Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

yinluckAvatar border
TS
yinluck
ISIS Merupakan Boneka AS dan Israel, Ternyata Ustadz Ba’asyir Tidak Dukung ISIS

'Killing filed' ala ISIS


ISIS Merupakan Boneka AS dan Israel
Minggu, 03 Agustus 2014 , 06:06:00

SEJAK menguasai kota di Iraq, Mosul di Tikrit, sebulan lalu, nama kelompok Islam militan yang dikenal sebagai Negara Islam Iraq dan Syria (Islamic State of Iraq and Syria/ISIS) terus menjadi perbincangan. Taktik brutal ekstrem yang dilakukan kelompok pimpinan ulama Iraq Abu Bakar Al Baghdadi itu mengundang pertanyaan, kepada kekuatan politik mana di Timur Tengah mereka berpihak?

Mantan pegawai Badan Keamanan Nasional (NSA) Amerika Serikat Edward Snowden, Sabtu (2/8) menyatakan bahwa ISIS merupakan organisasi bentukan dari kerja sama intelijen tiga negara. Dikutip dari Global Research, sebuah organisasi riset media independen di Kanada, Snowden mengungkapkan bahwa satuan intelijen dari Inggris, AS, dan Mossad Israel bekerja sama untuk menciptakan sebuah negara khalifah baru yang disebut dengan ISIS.

Snowden menjelaskan, badan intelijen dari tiga negara tersebut membentuk sebuah organisasi teroris untuk menarik semua ekstremis di seluruh dunia. Mereka menyebut strategi itu dengan nama sarang lebah.

Dokumen NSA yang dirilis Snowden kemarin menunjukkan bagaimana strategi sarang lebah tersebut dibuat untuk menempatkan semua ekstremis di dalam satu tempat yang sama sehingga mudah dijadikan target. Bukan hanya itu, adanya ISIS juga akan memperpanjang ketidakstabilan di Timur Tengah, khususnya di negara-negara Arab.

Berdasar dokumen tersebut, pemimpin ISIS Abu Bakar Al Baghdadi pun mendapat pelatihan militer setahun penuh dari Mossad Israel. Al Baghdadi juga memperoleh kursus teologi dan retorika dari lembaga intelijen Zionis itu.

Pengamat Timur Tengah dan pemikiran Islam Haidar Bagir mengatakan, gerakan ISIS berpotensi berkembang pesat di Indonesia. Terutama di wilayah-wilayah yang tidak ada kesetaraan sosial ekonomi. ”Contohnya di Solo, Karanganyar, dan Ciputat,” ucap direktur Grup Penerbit Mizan tersebut.

Di Makassar, Sulawesi Selatan, ujar dia, juga ada dukungan kepada ISIS. ”Ini bisa terjadi di mana pun.”
Dengan tidak adanya kesetaraan sosial ekonomi, proses rekrutmen menjadi mudah. Kelompok gerilyawan, kata Haidar, mendekati masyarakat yang tersisih. ”Yang tidak mendapatkan perhatian. Ada keterasingan,” ujarnya.

Menurut Haidar, di Indonesia terdapat situs yang terang-terangan mendukung aksi ISIS. ”Jangan lupakan warga Indonesia alumni perang Afghanistan. Mereka punya jaringan puluhan tahun dalam rekrutmen.”

Haidar menilai kepolisian sudah cukup baik dalam mengatasi terorisme. Namun, bibit terorisme belum sepenuhnya habis. ”Masih ada jaringan yang merekrut orang masuk ISIS,” beber dia, ”seperti Jamaah Islamiyah.”

Seberapa besar pendukung ISIS di Indonesia" Menurut Direktur Institute for Policy Analysis of Conflict Sidney Jones, masih sulit mengetahui secara pasti jumlah warga Indonesia pendukung ISIS. Namun, jika merujuk pada jumlah pendukung ISIS di Iraq dan Syria, jumlah pendukung ISIS masih lebih kecil daripada pendukung kelompok teroris jaringan Al Qaeda, Al Nusra, atau Front Pembela Rakyat Syria yang menentang kepemimpinan Presiden Syria Bashar Al Assad.

Namun, kata Sidney, besarnya jumlah pendukung ISIS di Indonesia dapat diperkirakan dari jumlah anggota dan pendukung setiap kelompok ekstremis yang telah mendeklarasikan diri sebagai pendukung Baghdadi.

Di Indonesia dukungan terbuka kepada ISIS dan Baghdadi kali pertama muncul pada 8 Februari 2014.

Mengenai anggota atau pendukung ISIS, pola rekrutmennya lebih banyak menggunakan media sosial seperti Facebook dan Twitter daripada mendekati kampus-kampus atau organisasi-organisasi gerakan ekstremis. ”Mereka betul-betul ahli memakai social media,” ujar Sidney.

