Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

baddreamerAvatar border
TS
baddreamer
Pilpres 2014, Antara pemecah Rakyat dan Pesta Demokrasi
Halo-halo. Salam Kenal...

Setelah diputuskan, akhirnya buat Blog dengan alamat yang baru. Blog yang lama di hapus. Emang sih, tariffic nya nggak tinggi. Tapi, ya gitu deh...

Nah kembali ke topik. Baru aja tanggal 21 Agustus 2014 yang lalu, Mahkamah Konstitusi (MK) - memutuskan menolak gugatan yang diajukan pasangan calon presiden nomor urut 1 Prabowo dan Hatta (Sumber) untuk sengketa Pemilu Presiden (Pilpres) 2014. Terlepas dari putusan MK atas sengketa ini, aku ngeliat dari sudut pandang pemilih yang ikut serta dalam memberikan suara pada Pilpres 2014.

Penyelenggaraan Pilpres 2014 ini menurut-ku, udah banyak buat masyarakat Indonesia itu terkotak-kotak. Kenapa? beberapa individu masyarakat Indonesia terlalu fanatik dalam mendukung pasangan calon presiden yang ikut bertarung dalam Pilpres 2014 ini.

Di beberapa media sosial, banyak netizen mempromosikan salah satu pasangan calon presiden dengan pelbagai cara agar bisa mempengaruhi suara dalam pilpes nantinya. Tapi sungguh disayangkan, pelbagai cara yang dilakukan itu banyak yang menurut-ku salah. Dimana kesalahan itu adalah selain menonjolkan salah satu pasangan calon, netizen yang menjagokan salah satu pasangan calon tersebut juga menjelekkan pasangan calon yang lain. Kesalahan tersebut bukan hanya berhenti disitu saja, netizen tersebut bahkan dapat dianggap men"dewa"kan calon yang diusungnya dan menganggap pemilih yang menjagokan pasangan lain itu "sesat".

Netizen ini, bahkan membela mati-matian bahwa pasangan calon yang dijagokannya itu merupakan pilihan yang terbaik. Terbaik menurut netizen ini bisa diartikan bahwa, pasangan calon yang dijagokan itu tidak pernah salah. Kesalahan yang ditunjukkan oleh orang lain itu langsung "dipatahkan" dengan "itu fitnah", selain itu juga netizen ini juga bisa menghina pasangan calon yang lain tanpa dengan alasan yang jelas atau tanpa sumber yang belum tentu dipercaya.

Sebelum aku lanjutkan, perlu dicatat bahwa aku tidak menyudutkan satu pihak netizen saja. Aku menulis ini, berlaku kepada seluruh netizen yang men"dewa"kan salah satu pasangan bukan kepada seluruh masyarakat.

Hal-hal seperti ini yang aku maksud Pilpres kali ini mengkotak-kotakkan masyarakat. Akibat terlalu men"dewa"kan salah satu pasangan calon, para netizen dapat saling serang secara verbal, bahkan saling menghina satu sama lain hanya untuk membela pasangan calon yang didukung. Aku sebenarnya nggak menyalahkan individu-individu yang membela salah satu pasangan tersebut, hanya caranya jangan sampai mengganggu satu sama lain, dukunglah secara wajar tanpa menjelekkan yang lain apalagi sampai menghina.

Pesta Demokrasi, kenapa aku sebut Pesta Demokrasi karena, antusias yang begitu tinggi di masyarakat hingga ada yang men"dewa"kan salah satu pasangan calon tersebut dan saling serang dan bertahan. Hal ini lah yang menyebabkan bahwa Pesta Demokrasi itu ada. Masyarakat masih perduli dengan keadaan bangsa ini melalui Pilpres 2014. Dan kenyataan yang perlu dipahami adalah bagaimana masyarakat dapat memahami secara dewasa. Yang kalah menerima kekalahan dengan ikhlas dan yang menang harus bersikap layaknya pemenang dimana pemenang harus mengayomi yang kalah dan kembali merangkul pihak yang kalah. Melalui Pesta Demokrasi ini, masyarakat harus menyadari bahwa Pilpres 2014 ini begitu penting untuk menentukan arah jalannya Indonesia ini bukan malah menetukan arah jalan hidup secara pribadi.

Terakhir, setelah Pilpres 2014 ini usai dan presiden terpilh sudah dilantik, apakah Sila Ke-3 dari Pancasila akan berlaku? Tidak ada satu manusia pun yang dapat memastikannya, hanya jangan pernah hilang harapan, itu.

SUMUR SENDIRI
0
903
6
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan