Gaya Orang Kaya Baru Indonesia Diulas Media Asing
Sabtu, 02 Agustus 2014 | 06:24 WIB


Pengunjung melihat supercar Lamborghini Aventador yang telah diubah sebagai mobil patroli Polres Metro Jakarta Utara dipamerkan di Mall Kelapa Gading, Jakarta, Senin 23 Juni 2014. Mobil Lamborghini Aventador bermesin V12 dan bervolume 6.5 liter dengan tenaga 700 dk. TEMPO/Dasril Roszandi

TEMPO.CO, Jakarta - Mereka tertawa dan bertepuk tangan saat penari sufi berputar-putar menari mengikuti musik di sebuah mal megah di Jakarta. Malam itu, wanita sosialita Jakarta menyelenggarakan acara pemberian santunan bagi anak yatim. Acara bertajuk "Jakarta with Love" itu diselenggarakan oleh beberapa istri dan kekasih orang-orang terkaya di Indonesia. "Kami mengumpulkan Rp 360 juta untuk acara ini," kata Heidi, sosialita Indonesia pada situs berita BBC, dengan clutch bag Gucci terselip di lengannya.

Dalam ulasannya, media asal Inggris ini melihat bagaimana kelompok yang mereka sebut sebagai orang kaya baru Indonesia menghabiskan uang mereka. Bederma salah satunya. "Kami ingin berbagi sukacita dengan mereka," katanya. Mereka, para sosialita ini, umumnya tergabung dalam kelompok-kelompok arisan mahal. Salah satu penandanya, tulis BBC, adalah tas yang mereka kenakan, tak peduli membeli atau menyewa. "Sebuah tas bermerek bukan hanya barang mewah bagi para wanita. Ini adalah simbol status," tulis BBC mengutip seorang sumber yang biasa menjual dan menyewakan tas-tas mewah.

Jumlah iuran arisan bervariasi, mulai dari Rp 1 juta hingga Rp 100 juta. "Bayangkan pemenang arisan, akan mendapat uang US$ 50 ribu dalam tasnya," kata wanita yang ditulis namanya sebagai Wulan ini. Wanita-wanita sosialita ini umumnya berasal dari beberapa keluarga terkaya di Indonesia. BBC menulis, menghabiskan uang semacam ini bukan suatu kemewahan bagi mereka.

Tim berita jaringan media yang berpusat di London ini mencirikan semua wanita memiliki satu kesamaan, yaitu mereka berpakaian rapi, indah, dan cantik. Para sosialita membawa beberapa tas trendi dan mahal-senilai puluhan ribu dolar. "Para wanita suka membeli Hermes tas, atau Chanel, atau Louis Vuittons," kata Dini Indra, Kepala Eksekutif Butterfly Republic yang membeli, menjual, dan menyewakan tas mewah untuk orang kaya Indonesia. Harganya bervariasi mulai dari US$ 1.000 sampai US$ 6.000, bahkan US$ 50 ribu. "Aku tahu itu tampaknya konyol dan semacam pemborosan. Kadang-kadang tidak masuk akal bagi saya mengapa mereka ingin menghabiskan uang sebanyak itu hanya untuk tas, tetapi itu bagus untuk bisnis saya," katanya.

Tak hanya tas yang digunakan sebagai simbol status, tetapi juga mobil. Indonesia adalah pasar terbesar ketiga Lamborghini di kawasan Asia-Pasifik sejak masuk ke pasar Indonesia pada tahun 2009. "Saya pikir di kota besar seperti ini, menjaga citra gaya hidup yang baik sangat penting bagi para profesional muda," Johnson Yaptonaga, pemilik showroom Lamborghini kepada BBC. "Dan memiliki sebuah mobil mahal telah menjadi tren untuk kelompok ini. Setelah Anda di komunitas ini, Anda harus bersaing dengan gaya hidup ini."

Pada akhir ulasannya, BBC menyoroti ketimpangan sosial di negeri kita. "Bagi banyak orang di Indonesia, kehidupan bergerak pada jalur yang berbeda," tulis mereka. Rohma tinggal di daerah kumuh kecil dekat jalur kereta api hanya beberapa kilometer dari studio tas bermerek milik Dini Indra. Seperti kebanyakan warga miskin di Indonesia, Rohma merasa sulit untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Tas termurah di studio Dini bisa membayar sewa tempat tinggal Rohma untuk setahun. Dua pertiga dari penduduk Indonesia hidup dengan hanya US$ 2 per hari, mendekati garis kemiskinan. Jajaran mega-kaya Indonesia mungkin tumbuh, tetapi begitu juga adalah kesenjangan antara kaya dan miskin, tulis BBC mengakhiri laporannya.
http://www.tempo.co/read/news/2014/0...as-Media-Asing



Profil Kesederhaan Iriana Jokowi yang dipertanyakan
Juni 27, 2014

Profil Istri Jokowi yang bernama Iriana banyak dikenal dengan sosoknya yang sederhana. Namun karena sedikitnya bahan informasi, sehingga terkadang sebagai penulis, tidak bisa menyampaikan yang benar-benar atau yang sebenarnya tentang informasi seseorang. Walau banyak media menyatakan Iriana adalah orang yang sederhana, namun ada beberapa hal yang harus di ulas lagi, karena ada beberapa informasi yang menyatakan bahwa ia adalah bagian dari komunitas Sosialita dan suka dengan tas yang branded.



Dan tampilan baleho kampanye Jokowi yang katanya sederhana juga, ternyata ada orang yang meragukannya. Karena pakaian Jokowi yang beli adalah sang istri di salah satu pusat belanja yang termahal Indonesia. Baiklah untuk memperinci masalah kesederhaan Iriana, maka berikut ulasannya.

#1. Iriana di katakan Sederhana tapi memakai Tas Chanel dengan harga yang tentu tidak murah. Bahkan seorang artis seperti Syahrini juga mengenakan tas bermerk Chanel.




Memang Tas Chanel ada yang asli dan ada yang KW alias palsu kayak jam tangannya Jenderl Moeldoko itu? Mungkinkah Iriana pakai Tas Chanel yang palsu? #Mikir. Menurut sumber okezone.com, menulis bahwa: Harga tas Chanel asli berkisar USD5,000 (Rp61.000.000). Adapun harga Tas mewah untuk orang kaya Indonesia,
harganya bervariasi mulai dari US$ 1.000 sampai US$ 6.000, bahkan US$ 50 ribu (TEMPO).

#2.Iriana di katakan Sederhana, tapi tergabung dalam komunitas Sosialita
Tidak sampai disitu saja, Iriana juga di kabarkan menjadi ketua Sosialita untuk Tas bermerk tertentu. (baca lengkap disini). Bagi yang belum tahu apa itu sosialita bisa baca disini. Komunitas Sosialita adalah mereka yang dengan gaya hidup tinggi dan menggabungkan diri. Biasanya mereka adalah para artis, pebisnis, istri pejabat.

#3.Iriana dikatakan sederhana, tapi suka belanja di pusat perbelanjaan termahal seperti Plaza Senayan.
Jika ada baliho dengan gambar Jokowi menggunakan pakaian yang murah, maka hal itu perlu dipertanyakan lagi, karena pakaian Jokowi yang belanja adalah istrinya. Anda tahu Plaza Senayan? Apakah di sana ada harga baju yang seharga Rp.100.000? Hobi orang belanja di tempat termahal adalah mencerminkan bahwa orang tersebut punya gaya hidup dan selera barang bermerk yang harganya melangit.



#4.Iriana dikatakan sederhana, tapi suka menginap di Hotel Mewah.
Sewaktu Jokowi mau menjadi Calon Gubernur DKI Jakarta, ia menginap di RUMAH SAYA (nama rumah sekaligus base campnya Jokowi di daerah Gang Arab, Kali Bata) tapi tidak bersama sang istri, dimana sang istri? Pengakuan dari mantan tim sukses Jokowi waktu Pilgub yang bernama Nanik mengatakan: “Kalau toh dulu ikut ke Jakarta, maka dia (Iriana) akan ngumpet atau tinggal di Hotel mewah, sementara Jokowi tinggal di RUMAH SAYA (nama rumah sekaligus base camp Jokowi di daerah Gang Arab, Kali Bata)”. Bahkan dihari pencoblosan Pilgub, Jokowi tidak di temani sang istri, malah di temani ibunya.

Ya itulah beberapa blunder dari sosok kesederhanaan Iriana istri Jokowi yang selaman ini di gaungkan beberapa media, dan Silontong pun pernah memuat juga (baca disini). Karena memang susah menemukan Iriana tampil di publik waktu dulu. Sekarang saja ketika Jokowi Nyapres, baru dalam beberapa kesempatan Iriana sering muncul, kalau dulu memang sangat susah menemukan sosok Anggota Kehormatan Rotary Club ini, bahkan pernah suatu kali, Ketua Tim Sukses Jokowi-Ahok, Mas Boy Sadikin , sampai muncul sifat penasaran, sebab sampai akhir pencoblosan dan Jokowi dinyatakan menang oleh KPUD Jakarta, ia belum pernah bertemu istri Jokowi. Lha kok bisa?



Di akhir tulisan ini, silontong masih mengutip pernyataan Nanik (mantan tim sukses Jokowi-Ahok) sebagai berikut: ” Sekali lagi, saya hanya mempertanyakan kesederhaaan atau image merakyat yang dibangun oleh Pak Gubernur, baik terhadap diri dan keluarganya,” masih dari situs voa-islam.com. Baca juga Kekayaan Jokowi yang terus bertambah (baca disini) dan Kerugian APBD DKI Jakarta era Jokowi (baca disini).
source: http://silontong.com/2014/06/27/prof...dipertanyakan/

------------------------------



Namanya cewek, yaaa wajar ajalah sukanya barang mewah, kalau dia ada kesempatan untuk memilikinya karena sang suami berduit banyak. Atau dia sendiri bisa menghasilkan duit banyak dengan tetesan keringatnya sendiri, seperti Syahrini itu ....