Mereka bahkan mendirikan media online untuk memberitakan kegiatan ISIS di berbagai negara.
http://www.jpnn.com/read/2014/08/03/...AS-dan-Israel-


Ba’asyir Tidak Dukung ISIS
Lapas Nusakambangan Kecolongan Foto Baiat
Minggu, 03 Agustus 2014 , 06:27:00


Ustadz Ba'asyir


Foto yang beredar di media sosial, disebut-sebut sebagai acara baiat Abu Bakar Ba'asyir untuk mendukung ISIS di Lapas Nusakambangan. Dirjen Lembaga Pemasyarakatan sedang melakukan pengecekan dari mana asal-usul foto ini dan akan melakukan sidang tim pengamat Lapas untuk mengevaluasi kenapa ada kamera bisa masuk ke lapas Nusakambangan. Istimewa (TEMPO)


JAKARTA – Provokasi sejumlah pihak terkait organisasi Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) terus berlanjut. Sabtu kemarin (2/8) di media sosial beredar foto narapidana (napi) kasus terorisme Abu Bakar Ba’asyir bersama beberapa orang dengan latar belakang bendera ISIS. Foto tersebut menunjukkan seolah-olah Ba’asyir menyatakan dukungannya secara resmi atau berbaiat kepada ISIS.

Foto itu muncul setelah sehari sebelumnya beredar pesan berantai yang menyebutkan bahwa ISIS akan melakukan pengeboman di Indonesia antara 2 hingga 10 Agustus. Pesan berantai tersebut juga menyatakan, aksi bom akan dilakukan setelah Ba’asyir membaiat ISIS dan perintah dari khalifah ISIS turun.

Saat ini Ba’asyir tengah menjalani hukuman pidana penjara 15 tahun di Lapas Pasir Putih, Nusakambangan. Dalam foto tersebut tampak 13 orang berfoto bersama Ba’asyir dan tiga orang di antaranya memegang bendera ISIS. Semua orang dalam foto itu mengenakan jubah gamis putih dan sebagian menutupi wajahnya dengan serban.

Kepala Divisi Pemasyarakatan Kanwil Kemenkum HAM Jateng Hermawan Yunianto membenarkan bahwa foto tersebut diambil di Lapas Pasir Putih. ”Keterangan dari Kalapas Pasir Putih menyebutkan bahwa foto itu diambil tanggal 18 Juli lalu,” ujar Hermawan saat dikonfirmasi melalui sambungan telepon Sabtu, (2/8).

Saat ini pihaknya masih menyelidiki siapa yang memfasilitasi sesi foto bersama tersebut. Hermawan tidak menampik kemungkinan adanya pegawai lapas yang terlibat. Sebab, selama ini prosedur untuk membesuk napi di lapas itu sangat ketat dan pembesuk dilarang membawa ponsel, apalagi kamera. Hanya, untuk saat ini pihaknya tidak bisa langsung menuding tanpa bukti.

”Kami tidak menutup kemungkinan ada pegawai lapas di sana yang sudah terkontaminasi,” lanjut mantan Kalapas Batu, Nusakambangan, itu. Sehari-hari mereka bertugas mengawasi 43 napi teroris yang tergolong berideologi kuat. Bukan tidak mungkin, saat berinteraksi, para napi memasukkan ideologinya kepada para pegawai lapas.

Hermawan menjelaskan, pihak Kalapas Pasir Putih sudah melakukan klarifikasi terhadap Ba’asyir. Hasilnya, diperoleh keterangan bahwa Ba’asyir melakukan sesi foto tersebut karena terpaksa. ”Ustad ABB (Ba’asyir) itu mengakui ISIS, namun tidak mau berbaiat kepada organisasi itu,” terangnya.
http://www.jpnn.com/read/2014/08/03/...k-Dukung-ISIS-



Keberadaan ISIS Bisa Jadi Fitnah Bagi Gerakan Islam di Indonesia
Minggu, 03 Agustus 2014 , 06:17:00

MAKASSAR – Isu masuknya organisasi Islamic State of Iraq and Syiria (ISIS) ke Indonesia makin kencang. Setelah muncul video dukungan terhadap ISIS, muncul pula pesan berantai yang menginformasikan rencana serangan ke Indonesia. Tokoh agama dan pejabat di Sulawesi Selatan pun minta masyarakat tenang.

Beberapa kalangan menilai, lahirnya ISIS merupakan salah satu upaya pendirian Khilafah Islamiyah. Khilafah Islamiyah sudah lama didengungkan. Oleh karena itu, perlu upaya persuasif mencegah banyaknya warga Indonesia masuk menjadi anggota ISIS.

Menurut Ketua Jurusan Ilmu Politik UIN Alauddin, Dr Syarifuddin Jurdi, gagasan mengenai Khilafah Islamiyah sebagaimana yang dilakukan ISIS bukanlah hal baru. "Sejak jatuhnya Turki Usmani, perjuangan mendirikan khilafah terus dilakukan. ISIS muncul untuk merespons krisis yang terjadi di Timur Tengah, 'virus' ini disebar ke seluruh dunia Islam," kata Syarifuddin seperti yang dilansir FAJAR (Grup JPNN.com).

Lebih lanjut, Syarifuddin mengatakan, di Indonesia, kelompok keagamaan tertentu yang sudah lama merindukan berdirinya khilafah tentu akan mendukung dalam batas-batas tertentu. Akan tetapi, tetap diwaspadai karena akan mengancam keutuhan bangsa. "ISIS merupakan gerakan transnasional yang patut diwaspadai perkembangannya. Mereka yang merasa tidak puas dengan keadaan politik bangsa saat ini akan bergabung dengan ISIS. Di sinilah peran pemerintah dan kelompok masyarakat untuk mengantisipasinya," imbuh Syarifuddin.

Di Sulsel, sambungnya, kelompok militan yang melakukan makar atau tindakan radikal belum terlihat. Simpati terhadap ISIS mungkin ada, tapi sampai terlibat dalam jumlah yang banyak belum tampak. "Apalagi kondisi politik dengan hasil Pilpres 2014 menempatkan putra Sulsel sebagai Wapres," urai dia.

Terpisah, guru besar UIN Alauddin, Prof Dr Qashim Mathar, menambahkan, ISIS tiba-tiba muncul sebagai berita yang menyita perhatian publik. Seakan hendak menggeser perhatian umat Islam yang sedang fokus ke Gaza. Sebagai kelompok yang menamakan diri Negara Islam Irak-Suriah, ISIS sudah dikenal beberapa waktu belakangan ini.

"Tetapi, sebagai berita bahwa bibit ISIS sudah ada di Indonesia, itu merupakan isu yang masih sangat mentah. Isu ISIS hadir di Indonesia bisa membuat sesama umat Islam saling curiga," kata Qasim.

Qashim Mathar menambahkan, Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) yang sudah sejak lama mengusung ideologi penegakan Khilafah Islamiah, paling gampang dicurigai. Meskipun, kata dia, HTI tidak punya kaitan dengan ISIS.

Lalu, kelompok-kelompok Islam garis keras seperti Forum Pembela Islam (FPI), kelompok Salafi lainnya seperti Wahdah Islamiah, pun bisa difitnah. Karena isu ISIS adalah "negara Islam", ingatan orang bisa digiring ke DI/TII yang bagi umat Islam sudah dianggap bagian sejarah yang sdh selesai dan dimaklumi.

"Karenanya, ISIS selain pengalihan perhatian dari masalah kemanusiaan dan terorisme Israil di Gaza, juga potensial memecah belah umat Islam. Jadi, lebih baik kembalikan perhatian bangsa ke terorisme Israil di Gaza dan abaikan saja isu ISIS di Indonesia sampai ada bukti ada tokoh ISIS ditangkap oleh aparat," saran Qashim Mathar.

Selama tidak ada bukti seperti itu, lanjut dia, anggap saja cerita bohong bahwa ISIS sudah hadir di Indonesia. "Jadi, buktikan dulu, baru kita percaya! Umat Islam tetaplah fokus ke terorisme Israil di Gaza. Bahkan, negara besar di belakang Israil harus mendapat tekanan internasional untuk menghentikan tindakan teror Israil di sana. ISIS adalah pengalihan isu sampai terbukti bahwa bukan isu. Umat islam jangan mau diadudomba (saling curiga/fitnah) lantaran isu ISIS," tegas guru besar bidang pemikiran Islam UIN Alauddin ini.
http://www.jpnn.com/read/2014/08/03/...-di-Indonesia-



------------------------


Penyeru jihad untuk Indonesia di Youtube, wajahnya dimiripkan seperti wajahnya Anis Matta Ketua Umum PKS? Why?



Isu ISIS yang jelas sudah memecah konsentrasi perhatian ummat muslim se dunia dari kondisi Gaza yang dihancur-leburkan oleh Israel. Terkait seruan jihad oleh ISIS yang disampaikan orang yang diduga warga negara Indonesia di Youtubeitu, kita muslim di Indonesia juga harus hati-hati sekali menanggapinya. Dipilihnya jubir ISIS asli Indonesia (?) untuk menyerukan jihad yang wajahnya mirip-mirip Ketua Umum PKS, Anis Matta, tentu itu bukan sebuah kebetulan bagi pihak ISIS yang meng-upload video itu di Youtube. Juga pada waktu bersamaan, tiba-tiba foto Ustadz Ba'asyir di ba'iat oleh ISIS, cukup aneh, apa itu bukan foto rekayasa phostoshop? Lebih aneh lagi, pihak AS yang punya pangakalan drone di dekat wilayah itu, kalau mereka mau, hanya hitungan menit semua pangkalan ISIS di Irak Utara itu pasti bisa rata dengan tanah. Tapi kok tak dilakukan AS dan sekutunya? Think!


emoticon-Berduka (S)

Diubah oleh yinluck 03-08-2014 01:45
0
7.1K
21
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan