. Untuk yang mau hasil fotonya lebih berdimensi dan “hidup” cobalah gunakan teknik backlighting dibanding pencahayaan biasa. Hati-hati karena arah cahaya yang salah dari teknik backlighting akan menghasilkan obyek siluet.


3. Mencari moment
Setelah itu baru cari moment gan, obyek yang sedang makan, kimpoy, buang air, dsb akan membuat hasil foto agan lebih bercerita.








4. Lokasi
Coba lokasi di dekat rumah agan terlebih dahulu sebelum hunting lokasi baru, biasanya banyak obyek2 menarik yg tidak kita sadari. Ane aja hunting Cuma di deket rumah saja bisa dapat banyak obyek menarik.
5. Waktu
Biasakan hunting pagi hari saat matahari mulai bersinar sampai max jam 8 /9 atau sore hari sebelum matahari terbenam. Selain karena cahaya matahari yg lebih lembut n belum keras intensitasnya, biasanya di pagi dan sore hari banyak serangga yg belum agresif sehingga lebih mudah di foto.
6. Sabar
Sabar gan, belum tentu berangkat hunting bisa berhasil,kadang pulang dengan tangan kosong selama berhari2 bisa terjadi, karena itu kuncinya sabar n mengenal lokasi gan.

Foto2 macro di trit ini semuanya karya ane gan, kl mau lihat lagi bisa cek di gallery ane di fotografer.net di link: http://www.fotografer.net/personal/i....php?id=349504

Untuk fotografer luar negeri yang saya kagum karyanya ini gan: Thomas Shahan, ciamik karya2nya, cekidot: http://thomasshahan.com/#photos

Untuk karya fotografer Indo yang extreme (menggunakan microscopic lens)dan menakjubkan ini gan : Vincent BD Sinaga, cekidot: http://www.fotografer.net/personal/i....php?id=382506

Mudah2an penjelasan ane soal Macro tdk kepanjangan n gampang dimengerti gan.Kl ada yang mau nanya2 silakan tulis di comment ya.
Diubah oleh bj.valencia 15-07-2014 00:27
0
20.7K
65
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan