TS bersikap netral dalam konteks sebagai Kaskuser yang terbuka, TS menulis thread ini sebagai bentuk sedihnya hati TS, ketika semakin TS cinta sama Kaskus dan semakin banyak generasi muda Indonesia yang menjadi Kaskuser, Kaskus malah dijadikan komoditas bisnis yang beraroma kapitalis dan kepentingan-kepentingan terselubung yang menjadikan Kaskuser sebagai target atau objek. Sehingga menjadi sebuah ketololan akutjika ada yang menuduh TS menulis trit ini karena pro Prabowo. Monggo: #PrayForKaskus

Thread ini awalnya TS posting di SF Lounge karena kontennya ngomongin tentang Kaskus terkait dengan ranah politik yang ada. Kalau thread ini TS posting di SF Pilpres 2014, yang ada bakal banyak ditemui pendukung kedua capres yang sebagian darinya tidak mengerti adab dan etika numpang kampanye di masa tenang dan bakal menemukan saling cela saling serang sana-sini ketimbang membaca isi trit ini baik-baik dan kemudian memahami esensinya bahwa trit ini ngomongin tentang kondisi Kaskus, bukan kondisi Jokowi atau Prabowo atau Pemilu secara khusus. Terbukti, setelah dipindah ke SF Pilpres banyak ditemukan komentar dari kaskuser-kaskuser kalap yang fanatik ngebela jagoannya serta saling serang.

Fakta #1: Andrew Darwis Akhirnya Menjilat Ludahnya Sendiri

KASKUS Sekarang Telah Menjadi Komoditas Politik. Secara blak-blakan dan 'vulgar' Kaskus mendukung capres Jokowi melalui segenap iklan-iklan viral Jokowi-JK yang menjejali Kaskus, terutama iklan yang bergentayangan di SF Pemilu 2014. Padahal Andrew Darwis sebagai 'Father of Kaskus' pernah memberikan statemen di media massa bahwa Kaskus "tidak mau menerima iklan-iklan politik karena takut akan membunuh Kaskus itu sendiri". Dan ternyata prat pret prot entut berut gombal mukiyo, Andrew Darwis menjilat ludahnya sendiri. Dari iklan politik capres Gita Wirjawan yang mejeng di halaman muka Kaskus, hingga iklan kampanye capres Jokowi-JK menghiasi setiap sudut Kaskus. Padahal Kaskus tak akan mati tanpa iklan politik, apalagi Kaskus di backup GDP Venture. Sebagaimana dikutip dari warta Techinasia, hingga kini Ken Dean dan Andrew Darwis belum menggunakan dana investasi dari GDP Ventures satu sen pun. Pada bulan Mei 2011, Andrew Darwis sempat membantah khabar yang beredar bahwa Djarum menyuntik dana sebesar Rp 1 triliun rupiah. Menurut Andrew Darwis: "Dananya lumayan cukup untuk membiayai kebutuhan selama lima tahun, termasuk untuk pembelian server"(sampai tahun 2016).

Fakta #2: Iklan Politik Nongol di Kaskus pada Era Sukan Makmuri

Selama masa pimpinan Ken Dean sebagai CEO dan Andrew Darwis sebagai CTO, Kaskus masih menjaga prinsip netralitas sebagaimana statemen sebelumnya dari Andrew Darwis sendiri yang menyatakan bahwa Kaskus netral, Kaskus tidak mau menerima iklan-iklan politik. Tapi semua prinsip netralitas Kaskus itu hancur lebur remuk redam ketika seorang Sukan Makmuri masuk ke Kaskus. Sukan Makmuri sekitar 30 tahun-an hidup di Amerika, trus balik ke Indonesia dan direkrut GDP Venture sebagai investor utama Kaskus, baru kemudian dari GDP Venture Sukan Makmuri masuk ke dalam Kaskus dan kemudian menjabat sebagai CEO baru dari Kaskus. Sangat mencolok perubahan Kaskus pasca Sukan Makmuri jadi CEO.



Tidak hanya iklan politik saja yang mulai bermunculan di Kaskus, dari iklannya capres Gita Wirjawan hingga iklan capres Jokowi-JK, namun iklan-iklan yang merusak moral generasi bangsapun mulai bermunculan, seperti iklan judi bola online di KaskusAd, iklan kondom pada top banner Kaskus menjelang dan pada masa hari valentine. Ada juga bentuk omong kosong Kaskus ketika Kaskus menciptakan SF Quit Smoking and Avoid Drugs, mengajak Kaskuser untuk berhenti merokok dan menjauhi narkoba sebagai barang berbahaya untuk kesehatan, tapi iklan rokok menghiasi banner Kaskus (kalau yang ini harap maklum, karena investor utama Kaskus dari GDP Venture yang notabene anak perusahaan PT. Djarum).

Dari thread hukumonline.com yang membahas tentang hukum judi bola, dijelaskan bahwa pada Pasal 27 ayat (3) UU Informasi dan Transaksi Elektronik melarang setiap orang yg secara sengaja menayangkan konten yg isinya adalah muatan perjudian. Bagi orang yang melanggar ketentuan ini, siap2 aja dijerat sanksi penjara paling lama 6 tahun dan/atau denda maksimal Rp1 miliar. Baca info hukum selengkapnya.

Quote:

Kaskus menolak akusisi perusahaan-perusahaan raksasa seperti Yahoo dan Google dengan alasan tidak adanya kesamaan visi dan misi yang nantinya akan membawa KASKUS lebih baik. Lha trus sekarang setelah terjadi perubahan manajemen, muncul iklan judi bola online, iklan kondom hingga iklan kampanye politik, inikah yang dimaksud KASKUS menjadi lebih baik? Jadi murahan sih iya!

Fakta #3: Kaskuser Pro Jokowi Tersenyum, Pro Prabowo Kecewa

TS tegaskan bahwa Kaskus tanpa Kaskuser tidak akan bisa besar seperti ini!Dan kita tentunya tidak boleh munafik dan menutup mata bahwa Kaskuser-Kaskuer yang ikut andil besar dalam bersama membesarkan Kaskus hingga menjadi "the largest community" di Indonesia tidak hanya dari mereka yang pro Jokowi-JK, namun juga dari mereka yang pro Prabowo-Hatta. Ketika Kaskus terjun ranah politik dan secara menyedihkan menjual prinsip netralitas (yang selama ini menjadi salah satu soul Kaskus) demi kepentingan dan agenda-agenda tertentu dan lantas secara nyata mendukung habis-habisan pasangan capres Jokowi-JK melalui aneka iklan propaganda Jokowi-JK yang berceceran di setiap sudut Kaskus, maka tentunya ini jelas menyakiti dan mendzolimi sebagian Kaskuser lainnya yang tidak pro kepada Jokowi-JK. Kalau memang alasannya mendukung pemilu, mustinya iklannya berimbang, banner kiri iklan pasangan nomor 1 Prabowo-Hatta, banner sebelah kanan iklan pasangan Jokowi-JK. Tak hanya prinsip netralitas yang hilang dari Kaskus, namun juga prinsip keadilan juga ikut lenyap dari Kaskus. Sungguh menyedihkan!


Kalau memang netral dan mendukung kerukunan antar Kaskuser mustinya iklannya kurang lebih begini

Fakta #4: Kaskuser Sebagai Target Audiens Iklan Pemilu

Merujuk pada Wikipedia tentang Kaskus, Kaskus memiliki lebih dari 4,5 juta pengguna terdaftar. Misal ada tim sukses capres Jokowi-JK yang pasang iklan di Kaskus gak paham seluk beluk Kaskus, maka tentu akan berpikir wuih jumlah 4,5 juta kaskuser adalah ladang potensial untuk beriklan kampanye politik menjelang Pilpres 2014.Padahal faktanya itu bukan jumlah murni. Terdaftar tapi tidak aktif banyak banget, belum lagi 'fakta terselubung' akan jumlah klonengan yang mungkin jumlahnya bisa sepertiga dari jumlah Kaskuser terdaftar. Bukan hal yang mengherankan kalau 1 DNA dan 1 sidik jari manusia di Kaskus punya klonengan dengan jumlah mulai dari sekian biji sampai ada yang ratusan. Agan liat aja sebagai misal seller di FJB rata-rata bisa ngasih bonus cendol tak hanya satu per sekali transaksi, otomatis jelas punya klonengan ISO. TS juga sering ditimpuk cendol dari kaskuser sampai sekian kali timpukan dari seorang Kaskuser yang sama, bahkan pernah trit ane yang HT ditimpuk lebih dari 50 cendol dari orang yang sama. Agan bayangin misal dari 1 juta manusia yang mendaftar di Kaskus lantas masing-masing bikin klonengan dengan jumlah rata-rata 3 klonengan, maka dengan hitungan matematika 1 juta Kaskuser dikali masing-masing 3 klonengan tambahan, otomatis akan bertambah 3 juta kaskuser teregistrasi yang notabene klonengan dari orang yang sama. Contoh lagi pada ajang Kaskus Award 2013 kemarin, banyak yang 'ngamuk' karena hasil votes atas nominator-nominator pilihan yang ada kena sunat sama officer dikarenakan adanya indikasi banyaknya pasukan-pasukan klonengan turut berpartisipasi dalam proses pemenangan nominator-nominator tertentu. Bahkan kalau agan mau check traffic trit HT yang nongol di waktu weekend (Hot Thread sehari penuh), untuk sebuah trit HT rata-rata jumlah views dalam 24 jam antara 50 ribu - 150 ribu dan jumlah yang komen gak sampai 1500 komentar. Terlepas dari jumlah kaskuser yang sebenarnya (tanpa jumlah klonengan yang ada), bagi para pengiklan kampanye politik, Kaskuser dianggap sebagai target audiens yang potensial untuk disasar. Terlebih mayoritas penghuni Kaskus adalah generasi muda yang kalau dari kacamata dunia iklan secara psikologis cocok dipersuasif.

Fakta #5: Kemungkinan yang Terjadi Jika Jokowi Menang

Jika Jokowi terpilih jadi presiden, sebagai imbal balik dukungan manajemen Kaskus (ingat manajemen Kaskus, bukan kaskuser, karena kalau kaskuser lingkupnya luas, ada kaskuser yang pro Jokowi ada yang tidak pro Jokowi) terhadap pemenangan Jokowi-JK, maka tentunya ke depannya manajemen Kaskus akan mendapatkan kemudahan-kemudahan dari pemerintahan Jokowi dan bisa jadi ada kerjasama jangka panjang lebih lanjut, semisal Kaskus menjadi media propaganda hingga musim pilpres 5 tahun kemudian. Jika Jokowi jadi presiden, semisal Kaskus ingin membangun seperti KTC (Kaskus Trade Center, baca dimari) tentunya akan lebih mudah, selama telah memenuhi persyaratan Amdal dan syarat mutlak lainnya.

Fakta #6: Kemungkinan yang Terjadi Jika Jokowi Kalah

Kalau Jokowi kalah dalam pemilu presiden, maka otomatis pemenangnya adalah Prabowo. Yaiyalah! Dan tentunya tim sukses serta pendukung Prabowo-Hatta tidak buta dengan kondisi Kaskus sekarang ini yang kehilangan netralitas dan nyata-nyata mendukung Jokowi melalui iklan-iklan yang ada hingga hot thread yang berisi tentang Jokowi yang banyak menuai kontra dari Kaskuser yang pro Prabowo. Dan suatu yang normal di dunia perpolitikan di seluruh dunia, adapun pendukung akan mendapatkan kemudahan dan adapun yang menjadi lawan akan mendapatkan sebaliknya, minimal tidak mendapat prioritas ketika ada kompetitor lain yang merupakan bagian yang pro. Itupun bisa terjadi ketika semisal manajemen Kaskus pro Prabowo-Hatta dan lantas Kaskus dijejali iklan Prabowo Hatta dan bukan iklan Jokowi-JK, maka ketika yang menang pasangan Jokowi-JK hal yang sama pun bisa terjadi. Inilah politik, semua hal bisa terjadi.

Fakta #7: Pasca Hasil Pilpres, Kaskuser Bisa Saling Hina

Sekarang saja, banyak sekali ditemui trit-trit yang berbau dukungan salah satu capres atau pun trit yang berbau pilpres 2014 berisi saling serang, saling cela, saling hujat antar pendukung capres satu dengan yang lain demi mengunggulkan pasangan jagoannya masing-masing. Tak ubahnya suporter bola yang banyak ditemui saling cela di media sosial. Gak kebayang jika tidak ada sikap saling respek, toleransi dan legowo pasca pilpres, maka bisa jadi muncul fenomena para Kaskuser yang jagoan capresnya menang jadi presiden, namun kedewasaan Kaskuser yang bersangkutan kurang (apalagi mode ababil), maka akan muncul perilaku besar kepala dan menghina Kaskuser lain yang jagoan capresnya kalah, merujuk dari adanya bentuk saling serang pra pilpres berlangsung. Semoga Kaskuser bersikap dewasa menyikapinya.

Fakta #8: Banyak Kaskuser Komen Thread Ini Bakal di Close

Banyak komentar dari Kaskuser yang menyatakan bahwa kemungkinan thread ini bakal segera di closed oleh Officer Kaskus sebagai bentuk ketidaknetralan lainnya dari Kaskus. Tidak sedikit juga Kaskuser yang bersikap masa bodoh dan tutup mata akan kondisi Kaskus saat ini, karena yang dipikirkan hanya jidatnya sendiri dengan falsafah "bodo amat Kaskus mau ada iklan judi, ada iklan kondom, ada iklan politik, gak netral lagi dan urusan lainnya.. yang penting ane bisa ngaskus", Tapi ane pribadi menolak untuk diam, karena ane peduli dan berharap kebaikan pada Kaskus.Marah dan tidak rela rasanya melihat Kaskus diobok-obok dan ditunggangi berbagai kepentingan yang ada. Ane tidak mau jadi pecundang yang cuman bisa koar-koar lewat klonengan dengan motif hit and run. Meskipun bisa saja terjadi jikalau manajemen tidak suka dengan tulisan dari TS, maka resikonya adalah ID dari TS bisa saja kena banned dari pihak yang ada di Menara Palma lantai 10 dan 11. Apa jadinya bangsa ini kedepannya jika kita tidak berani bersuara dan bungkam hanya karena takut ID kena banned? Tapi TS yakin di belakang TS masih banyak Kaskuser lainnya yang sepemikiran dengan TS, yang masih peduli terhadap Kaskus dan juga bangsa negara ini.

PENUTUP DAN HARAPAN

Ada peribahasa "Plankton di seberang lautan tampak, Gajah duduk di pelupuk mata tak tampak". Peribahasa ini layak disematkan bagi siapapun Kaskuser yang selama ini koar-koar mencela para penguasa yang mengingkari prinsip dan janji-janji manisnya sehingga merugikan rakyat banyak, namun ketika Kaskus terjatuh dalam kesalahan yang sama (tidak punya prinsip)maka diam dan tak peduli. Semoga Kaskus lekas sembuh, semoga Kaskus menjadi forum yang kembali netral dan sehat. Aamiin.


BANTU KOMEN DAN RATE KALAU AGAN PEDULI




Sebuah quote dari Tan Malaka yang seharusnya ada dalam diri setiap generasi bangsa ini:
"Idealisme adalah kemewahan terakhir yang pemuda punya"