Tidak ada yang lebih memuakkan di dunia ini daripada sosok yang mengaku-ngaku ksatria namun ternyata pecundang tidak mau kalah. Dari sekian lembaga survey kredibel yang bisa dipercaya selama ini, Jokowi JK dinyatakan unggul dalam hasil quick count dengan jarak yang signifikan 5%. Rata-rata lembaga survey yang kredibel JELAS menunjukkan Jokowi-JK ada di kisaran angka 52% sementara Prabowo-Hatta 48%.

Mengapa lembaga survey tersebut disebut kredibel? Karena selama Pemilu dan Pilpres yang lalu-lalu, sejak 2009 selalu menunjukkan kredibilitas dan akurasi. Mereka sebagai lembaga independen memiliki reputasi akan metodologi dan akurasi yang tinggi. Lembaga survey tersebut BUKAN sewaan kubu Jokowi-JK. Sejak jaman SBY dulu, lembaga ini sudah ada. Paling tidak ada lembaga sekredibel LSI, CSIS – Cyrus, Litbang Kompas, RRI, SMRC, Populi, dan Indikator Politik. Tidak heran, Jokowi diklaim sudah memenangkan Pilpres.

Tapi toh kehendak rakyat tidak diacuhkan. Sang mantan jenderal tampak tidak terima kalah, tidak jiwa besar, turut mengklaim kemenangan berdasarkan satu-dua lembaga survey yang banyak pihak mempertanyakan kredibilitasnya. Tidak pernah dengar sebelumnya, tidak tahu track recordnya. Entah denial, stress, atau memang terlalu banyak bermimpi jadi presiden, Prabowo juga ikut-ikutan sujud syukur. Apa jenderal tidak paham bahwa tindakannya yang TIDAK BERJIWA BESAR itu berpotensi membuat rakyat Indonesia saling bertumbukan? Tegakah seorang patriot melihat itu? Katanya kan Anda patriot.

ember

makan tuh danjen kopassus aslinya mah cengeng