Saya punya pengalaman hidup dalam kerusuhan. Tetapi saya bukan perusuh dan juga tidak semerta-merta membenci perusuh. Nah jauh-jauh hari sudah diisukan bahwa tanggal 22 Juli, tepat dengan pengumuman KPU, akan terjadi kerusuhan akibat tidak puasnya salah satu pendukung capres.

Perlu diketahui bagaimana mekanisme kerusuhan itu bekerja.

Pertama dan yang terpenting adalah isu. Kerusuhan itu terjadi karena orang panik dan terpancing. Ketika suasana kacau, berita bohong bersebar tak karuan. Sulitnya mencari konfirmasi atas isu-isu yang beredar membuat orang makin panik. Ini memang yang dicari. Ketika orang panik, hembuskan cerita-cerita seram dan mengancam, maka orang akan kehilangan akal sehat.

Jika mendengar berita atau isu, jangan langsung sebarkan apalagi yang sifatnya membakar. "Kampung A diserang pendukung B dan empat orang menjadi korban dsb". Sebar cerita-cerita yang menenangkan, "kampung A dan B bersama-sama menjaga kampung dari provokator".

Sediakan nomer-nomer penting seperti polsek, rumah sakit, PMI, Komnas HAM, media dsb. Sebarkan nomer2 tersebut ke teman-teman.

Buat posko komunikasi untuk menampung isu. Ini guna meminimalisir kepanikan atas berita-berita tak pasti.

Kedua, provokator. Kenali cara-cara kerja mereka. Biasanya bicara paling lantang dan berapi-api. Lalu kemudian menghilang ketika memanas. Jangan juga langsung menghajar mereka karena ini yang mereka mau: masyarakat melakukan kekerasan.

Ketiga, ajak pemuka agama setempat untuk menenangkan masyarakat. Jangan ajak yang suka SARA.

Keempat, saling komunikasi dengan sanak keluarga dan cek terus keberadaan mereka.

Semoga bermanfaat.