buttbangerboyAvatar border
TS
buttbangerboy
Dari Proses Pemilu-KPU-MK : IndoProgress Ucapkan Terimakasih pada Prabowo Subianto
Quote:



http://indoprogress.com/2014/08/mera...lahan-prabowo/

Merawat Selera Humor Setelah Kekalahan Prabowo
10 August 2014
Windu W. Jusuf dan Manan Rasudi
Oase

hendro
TANTOWI YAHYA sedikitnya punya dua cela seumur hidupnya: pertama, ketika ia menyanyikan lagu-lagu country dengan luar biasa buruknya; kedua, ketika ia banting setir jadi juru bicara Prabowo-Hatta dan mengeluh tuannya itu dihabisi di media sosial.

‘Baru lima menit Prabowo mengeluarkan statement, dia langsung jadi karikatur,’ demikian Tantowi menggerutu.

Pernyataan Tantowi membuktikan apa yang disebut-sebut sebagai trilema pendukung prabowo: 1) Jujur; 2) Intelek; 3) Mendukung Prabowo. Ingat, karena ini trilema, Anda hanya bisa pilih dua dari tigapilihan.

Tapi mungkin kata ‘meme’ tidak pernah mampir di kepala Tantowi, sampai-sampai ketika jumlahnya tidak bisa dibendung lagi, dia mulai berfantasi bahwa meme-meme ini dibikin secara TSM (Terstruktur, Sistematis, Masif—kami tidak tahu persis apakah dia sungguh-sungguh paham tiga istilah ini). Tapi bolehlah kita berbaik sangka pada Bung Tantowi. Mungkin, dia tak pernah punya kawan yang sengaja menonton debat presiden lewat TV-tuner, sehingga – misalnya – ketika kubu lawan mengucapkan ‘Kalpataru’, ia segera menekan tombol prntscr di laptopnya. Kurang dalam waktu lima menit, si pengucap Kalpataru sudah jadi bahan guyonan.

Dia lupa, jutaan orang memang menertawakan majikannya itu. Dan harus diakui, salah satu kerja kreatif paling vital yang dilakukan relawan, terdaftar atau tidak, adalah membikin meme.

Ada seorang kawan yang membuat analogi menarik antara relawan dan Pesindo (Pemuda Sosialis Indonesia) beserta laskar-laskar revolusioner yang tumbuh selama periode Revolusi Fisik.

Pesindo beranggotakan 25 ribu orang, militan, buta huruf, tapi bersenjata berat—misalnya mitrailleur, senapan mesin yang moncongnya sebesar lensa kamera Ani Yudhoyono. Tingkah lakunya kadang keterlaluan, untuk tidak mengatakannya kebablasan, serba grasa-grusu, slengean, dan tidak karu-karuan kerjanya.

Jumlah relawan kurang lebih 750 ribu orang, militan, sebagian besar awalnya tidak paham/peduli politik, bersenjata laptop dan telepon pintar. Khususnya yang tinggal di kota dan sehari-hari bekerja dengan media sosial, tingkah lakunya kadang keterlaluan, untuk tidak mengatakannya kurang ajar di mata lawan. Menghabisi karir tukang plintir macam Nanik S. Deyang, menguak reputasi lawan di masa lalu lewat dokumen dan berita, dan yang mendasar dari semua itu: menyulap lawan jadi lelucon. Prinsipnya: ‘Jangan jadikan mereka ancaman; buatlah mereka tidak relevan.’

Coba Anda saksikan betapa kurang ajar sekaligus elegannya meme-meme itu; betapa mereka berperan besar, dengan segala kekurangajarannya, membikin surut nyali kubu sebelah. Tidak diketahui ada berapa ratus ribu—mungkin saja jutaan—meme anti-Prabowo yang dihasilkan. Hasilnya, Prabowo-Hatta, yang kukuh memegang prinsip Machiavelian ‘lebih baik ditakuti daripada dicintai’, citranya hancur tidak karuan. Walhasil, Bung Prabs yang sempat jumawa bakal jadi Macan Asia harus puas jadi kucing asia saja.

Baiklah, kali ini kami agak serius.

Kalau mau dirunut, keisengan membikin meme berdasar muka elit politik bukan barang yang baru. Jauh, sebelum pemilu dimulai, para digital combatant ini sudah punya objek meme favorit. Adalah SBY – baiklah, kita sering lupa bahwa dia masih presiden kita – yang kerap menyumbang materi kasar meme di Indoneia. Muka Beliau sampai saat ini sudah dipermak menjagi pelbagai ekspresi – dari duckface hingga facepalm. Walhasil, walau beliau gagal menghibur dengan lagu pop melayu kacrutnya itu, ia tetap bisa membuat kami menyunggingkan senyum jika hadir dalam bentuk meme.

Namun, SBY – yang kini tercatat sebagai musisi indie tulen dengan lima album solo – juga harus legowo. Tepat sebelum pemilu dimulai, beliau harus rela melewati 15 menit kepopulerannya sebagai bintang meme. Perkaranya, kali ini ada prabowo yang lebih all-round sebagai bahan meme.

Sejak awal, Prabowo sudah jadi bahan yang empuk untuk dibikin guyon. Banyak sekali entry point untuk mencandainya, mulai dari dipecat, rumor dikebiri, slogan macan asia, kuda 3 milyar, seragam paskib yang dipadukan dengan keris, dan sebagainya—kami terlalu mawas diri untuk tidak menyebut jomblo karena, bung dan nona, single-person culture itu sudah kami buktikan betul-betul menyakitkan adanya.

Namun, jomblo atau tidak, Prabowo nyatanya memang inspiratif. Tanpa dia – lengkap dengan pencitraan dan blunder yang dibikinnya – hidup kita tak penuh tawa dua atau beberapa bulan yang lalu. Maka, menurut kami, kalau Anda mencari siapa orang paling inspiratif tahun 2014, jawabannya adalah Prabowo, bukan Anies Bawesdan. Ingat, Anies cuma bisa bikin #IndonesiaMengajar, Prabowo bisa bikin #IndonesiaMengakak.


Malah, saking inspiratifnya, pendukung prabowo juga ikut jadi bullyable. Paska pilpres toh kita masih terhibur oleh berbagai lelucon Kubu Koalisi Merah Putih. Lihat saja, hari-hari ini, kita masih bisa terbahak di depan kasus ‘Roro Jongrang’ atau ‘Prabowo Titisan Allah’.

Sayangnya, di saat kita sibuk dengan lawakan sisa piplres ini, kita mulai lupa bahwa lama-lama mengejek Prabowo bukan lagi sesuatu yang keren. Lagipula, terlalu lama mencemooh Bung Prabs akan menumpulkan kecerdasan si pencemooh.

Kehilangan muse di saat ini adalah preseden buruk, terutama ketika Jokowi dikelilingi para bajingan yang sudah saatnya mulai di-bully. Maka wajib hukumnya untuk menjaga selera humor kita. Namun, kali ini kita harus mengganti sasaran tembak. Urgensi mengganti objek meme ini makin nyata ketika muncul berita A.M. Hendropriyono didapuk jadi penasehat tim transisi Jokowi – JK.

Sayangnya, tidak mudah mencari celah untuk mencari apa yang lucu dari A.M. Hendropriyono. Layaknya seorang intelijen tulen — Doktor Intelijen! — dia jeli untuk tidak membuat blunder-blunder yang keterlaluan. Namun, toh tak usah berkecil hati, sejatinya meme toh tak harus berangkat dari blunder di ranah real politik. Belajar dari kasus SBY, memenya justru kerap muncul dari kegagalan beliau mengontrol kegiatan kenegaraan sehari-harinya.

Syahdan, langkah yang bisa kita ambil sekarang adalah membiasakan diri mengganti visual Prabowo dengan Hendropriyono dalam meme-meme yang bahkan cuma bicara tentang narasi kecil hidup kita seperti kesepian di malam minggu atau kelaparan di akhir bulan. Lantas, meme-meme yang dibuat ditinggikan mutunya dengan menyitir narasi yang lebih luas seperti Kasus Talangsari atau pembunuhan Munir. Tujuanya tetap sama, membuat Hendropriyono dan kawanannya jadi tak relevan sama sekali!

Namun, meme yang model mana pun memang harus segera dibudidayakan. Alasannya ada dua: pertama, jokowi harus disadarkan adanya ancaman gagalnya penuntasan kasus-kasus HAM jika A.M. Hendropriyono jadi begawan yang dimintai pendapat oleh Tim Transisi Jokowi – JK. Kedua, kami butuh hiburan baru. Menertawai Prabowo sudah terlalu mainstream.

Lagipula, kami masih terlalu muda – plus jomblo pula – untuk diazab gara-gara menertawai seorang Titisan Allah!***





emoticon-Ngakakemoticon-Ngakakemoticon-Ngakakemoticon-Ngakakemoticon-Ngakakemoticon-Ngakakemoticon-Ngakak
Nampaknya dibuat oleh kritikus yang ga setuju sama hendropriyono
0
3.1K
12
Thread Digembok
Urutan
Terbaru
Terlama
Thread Digembok
Komunitas Pilihan