Quote:
JAKARTA—Internet memainkan peran besar bagi kaum muda Indonesia. Mereka menuntut akses lebih cepat dan lebih baik ke ranah maya. Desakan tersebut menjadi salah satu tantangan pemerintahan mendatang.
Studi terbaru terhadap kelompok usia 18-30 tahun yang digelar oleh Ooredoo, induk perusahaan Indosat yang berkantor pusat di Qatar, berfokus pada sikap dan aspirasi kaum muda terhadap wacana digital.
Hasil survei menunjukkan bahwa kelompok umur tersebut menginginkan koneksi Internet lebih luas dan canggih. Sekitar 91% dari responden berkata tak banyak menghabiskan banyak waktu di ranah daring akibat konektivitas bermasalah. Di daerah, tempat tinggal sepertiga dari 1.400 responden, 60% dari mereka mengungkapkan buruknya jaringan Internet. Sementara itu, 82% di antara mereka dibuat pening oleh lambannya kecepatan akses.
More In teknologi
Kecepatan rata-rata koneksi Internet di Indonesia, sekitar 2,4 megabit per detik, dianggap sebagai salah satu yang terlambat di Asia Tenggara, demikian laporan penyedia layanan awan Akamai berjudul “State of the Internet.” Kecepatan koneksi mobile pada kuartal keempat bahkan lebih rendah, sekitar 2,0 Mbps. Kecepatan terendah tercatat di India (1,3 Mbps) dan yang tertinggi Jepang (5,7 Mbps).
Kajian Ooredoo memiliki keterbatasan karena hanya dilakukan di Internet. Karena itu, hasil kajian menjadi tolok ukur terhadap pandangan terkini pengguna Internet, bukan cerminan atas penggunaan Internet secara keseluruhan.
Namun demikian, laporan itu menyoroti sejumlah tantangan pemerintahan mendatang demi memenuhi tujuan yang berkaitan dengan teknologi dan ekonomi para pengguna berusia di bawah usia 30 tahun.
Layaknya kebanyakan negara, ganjalan terbesar konektivitas adalah infrastruktur mendasar.
Sekitar empat dari 10 orang masih belum mendapatkan sinyal mobile meyakinkan di tengah banyaknya warga yang menggunakan smartphone untuk berselancar di Internet. Di daerah, kawasan yang penduduknya tak banyak memakai smartphone, lemahnya koneksi Internet melahirkan masalah serupa.
Kekecewaan meluas ke pasar tenaga kerja, tulis Ooredoo. Sekitar 36% responden mengatakan tak bekerja sesuai dengan harapannya. Namun, hampir seluruhnya berharap dapat meningkatkan pengetahuan dan kecakapan kerja secara daring.
“Tantangan yang kami hadapi adalah membantu kaum muda Indonesia untuk beralih memanfaatkan Internet sebagai sarana mendapatkan penghasilan, bertransaksi, atau mendirikan usaha,”demikian pernyataan Ooredoo Group lewat email.
Lebih dari 90% responden mengatakan Internet telah mendorong mereka untuk menjadi wirausahawan dan 83% berniat, atau telah menjalankan, bisnis daring. Menurut blogger urusan teknologi, Aulia Masna, faktor tersebut bukan jaminan kesuksesan. Menurutnya, banyak usaha di Internet yang bangkrut karena kurang sanggup mengurus pembiayaan. Namun, ada indikasi bahwa kaum muda memandang Internet sebagai tempat belajar dan berinovasi.
Artinya, teknologi dan telekomunikasi harus menjadi fokus upaya pemerintah untuk meningkatkan pertumbuhan, mendongkrak perekonomian, dan memperbaiki konektivitas di seluruh provinsi.
sumur
=======================================================
Korea Menjadi negara Maju tingkat kreatifias nya Berbanding Lurus Kecepatan Teknologi Internetnya.
Jepang Maju Juga menggunakan Teknologi Internet dalam menggerakkan Sektor usaha liat aja liputan channel*****, pasti menggunakan teknologi internet dalam menjalankan berbagai hal di dalam roda bisnisnya.
Amerika menawarkan BW Berukuran Tera dengan harga yang super duper murah Sementara di kita Kuota hitungan masih skala giga, itu juga di Promoin gede2an.
Developer Gamer Di Negara Maju US dan Europe sudah berpikir maju dalam ngebikin gamenya dimana para End User bisa menggunakan gamenya bisa dimana dia ngegame game favoritna untuk diperjualbelikan, Banyak contoh mereka yang bermain di Steam ngga hanya mereka itu menjadi gamer tapi juga menjadi seller, salah 1 contoh:
Seorang Teenager dari Australia yg maniak ngegame bisa jadi jutawan karena dia juga bisnis macem2 gift dari Steam.
Sementara di kita