pantaicongotAvatar border
TS
pantaicongot
Kuntilanak Melahirkan Di Rumah Bidan Desa
BidanAnne (bukan nama sebenarnya) tengah terlelap dalam tidurnya ketika sayup-sayup pintu rumahnya diketuk seseorang. Setelah membuka mata, jam dinding di kamarnya menunjukkan waktu pukul 00.15 WIB. Sebagai seorang bidan desa, rumahnya didatangi setiap waktu bahkan tengah malam sekalipun sudah menjadi hal yang biasa, karena memang itu bagian dari pengabdian hidupnya sebagai seorang tenaga kesehatan yang harus siap sedia melayani masyarakat desa di mana dia tinggal dan ditugaskan.

Setelah merapikan pakainya, dia bergegas membukakan pintu, dan benar sekali, seoarang wanita muda yang tengah hamil tua telah menantinya di depan pintu, sementara becak pengantar terparkir rapi di depan rumahnya, tidak begitu jelas siapa sang pengayuh becak itu. Baginya yang terpenting adalah pasien yang ada di depannya.

Setelah berbasa-basi sekedarnya, jelaslah bahwa kedatangan wanita muda tidak lain dan tidak bukan untuk meminta pertolongan persalinan jabang bayinya yang sudah waktunya lahir. Sang bidan Anne yang merupakan salah seorang bidan desa di sebuah desa di wilayah Kabupaten Cilacap Jawa Tengah ini dengan dibantu seorang asisten segera menyiapkan segala sesuatunya untuk proses persalinan sang pasien.

Setelah semuanya beres, sang pasien segera berbaring di bed kerja sang bidan, dan dalam waktu yang tidak terlalu lama, akhirnya sang wanita itu melahirnkan seoarang jabang bayi yang sehat dengan berat badan dan panjang tubuh yang ideal sebagaimana layaknya persalinan umumnya.

Proses dari awal hingga akhir persalinan juga tidak ada hal-hal yang aneh, semua berjalan sewajarnya sebagaimana umumnya seorang wanita melahirkan. Satu hal yang sempat menjadi tanda tanya sang bidan dalam hati, bahwa ternyata dalam proses persalinan sang wanita ini sama sekali tidak mengeluarkan darah. Kasus persalinan tanpa pendarahan ini merupakan peristiwa langka dan baru pertama kali dialami oleh sang bidan selama dirinya menangani persalinan.

Selang dua jam setelah persalinan, sang wanita ini tiba-tiba minta ijin pamit pulang kepada sang bidan. Sang bidan tentu melarang dan meminta sang wanita beristirahat sekurang-kurangnya hingga siang hari. Tapi sang wanita tetap memaksa menggendong jabang bayinya, dan anehnya lagi, sang wanita tampak segar bugar tidak seperti layaknya orang yang baru saja melahirkan.

Karena mengaku tidak persiapan datang ke bidan, maka dia belum bisa memberesi biaya persalinan malam itu juga. Sebelum berpamitan, sang wanita meninggalkan Kartu Tanda Penduduk (KTP) miliknya dan berpesan agar masalah biaya persalinan bisa diselesaikan besok siang di rumahnya. Karena memaksa, sang bidan akhirnya membiarkan sang wanita yang diketahui bernama Laras (nama samaran) itu pulang diantar becak yang menunggunya di depan rumah.

Besok harinya, sang bidan mendatangi alamat sebagaimana yang tertera di dalam KTP yang ditinggalkan oleh Laras, dan benar sekali di rumahnya tampak ramai sanak-tetangga tengah sibuk seperrtinya tengah memasak untuk tasyakuran kelahiran anak Laras.

Setelah mengucapkan salam dan dipersilahkan masuk oleh tuan rumah, sang bidan menanyakan apakah benar rumah ini rumah Laras? Sang tuan rumah membenarkannya, dan menanyakan maksud kedatangan sang bidan apa. Tanpa berpikir macam-macam, sang bidan lalu menceritakan bahwa semalam Laras datang ke rumahnya untuk minta bantuan persalinan, namun karena tergesa-gesa dan tidak membawa uang ia meminta sang bidan mengambil biaya persalinannya ke rumah.

Sang tuan rumah yang didampingi beberapa sanak-keluarga sempat terbengong-bengong dan mengira sang bidan tengah bercanda. Sang tuan rumah dengan penuh kesedihan lalu menjelaskan bahwa Laras memang benar tengah hamil tua, namun ia telah meninggal dunia 7 hari yang lalu akibat kecelakaan lalu lintas. Kini giliran sang bidan yang tidak percaya, ia buru-buru mengeluarkan KTP milik Laras yang dititipkan kepadanya dan menunjukkan kepada sang tuan rumah. Lagi-lagi sang tuan rumah membenarkan, bahwa KTP tersebut memang putrinya yang telah meninggal saat kandungannya berumur sekitar 8 bulan.

Sang tuan rumah lalu menjelaskan bahwa hari ini banyak sanak-keluarga yang berkumpul bukan karena akan melakukan upacara tasyakuran atas kelahiran anak Laras, melainkan akan mengadakan upacara selamatan 7 hari meninggalnya Laras. Sebelum kecelakaan itu terjadi, Laras memang sering bercerita ingin sekali malakukan persalinan dengan dibantu bidan Anne. Mendengar penjelasan dari sang tuan rumah, bidan Anne lunglai dan pingsan. Sebagaimana dikisahkan oleh Bidan Siti kepada penulis beberapa hari yang lalu.
Soal kebenaran kisah ini ya wallahu a’laam.. (Banyumas; 03 Agustus 2014)

Abd. Ghofar Al Amin
03 Aug 2014 | 20:28
Diubah oleh pantaicongot 04-08-2014 11:02
tien212700
tien212700 memberi reputasi
1
12.4K
84
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan