Sebelum saya masuk lebih lanjut, saya berikan cuplikan video yg menjadi dasar pendapat saya, ini adalah cuplikan kesaksian Novela saat diwawancara oleh para hakim MK:


Dua hari ini Novela Nawipa menjadi terkenal, walau mungkin terkenal dalam hal yg kurang mengenakkan, yaitubkarena kesaksiannya yg dianggap kurang jujur, karena terbuka fakta bahwa dia adalah caleg dari Partai asal salah seorang capres.

Tentu BUKAN HAL ILEGAL untuk mengajukan saksi dari kader partai, apalagi melihat bahwa beliau adalah caleg, tentu diharapkan beliau ini bisa memberi kesaksian yg dekat dgn sudut pandang masyarakat di sana.

Lalu demi kepentingan argumentasi MARI KITA ANGGAP NOVELA BERKATA JUJUR SEJUJUR-JUJURNYA DALAM KESAKSIAN BELIAU.

Saya melihat ada beberapa inkonsistensi antara kesaksian dan statement beliau bahwa ada pembodohan masyarakat Papua.
Perlu dicatat, saya sendiri walau menghargai sistem Noken, say melihat bahwa siostem itu TIDAK SEJALAN DENGAN PROSES DEMOKRASI INDONESIA! (namun itu adalah pembahasan di thread lain)

Sebagai seorang CALEG, harus nya tahu bagaimana proses pemilu di daerah dia itu seperti apa!

Hal aneh yg saya lihat adalah ketika dia tidak melihat ada kegiatan pemilu di kampung dia, DIA DIAM SAJA! TIDAK ADA DISKUSI DENGAN WARGA LAIN! (ini kesaksia dia sendiri)
Seorang caleg, ketika dia tidak melihat proses yg seharusnya sedang berjalan, kok bukan nya berusaha mencari tahu, tapi malah diam?

Lalu keanehan berikutnya, DIA MELIHAT ADA KEGIATAN PEMILU HANYA 300M DARI KAMPUNGNYA! 300M! (Sekali lagi, ini dari kesaksian dia sendiri!)
Dan dia tidak ada usaha untuk menarik warga untuk ikut proses pemilu di TPS yg hanya jarak 300m? Sekali lagi, ini seorang caleg lho!

Sekarang dia berkata ada pembodohan warga Papua, tapi ternyata pada hari yg menentukan, DIA TIDAK ADA AKSI SAMA SEKALI utk mengajak partisipasi warga dalam proses pemilu YG HANYA 300M dari kampungnya!

Bagaimana pendapat agan-agan yg lain?
Mungkin dari kubu seberang ada yg melihat saya salah menginterpretasikan? Silakan diberi masukan di mana salah interpretasi itu.