Agan sekalian...
Ane belum pernah bikin trit. Baru kali ini.
Langsung aja ya. Ane punya masalah beda pendapat dengan istri. Karena ada belum dapat jalan keluar karena masing-masing pihak ngotot, maka ane minta agan-agan sumbang jalan keluarnya.

Ceritanya gini. Ane seorang karyawan swasta dengan gaji cukup untuk beli rumah dengan cicilan Rp. 3 jt/bulan. Kebetulan lewat teman ane secara tak sengaja ditawarin rumah type 68 gitu dengan harga 200 juta. Untuk daerah ane harga tersebut bisa dibilang murah (kisaran harga type 60 aja sudah diatas 260-300 juta). Apalagi area rumah tersebut berada di komplek perumahan yang jalan depan rumahnya juga gede.

Nah karena melihat harga tersebut ane berencana untuk ambil ntu rumah. Pemiliknya pasangan cerai dimana untuk saat ini sudah bercerai 3 tahun dan mau segera menjual rumah tersebut. Berhubung rumah tersebut ditinggalkan dalam kondisi apa adanya, jadinya terlihat agak kumuh, tapi kondisi secara keseluruhan masih oklah.

Lalu ane sampaikan keinginan ane kepada istri. Awalnya istri keberatan, lalu ane ajak untuk lihat rumah tersebut dan dia juga suka. Tapi masalahnya setelah ane masukin berkas KPR kebank, tiba-tiba istri ane tidak setuju. Dia tidak setuju kalau beli rumah di bank karena bunganya luar biasa gede (skr 14% per tahun).

Ane lalu jelasin pelan-pelan bahwa investasi dirumah pasti menguntungkan meski bunga bank juga gede (info sampai skr ane masih ngontrak di rumah ortu). Tapi istri ane tetap berkeras, jadi kami pun adu pendapat. Sampai istri ane ngancam untuk balik ke rumah ortunya.

Disaat itu ane marah besar, mengapa sampai ancam mengancam segala, padahal ane juga mau beli rumah tersebut untuk kebaikan bersama juga.


mulustrasi

Tidak lama ane dapat info dari bank kalau rumah tersebut ditaksir Rp. 260 juta (selisih 60 juta dari harga jual rumah). Ane makin yakin kalau rumah tersebut akan membawa keuntungan.

Sampai hari ini istri ane masih ngotot ga mau beli rumah tersebut. Alasannya jika bunga terlalu besar pasti akan menanggungnya berrtahun-tahun. Ane jadi serba salah, ngikutin kemauan istri maka ane akan kehilangan kesempatan memperbaiki ekonomi keluarga, lalu jika ane turutin ane akan konflik dengan istri. istri sampai saat ini masih ngotot dan tidak pernah mau bicara mengenai rumah tersebut.

Kalau agan jadi ane apa yang harus dilakuin?. Pls pendapat dan sarannya karena ane jadi ga tau juga mesti minta pendapat siapa untuk saat ini.

Sorry kepanjangan. Ane update lagi jika ada yang komen.