Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

semangatgarudaAvatar border
TS
semangatgaruda
Mari Cerdas Menggunakan Media Massa
Semakin lama manusia memasuki era globalisasi maka semakin terhubung pula kita dengan dunia bagian lain. Tidak ada sekat antar wilayah ruang waktu. Kemudahan mengakses informasi menjadi hal yang sangat lumrah di era global ini. Proses globalisasi juga didukung oleh adanya kemajuan teknologi komunikasi. Teknologi komunikasi khususnya internet sesungguhnya adalah salah satu pilar globalisasi.

Tanpa adanya internet dikatakan mustahil saat ini memulai proses globalisasi. Internet menghubungkan manusia dari belahan bumi dengan belahan bumi lain; koneksi dari benua satu dengan benua lain. Semua dilakukan dengan sangat mudahnya melalui bantuan internet. Namun internet tidak berdiri sendiri. Progress dari sebuah proses globalisasi juga di dukung oleh teknologi informasi. Harus ada infrastruktur memadai seperti jaringan yang baik atau perangkat telekomunikasi yang mendukung.

Dewasa ini smartphone bukan lagi menjadi barang mewah seperti di awal milenia ketiga. Perangkat seperti blackberry jamak kita temui dipakai orang di jalan. Selain itu gempuran ponsel pintar dari android pun turut kita rasakan. Kalau dulu orang berfikir android itu gadget mahal kini sekarang tidak lagi. Banyak sudah produsen lokal atau cina yang menyerbu pasar ponsel pintar. Hebatnya spesifikasi yang ditawarkan sama dengan gadget mahal dari samsung, LG, atau HTC. Penetrasi ponsel pintar didukung oleh operator telekomunikasi di Indonesia yang sigap dan sanggup menyediakan tower pemancar. Pun promosi internet murah menjadi senjata ampuh menarik konsumen untuk menikmati proses integrasi bernama globalisasi.

Seperti kita ketahui Indonesia adalah negara penggila media sosial. Mulai dari facebook, twitter, path, instagram, dan banyak lagi. Berdasarkan perhitungan global di setiap medsos indonesia selalu masuk ke dalam peringkat lima besar. Artinya orang Indonesia sangat haus dengan yang namanya pertemanan dunia maya. Akses internet tidak melulu soal medsos namun juga mengakses informasi atau berita. Bahkan beberapa portal berita pun mencoba terintegrasi dengan medsos. Mereka mencoba membaur dengan membuat akun resmi portal media tersebut. Fungsi akun resmi itu nantinya akan memberikan potongan informasi yang dapat diakses lengkap melalui link yang dilampirkan.

Pemilu tahun ini rasanya sangat berbeda dari pemilu sebelumnya. Hal ini lantaran begitu terbukanya informasi di hadapan publik. Masayarakat indonesia tidak melulu menerima informasi hanya dari media cetak ataupun media elektronik. Sebagaimana kita ketahui media di negara kita tidak ada (sangat sedikit) yang bersikap netral. Semua media memiliki kecendrungan terhadap pemikiran politik tertentu. Hal ini tergantung siapa pemilik media tersebut. Rasanya kita mengetahui keberpihakan media satu dengan yang lain terhadap tokoh atau gerakan politik tertentu. Tentunya bagi anda yang cerdas dan dapat membaca keadaan tentunya hal ini sangat memuakkan. Sulit untuk mencari kejujuran objektif dari media. Saya sendiri meyakini tidak ada media yang netral. Media harus punya keberpihakan dalam setiap pemberitaannya.

Keberpihakan tehadap kebenaran dan kejujuran. Media dituntut untuk bersikap jujur atas informasi yang disampaikan. Sebagaimana kita tahu bahwa media harus bersikap cover both side, artinya tidak hanya memandang suatu masalah dari satu aspek saja. Media harus bisa melihat masalah dari berbagai aspek. Ibarat menggambarkan monyet media harus bisa menggambarkan monyet seutuhnya. Bukan hanya menggambarkan ekornya yang terdiri dari jaringan bulu atau hanya tangannya saja yang terdiri dari jemari yang diselimuti bulu. Di pemilu 2014 ini kita ditawarkan dengan citizen journalism (jurnalisme warga) yaitu masyarakat selain di luar pers resmi ikut membagi info atau berita. Ada banyak media jurnalisme warga seperti blog di blogger, tumblr, kompasiana, atau bahkan memanfaatkan media sosial twitter. Kompasiana dan twitter menjadi sarana paling masif digunakan kala masa pemilu ini. Bagi pembaca sekalian yang mempunyai akun facebook atau twitter sudah pasti timeline dan beranda anda ramai dengan kicauan kawan anda. Ada yang memuji, menghujat, atau bahkan merendahkan salah satu calon presiden. Semua sangat telanjang di depan publik. Bahkan informasi rumah tangga calon presiden kita pun kita bisa ketahui dengan mudah.

Tentunya keterbukaan informasi harus disikapi dengan arif dan bijaksana. Artinya kebebasan ini jangan dijadikan alasan bagi kita untuk menghina orang lain, yang belum tentu bersalah. Kemudahan informasi ini harus menjadi sarana untuk menentukan pilihan mana yang terbaik untuk kita ke depannya. Jangan sampai kita memilih calon yang sama sekali kita tidak paham bagaimana latar belakang aslinya, bukan kedok media. Jangan sampai keterbuakaan informasi ini kita jadikan sebagai alat untuk perpanjangan tangan pelaku yang mendambakan kekacauan di negeri ini. Jangan sampai kita saling caci-maki dan saling bentrok karena informasi sampah dan bohong yang cenderung kontroversi di media sosial. Marilah jadi pengguna media sosial yang pintar dan cerdas yang mampu menyikapi, memahami, dan menelusuri kebenaran suatu informasi tertentu, jangan hanya jadi user media sosial yang bodoh dan serampangan yang menelan metah mentah informasi sampah dan kontroversi bahkan dengan bodohnya menyebarkan informasi tersebut tanpa adanya penyaringan terlebih dahulu terntang kebenaran informasi tersebut.

Marilah kita wujudkan Pemilu yang Damai dan jadilah Pemilih Cerdas yang dengan lapang dada mau menerima dan mengawasi kinerja siapapun Presiden yang terpilih nantinya.
0
2.2K
5
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan