CARUT MARUTNYA IMPELMENTASI KURIKULUM 2013 T.P 2014/2015
Sebelum Lebih Jauh Lagi jangan Lupa
lalu klik emot dibawah untuk cek No Repost
/:repost/
Quote:
INTERMEZO DULU
Apakah yang agan rasakan dalam Penerapan Implementasi kurikulum 2013 untuk tahun pelajaran 2014/2015 ???
Pasti perasaannya campur aduk ga jelas. Agar tidak timbul pertanyaan-pertanyaan dan prasangka-prasangka yang akan menambah keruetan. nah untuk itu ada baiknya kalau kita menyimak thread ane yang satu ini
Yuk kita langsung ke TKP
Quote:
Masalah Dalam Implementasi Kurikulum 2013 (di Tahun Ajaran 2014/2015)
Quote:
Quote:
Quote:
Quote:
Quote:
Quote:
Quote:
Quote:
Harris Iskandar sebagai Direktur Pembinaan SMA Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) mengatakan, kementeriannya saat ini sedang frustasi. Frustasi tersebut dikarenakan carut marutnya persiapan implementasi Kurikulum 2013. "Bahkan sampai Menterinya (Mendikbud Mohamamd Nuh, red) kurang tidur," katanya.
Tahun ajaran baru dimulai sejak 14 Juli lalu, Namun buku-buku kurikulum baru belum sampai disekolah-sekolah.Kemendikbud tidak bisa disalahkan, untuk masalah peredaraan buku itu,
Kelemahan persiapan implementasi kurikulum baru yang paling parah ada di sektor pengadaan buku. Kata Harris. Kemendikbud sudah menyiapkan sistem yang bagus. Yaitu masing-masing kepala sekolah sasaran kurikulum baru langsung memesan buku ke LKPP (Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah).
Harris mengatakan rata-rata buku kurikulum baru per mata pelajaran hanya di kisaran Rp 10 ribu. Harga buku kurikulum baru buatan Kemendikbud rata-rata hanya Rp 50 per lembar. Harga ini jauh lebih murah ketimbang buku fotokopian yang rata-rata Rp 100 per lembar.
Harris juga menjelaskan bahwa total kapasitas buku yang bakal didistribusikan adalah 240 juta eksemplar. Dengan Rincian
1. 123 juta eksemplar untuk jenjang SD,
2. 60 juta eksemplar untuk SMP,
3. 57 juta untuk SMA dan SMK.
Untuk SMA dan SMK, buku yang tercetak sudah 60 persen. Sedangkan yang sudah terdistribusi masih 20 persen.
Dalam menyikapi hal ini Kemendikbud segera menginvestigasi kenapa banyak sekolah yang belum memesan buku. Muncul dugaan, sekolah tidak memesan buku terbitan Kemendikbud ini karena hanya akan mendapatkan "capek" saja. Berbeda dengan memesan buku di penerbitan umum, kepala sekolah atau guru bisa mendapatkan komisi.
Dalam menyikapi Kekurangan modal yang dialami percetakan Mendikbud Mohammad Nuh sedang mencoba mencari bank yang bisa menyalurkan pinjaman pendanaan kepada percetakan. Solusi yang bisa dipakai juga dengan mencari percetakan lain untuk memecah kewajiban di percetakan yang memenangkan tender pengadaan buku kurikulum baru.
Kalo suka timpuk ane
Klik cendol untuk memberi TS cendol
Jangan lupa
TS sangat menolak
Quote:
THREAD INI DIDUKUNG OLEH Klik Banner Untuk Mampir Ke Markas Kami