- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Ini Gan Hasil Survey Capres-Cawapres Menurut Beberapa Lembaga Survey
TS
hello.k
Ini Gan Hasil Survey Capres-Cawapres Menurut Beberapa Lembaga Survey
Ini Gan, hasil survey dari beberapa Badan/Lembaga Survey untuk masing2 pasangan capres-cawapres 2014.
Survei Puskaptis: Prabowo Hatta Ungguli Jokowi-JK
JAKARTA--Hasil survei dari Pusat Kajian Kebijakan dan Pembangunan Strategis (Puskaptis)menjelang Pilpres 9 Juli menunjukkan, elektabilitas pasangan Prabowo Subianto- Hatta Rajasa mencapai 44,64%, sedangkan duet Joko Widodo-Jusuf Kalla 42,79%.
Husin menyebutkan, dari hari ke hari, tingkat elektabilitas Prabowo-Hatta terus meningkat, sementara pasangan Jokowi-JK cenderung menurun.
Menurut hasil survei yang diadakan sejak 6-12 Juni, Prabowo unggul di Jawa, Sumatera, Bali dan NTT. Sedangkan Jokowi-JK unggul di Sulawesi, Kalimantan dan Papua-Maluku.
Survei juga memperlihatkan Prabowo unggul di tiga daerah yakni Banten, Jawa Tengah dan Jawa Timur. Sedangkan Jokowi unggul di Jakarta, Jawa Barat dan Yogyakarta
Soal alasan warga memilih Prabowo, menurut survei, publik menilai sosok Prabowo adalah figur pemimpin berkarakter tegas, berwibawa, berani, pekerja keras, berpengalaman, dan figur militer masih menjadi harapan ke depan untuk membawa Indonesia maju.
Sementara warga yang menyatakan mendukung Jokowi dengan alasan kepribadian Jokowi-JK yang merakyat, bijaksana, sederhana, rendah hati, punya prestasi, didukung visi-misi yang dianggap jelas.
"Tidak bisa dibantah, sentuhan pribadi capres/cawapres ikut memengaruhi warga memilih," kata Husni.
Survei Puskaptis bersumber dari pendapat masyarakat. Populasi survei yakni WNI di 33 Provinsi, 115 kabupaten-kota yang punya hak pilih pada 9 Juli 2014, yang diambil secara proporsional pada tingkat provinsi.
Penentuan responden dilakukan secara random sistematis dengan sampel 2.400 responden. Sampling error kurang lebih 1,8% pada tingkat kepercayaan 95%.
Penarikan sampel dilakukan dengan metode Multistage Random Sampling. Responden yang terpilih diwawancarai lewat tatap muka oleh pewawancara yang telah dilatih.
Setiap pewawancara bertugas untuk satu kelurahan yang hanya terdiri dari 10 responden. Kendali kualitas terhadap hasil survei dilakukan secara acak sebesar 20 persen dari total sampel oleh supervisor.
Jakarta - Sehari setelah debat perdana capres-cawapres, lembaga survei Cyrus Network merilis survei elektabilitas kedua pasangan yang akan berkompetisi dalam pilpres, Senin 10 Juni 2014.
Rilis yang disampaikan oleh Hasan Hasbi, Direktur Eksekutif Cyrus Network, di D'consulate, Wahid Hasyim, Jakarta Pusat, tetap menempatkan posisi Jokowi-JK jauh unggul di atas Prabowo.
"Angka minimal Jokowi-JK 56,5%sementara angka optimum Prabowo hanya 43,5% artinya jarak masih di atas 10%," ujar Hasan. Ia juga menambahkan angka unidentified voters semakin mengecil yakni di angka 5,3%.
"Kita tak memakai istilah undecided tapi pakai unidentified artinya yang tidak teridentifikasi, dan angkanya makin mengecil. Bahkan 2,9% dari 5,3% itu condong memilih Jokowi-JK. Jadi sulit untuk memperkecil jarak bagi Prabowo."
Menanggapi hasil survei tersebut, Anies Baswedan, Juru Bicara Jokowi-JK, mengatakan senang dengan kabar baik tersebut. "Ini kabar baik tapi dalam tiga minggu ini masih harus dijaga pilihan masyarakat untuk menguat," ujarnya merespon hasil survei ini. Ia juga menekankan bahwa Tim Jokowi-JK tetap fokus meski unggul dengan jarak yang besar.
"Pertandingannya pada 9 Juli, jangan merasa sudah selesai. Di semua titik Jokowi-JK harus unggul," pungkas Anies optimis. (skj)
Survei LSI: Selisih Elektabilitas Capres Tinggal 6%
JAKARTA--Hasil riset terbaru Lingkaran Survei Indonesia (LSI) menyebutkan kurang dari sebulan pelaksanaan Pilpres pada 9 Juli 2014, selisih keunggulanelektabilitas (dukungan publik) Capres Joko Widodo (Jokowi) terhadap Capres Prabowo Subianto sekitar 6%.
Adjie mengatakan, jika Pilpres dilaksanakan pada waktu survei dilakukan (awal Juni 2014) maka dukungan terhadap Jokowi mencapai 45,0% publik (responden), sementara dukungan terhadap Prabowo sebesar 38,7%, sedangkan yang belum memutuskan (undecided voters) sebesar 16,3%.
Survei yang dibiayai LSI sendiri dilakukan pada 1-- 9 Juni 2014 dengan menggunakan 2.400 responden di seluruh propinsi di Indonesia. Metode penarikan sampel adalah multistage random sampling dengan margin of error sekitar 2%. Survei dilengkapi dengan data-data kualitatif yang didapatkan melalui metode in depth interview, FGD, dan analisis media.
LSI merekam dinamika elektabilitas kedua capres melalui "tracking survey" yang digelar sejak 2013. Data yang tersedia menunjukan bahwa makin mendekati pilpres, selisih elektabilitas kedua capres makin mengecil.
Survei LSI September 2013 selisih kedua capres mencapai 38%. Saat itu elektabilitas Jokowi (50,30%), sedang elektabilitas Prabowo (11,10%). Pada Maret 2014, elektabilitas Jokowi (46,30%), sedang elektabilitas Prabowo sebesar (22,10%). "Artinya selisih kedua capres turun menjadi 24%," kata Adjie.
Pada Mei 2014, elektabilitas Jokowi (35,42%), sedang elektabilitas Prabowo (22,75%), sehingga selisih kedua capres makin mengecil yaitu 13%. Kini survei terbaru LSI, Juni 2014, setelah penetapan kedua capres dan dimulainya masa kampanye Pilpres, selisih kedua capres hanya 6% ( Jokowi 45,0% vs Prabowo 38,7%).
"Jokowi mengalami kenaikan elektabilitas kurang lebih 9 persen, sementara Prabowo mengalami kenaikan elektabilitas kurang lebih 15 persen," katanya.
Survei LSN: Prabowo-Hatta Ungguli Jokowi-JK
JAKARTA--Secara mengejutkan pasangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa unggul dari pasangan Joko Widodo-Jusuf Kalla dalam survei yang dirilis Lembaga Survei Nasional (LSN).
Padahal, hampir seluruh lembaga survei yang ada menempatkan Jokowi-JK di atas Prabowo-Hatta. Tidak sedikit pihak yang mempertanyakan kredibilitas hasil survei LSN. Bahkan, survei yang dirilis Pusat Data Bersatu (PDB) yang diketuai Didik J. Rachbini, dan dianggap lembaga survei yang berpihak ke Prabowo-Hatta masih menempatkan Jokowi-JK di posisi teratas.
Dalam survei yang dirilis LSN, pasangan Prabowo-Hatta unggul atas Jokowi-JK dengan perolehan 46,3%, sementara Jokowi-JK mendapatkan 38,8%. Sedangkan 14,9% masyarakat belum menentukan pilihan.
Peneliti utama LSN, Gema Nusantara, mengatakan ada tiga faktor yang menyebabkan jebloknya elektabilitas Jokowi-JK. Pertama adalah karena publik mulai jenuh dengan figur Jokowi yang terus diblow up media.
Faktor kedua, mesin partai-partai pendukung Jokowi-JK dinilai tidak bekerja optimal sebagaimana mesin partai pengusung Prabowo-Hatta. ”Faktor ketiga publik meragukan kapabilitas Jokowi terkait penampilan yang kurang mengesankan pada acara pengundian nomor urut di KPU dan acara deklarasi damai di Bidakara,” kata
Gema.
SMC Prediksikan Prabowo Raih 60% Suara
B*snis.com, JAKARTA - Lembaga kajian publik Sabang-Merauke Circle (SMC) memprediksikan pasangan capres dan cawapres, PrabowoSubianto dan Hatta Rajasa, meraih 60% suara dalam Pemilu 9 Juli 2014.
"Prediksi ini didasarkan oleh kerja-kerja nyata para relawan maupun partai di Koalisi Merah Putih sebagai pengusung Prabowo-Hatta, yang memperoleh respon positif rakyat," kata Ketua Dewan Direktur SMC Syahganda Nainggolan di Jakarta, Sabtu (7/6/2014).
"Ada keyakinan Prabowo tegas, berorientasi kerakyatan, sehingga dapat memimpin negara dan bangsa dengan baik untuk meningkatkan harkat kehidupan bangsa," katanya.
Sementara Hatta Rajasa merupakan cawapres dengan pengalaman di pemerintahan yang tidak diragukan, dan akan melengkapi kekuatan duet kepemimpinan nasional.
Pemilu Presiden 9 Juli 2014 diikuti oleh dua pasang kandidat Presiden dan Wakil Presiden, yaitu Jokowi-Jusuf Kalla yang didukung oleh lima partai yakni PDI Perjuangan, Partai Nasdem, PKB, Hanura dan PKPI sedangkan Prabowo-Hatta didukung oleh enam partai yaitu Gerindra, PAN, PPP, Golkar, PKS dan PBB.
Spoiler for Pasangan Capres-Cawapres:
Spoiler for Survei Puskaptis:
Survei Puskaptis: Prabowo Hatta Ungguli Jokowi-JK
JAKARTA--Hasil survei dari Pusat Kajian Kebijakan dan Pembangunan Strategis (Puskaptis)menjelang Pilpres 9 Juli menunjukkan, elektabilitas pasangan Prabowo Subianto- Hatta Rajasa mencapai 44,64%, sedangkan duet Joko Widodo-Jusuf Kalla 42,79%.
Husin menyebutkan, dari hari ke hari, tingkat elektabilitas Prabowo-Hatta terus meningkat, sementara pasangan Jokowi-JK cenderung menurun.
Menurut hasil survei yang diadakan sejak 6-12 Juni, Prabowo unggul di Jawa, Sumatera, Bali dan NTT. Sedangkan Jokowi-JK unggul di Sulawesi, Kalimantan dan Papua-Maluku.
Survei juga memperlihatkan Prabowo unggul di tiga daerah yakni Banten, Jawa Tengah dan Jawa Timur. Sedangkan Jokowi unggul di Jakarta, Jawa Barat dan Yogyakarta
Soal alasan warga memilih Prabowo, menurut survei, publik menilai sosok Prabowo adalah figur pemimpin berkarakter tegas, berwibawa, berani, pekerja keras, berpengalaman, dan figur militer masih menjadi harapan ke depan untuk membawa Indonesia maju.
Sementara warga yang menyatakan mendukung Jokowi dengan alasan kepribadian Jokowi-JK yang merakyat, bijaksana, sederhana, rendah hati, punya prestasi, didukung visi-misi yang dianggap jelas.
"Tidak bisa dibantah, sentuhan pribadi capres/cawapres ikut memengaruhi warga memilih," kata Husni.
Survei Puskaptis bersumber dari pendapat masyarakat. Populasi survei yakni WNI di 33 Provinsi, 115 kabupaten-kota yang punya hak pilih pada 9 Juli 2014, yang diambil secara proporsional pada tingkat provinsi.
Penentuan responden dilakukan secara random sistematis dengan sampel 2.400 responden. Sampling error kurang lebih 1,8% pada tingkat kepercayaan 95%.
Penarikan sampel dilakukan dengan metode Multistage Random Sampling. Responden yang terpilih diwawancarai lewat tatap muka oleh pewawancara yang telah dilatih.
Setiap pewawancara bertugas untuk satu kelurahan yang hanya terdiri dari 10 responden. Kendali kualitas terhadap hasil survei dilakukan secara acak sebesar 20 persen dari total sampel oleh supervisor.
Spoiler for Survey Cyrus Network:
Jakarta - Sehari setelah debat perdana capres-cawapres, lembaga survei Cyrus Network merilis survei elektabilitas kedua pasangan yang akan berkompetisi dalam pilpres, Senin 10 Juni 2014.
Rilis yang disampaikan oleh Hasan Hasbi, Direktur Eksekutif Cyrus Network, di D'consulate, Wahid Hasyim, Jakarta Pusat, tetap menempatkan posisi Jokowi-JK jauh unggul di atas Prabowo.
"Angka minimal Jokowi-JK 56,5%sementara angka optimum Prabowo hanya 43,5% artinya jarak masih di atas 10%," ujar Hasan. Ia juga menambahkan angka unidentified voters semakin mengecil yakni di angka 5,3%.
"Kita tak memakai istilah undecided tapi pakai unidentified artinya yang tidak teridentifikasi, dan angkanya makin mengecil. Bahkan 2,9% dari 5,3% itu condong memilih Jokowi-JK. Jadi sulit untuk memperkecil jarak bagi Prabowo."
Menanggapi hasil survei tersebut, Anies Baswedan, Juru Bicara Jokowi-JK, mengatakan senang dengan kabar baik tersebut. "Ini kabar baik tapi dalam tiga minggu ini masih harus dijaga pilihan masyarakat untuk menguat," ujarnya merespon hasil survei ini. Ia juga menekankan bahwa Tim Jokowi-JK tetap fokus meski unggul dengan jarak yang besar.
"Pertandingannya pada 9 Juli, jangan merasa sudah selesai. Di semua titik Jokowi-JK harus unggul," pungkas Anies optimis. (skj)
Spoiler for Survei LSI:
Survei LSI: Selisih Elektabilitas Capres Tinggal 6%
JAKARTA--Hasil riset terbaru Lingkaran Survei Indonesia (LSI) menyebutkan kurang dari sebulan pelaksanaan Pilpres pada 9 Juli 2014, selisih keunggulanelektabilitas (dukungan publik) Capres Joko Widodo (Jokowi) terhadap Capres Prabowo Subianto sekitar 6%.
Adjie mengatakan, jika Pilpres dilaksanakan pada waktu survei dilakukan (awal Juni 2014) maka dukungan terhadap Jokowi mencapai 45,0% publik (responden), sementara dukungan terhadap Prabowo sebesar 38,7%, sedangkan yang belum memutuskan (undecided voters) sebesar 16,3%.
Survei yang dibiayai LSI sendiri dilakukan pada 1-- 9 Juni 2014 dengan menggunakan 2.400 responden di seluruh propinsi di Indonesia. Metode penarikan sampel adalah multistage random sampling dengan margin of error sekitar 2%. Survei dilengkapi dengan data-data kualitatif yang didapatkan melalui metode in depth interview, FGD, dan analisis media.
LSI merekam dinamika elektabilitas kedua capres melalui "tracking survey" yang digelar sejak 2013. Data yang tersedia menunjukan bahwa makin mendekati pilpres, selisih elektabilitas kedua capres makin mengecil.
Survei LSI September 2013 selisih kedua capres mencapai 38%. Saat itu elektabilitas Jokowi (50,30%), sedang elektabilitas Prabowo (11,10%). Pada Maret 2014, elektabilitas Jokowi (46,30%), sedang elektabilitas Prabowo sebesar (22,10%). "Artinya selisih kedua capres turun menjadi 24%," kata Adjie.
Pada Mei 2014, elektabilitas Jokowi (35,42%), sedang elektabilitas Prabowo (22,75%), sehingga selisih kedua capres makin mengecil yaitu 13%. Kini survei terbaru LSI, Juni 2014, setelah penetapan kedua capres dan dimulainya masa kampanye Pilpres, selisih kedua capres hanya 6% ( Jokowi 45,0% vs Prabowo 38,7%).
"Jokowi mengalami kenaikan elektabilitas kurang lebih 9 persen, sementara Prabowo mengalami kenaikan elektabilitas kurang lebih 15 persen," katanya.
Spoiler for Survei LSN:
Survei LSN: Prabowo-Hatta Ungguli Jokowi-JK
JAKARTA--Secara mengejutkan pasangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa unggul dari pasangan Joko Widodo-Jusuf Kalla dalam survei yang dirilis Lembaga Survei Nasional (LSN).
Padahal, hampir seluruh lembaga survei yang ada menempatkan Jokowi-JK di atas Prabowo-Hatta. Tidak sedikit pihak yang mempertanyakan kredibilitas hasil survei LSN. Bahkan, survei yang dirilis Pusat Data Bersatu (PDB) yang diketuai Didik J. Rachbini, dan dianggap lembaga survei yang berpihak ke Prabowo-Hatta masih menempatkan Jokowi-JK di posisi teratas.
Dalam survei yang dirilis LSN, pasangan Prabowo-Hatta unggul atas Jokowi-JK dengan perolehan 46,3%, sementara Jokowi-JK mendapatkan 38,8%. Sedangkan 14,9% masyarakat belum menentukan pilihan.
Peneliti utama LSN, Gema Nusantara, mengatakan ada tiga faktor yang menyebabkan jebloknya elektabilitas Jokowi-JK. Pertama adalah karena publik mulai jenuh dengan figur Jokowi yang terus diblow up media.
Faktor kedua, mesin partai-partai pendukung Jokowi-JK dinilai tidak bekerja optimal sebagaimana mesin partai pengusung Prabowo-Hatta. ”Faktor ketiga publik meragukan kapabilitas Jokowi terkait penampilan yang kurang mengesankan pada acara pengundian nomor urut di KPU dan acara deklarasi damai di Bidakara,” kata
Gema.
Spoiler for SMC:
SMC Prediksikan Prabowo Raih 60% Suara
B*snis.com, JAKARTA - Lembaga kajian publik Sabang-Merauke Circle (SMC) memprediksikan pasangan capres dan cawapres, PrabowoSubianto dan Hatta Rajasa, meraih 60% suara dalam Pemilu 9 Juli 2014.
"Prediksi ini didasarkan oleh kerja-kerja nyata para relawan maupun partai di Koalisi Merah Putih sebagai pengusung Prabowo-Hatta, yang memperoleh respon positif rakyat," kata Ketua Dewan Direktur SMC Syahganda Nainggolan di Jakarta, Sabtu (7/6/2014).
"Ada keyakinan Prabowo tegas, berorientasi kerakyatan, sehingga dapat memimpin negara dan bangsa dengan baik untuk meningkatkan harkat kehidupan bangsa," katanya.
Sementara Hatta Rajasa merupakan cawapres dengan pengalaman di pemerintahan yang tidak diragukan, dan akan melengkapi kekuatan duet kepemimpinan nasional.
Pemilu Presiden 9 Juli 2014 diikuti oleh dua pasang kandidat Presiden dan Wakil Presiden, yaitu Jokowi-Jusuf Kalla yang didukung oleh lima partai yakni PDI Perjuangan, Partai Nasdem, PKB, Hanura dan PKPI sedangkan Prabowo-Hatta didukung oleh enam partai yaitu Gerindra, PAN, PPP, Golkar, PKS dan PBB.
Diubah oleh hello.k 18-07-2014 11:05
0
4K
Kutip
7
Balasan
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan