- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Kamu Nggak Harus Jadi Seperti Orang Tuamu, Kok
TS
Sky.High
Kamu Nggak Harus Jadi Seperti Orang Tuamu, Kok
Assalamualaikum Wr.Wb
Spoiler for Semoga Belum Repost:
Semoga Belum
Sorry kalo Repost, Ane cuma ingin berbagi
Sorry kalo Repost, Ane cuma ingin berbagi
Quote:
Dalam beberapa hal, kita sebagai anak tidak ingin meniru orang tua kita. Dari cara menjalani hidup, agama, pekerjaan, hingga metode mendidik anak sekali pun. Anak yang dibesarkan dalam keluarga broken home tidak akan ingin mengikuti pengalaman orang tuanya dalam rumah tangga. Dia ingin hidup yang lebih baik ketika sudah memiliki rumah tangga sendiri nanti.
Tetapi, kadang orang tua akan memandang miring saat si anak menyatakan diri ingin “lepas” atau berbeda dari mereka yang selama ini mengasuhnya. Padahal semua itu sah-sah saja. Apalagi, ini demi menciptakan kultur yang positif untuk rumah tangga yang akan dia bangun. Lalu, bagaimana cara seorang anak mewujudkan itu?
Tetapi, kadang orang tua akan memandang miring saat si anak menyatakan diri ingin “lepas” atau berbeda dari mereka yang selama ini mengasuhnya. Padahal semua itu sah-sah saja. Apalagi, ini demi menciptakan kultur yang positif untuk rumah tangga yang akan dia bangun. Lalu, bagaimana cara seorang anak mewujudkan itu?
Quote:
Quote:
1. Lihat dirimu sendiri sebagai orang yang sedang ingin berubah
Spoiler for Ilustrasi:
Pahami hal-hal yang kamu rasakan selama kecil, dan pertanyakan diri sendiri apa motivasi kamu ingin berubah. Apakah kebiasaan marah-marah orang tuamu ke kamu membuatmu mudah merasa kecil? Apakah kebiasaan ayahmu memukul dan menggantungmu di shower membuatmu sering tak bisa menahan emosi?
Jangan lupa, perhatikan juga sifat-sifat dan kebiasaanmu sendiri. Orang tua kita pasti menurunkan sifat-sifat dan kebiasaan yang akhirnya kita adopsi, baik itu sifat mulia maupun kebiasaan buruk. Bukannya tak mungkin jika kamu memiliki sifat dan kebiasaan buruk yang sama juga dengan mereka. Apakah kamu, seperti orang tuamu, sering gagal menahan amarah? Apakah kamu, seperti ayahmu, adalah perokok berat? Apakah kamu juga ringan tangan, alias sering memukul? Dan yang leih penting lagi, apakah kamu melakukan hal-hal yang sama ke anak-anakmu sekarang?
Setelah kamu menyadari kendala-kendala yang ada pada dirimu sendiri, kamu bisa mengetahui bagaimana cara yang tepat untuk mengatasinya.
.
Quote:
Quote:
2. Bayangkan tentang anak cucumu
Spoiler for Ilustrasi:
Untuk menambah motivasimu menjadi seorang figur transisi di keluargamu, kamu bisa mencoba dengan membayangkan bagaimana dampak-dampak negatif yang akan diterima oleh anak atau cucumu nanti jika kamu tidak segera melakukan perubahan pada keluargamu.
Atau, kamu juga bisa memikirkan seperti apakah keluarga yang kamu inginkan nanti. Dengan cara ini, setidaknya kamu akan memiliki sebuah gambaran tentang keluarga yang lebih ideal, sebagaimana yang memang kamu harapkan.
.
Quote:
Quote:
3. Kalau bisa memilih, menikahlah dengan orang dari keluarga yang utuh
Spoiler for Ilustrasi:
Menurut Brad Wilcox, Kepala The National Marriage Project di University of Virginia, seseorang yang berasal dari keluarga broken akan berpeluang yang lebih besar mempertahankan rumah tangganya jika dirinya menikah dengan orang dari keluarga yang “utuh”. Seseorang dari keluarga yang utuh memiliki pengalaman positif mengenai pernikahan dan cara mendidik anak, sehingga kesempatan untuk membangun keluarga yang lebih positif lebih terbuka lebar.
Namun, jangan telan hasil riset ini bulat-bulat. Jika kamu jatuh cinta pada dia yang rupanya juga berasal dari keluarga broken home, bukan berarti nasib pernikahan kalian akan otomatis buruk. Sebaliknya, jika kamu berhasil menemukan tautan hati yang berasal dari keluarga harmonis, bukan berarti rumah tanggamu terjamin dari masalah atau perceraian. Apapun itu, kamu tetap harus berusaha.
.
Quote:
Quote:
4. Berinisiatif dan berusaha sungguh-sungguh
Spoiler for Ilustrasi:
Sebuah keluarga yang positif serta harmonis bukanlah sebuah hal yang bisa tiba-tiba terbentuk begitu saja. Kalau kamu memang benar-benar menginginkan keluarga yang kamu impikan, kamu harus berinisiatif dan berusaha untuk menciptakannya.
.
Quote:
Quote:
5. Jauhi pengaruh-pengaruh buruk
Spoiler for Ilustrasi:
Jika lingkungan di sekitarmu tidak mendukungmu mencapai tujuan untuk membangun sebuah keluarga yang lebih baik lagi, lebih baik kamu menjauhi lingkunganmu itu. Meskipun itu adalah orang tua atau sahabat-sahabatmu sendiri.
Memberi jarak pada lingkunganmu bukan berarti harus memutuskan hubungan dengan mereka kok. Ini hanyalah salah satu bentuk antisipasi terhadap kemungkinan-kemungkinan buruk yang mungkin bisa memengaruhi tujuanmu.
.
Quote:
Quote:
6. Cari contoh yang positif
Spoiler for Ilustrasi:
Kamu juga perlu mencari contoh bagaimana cara membentuk sebuah keluarga yang positif dan harmonis. Banyak-banyaklah bertanya dan mencontoh orang-orang yang memiliki pernikahan dan keluarga yang bahagia. Bagaimana cara mereka membina hubungan keluarga, cara mendidik anak, dan hal-hal lain yang bisa kamu pelajari dari mereka..
Quote:
Quote:
7. Minta bantuan tenaga profesional, jika dibutuhkan
Spoiler for Ilustrasi:
Jika kamu merasa memerlukan bantuan untuk menangani hal ini, kamu juga bisa berkonsultasi dengan tenaga ahli profesional seperti psikolog atau konsultan pernikahan. Ini bisa membuka pikiranmu tentang cara-cara menjadi pribadi yang kamu inginkan, atau tentang bagaimana memperlakukan pasangan atau anak demi mewujudkan rumah tangga impian. Pastinya dengan bantuan konsultasi kamu bisa mencegah resiko perceraian dalam rumah tangga..
Quote:
Quote:
8. Berpegang teguh pada tujuan
Spoiler for Ilustrasi:
Kunci utama untuk mencapai tujuanmu adalah selalu berpegang teguh pada tujuan akhir yang ingin kamu capai. Kamu harus selalu mengingat kenapa tujuan itu penting, dan aktif dalam mencari cara agar tujuanmu bisa terwujud.
Membangun sebuah keluarga yang diimpikan bukanlah sesuatu yang mudah, dan prosesnya pun akan selalu berkelanjutan. Kamu harus terus menerus menerus mengingatkan dirimu sendiri agar selalu fokus.
Quote:
Memiliki sebuah pengalaman buruk dalam keluarga, perceraian atau mendapat kekerasan dari orang tua misalnya, tidak berarti kamu juga “ditakdirkan” melakukan hal yang sama dengan apa yang dilakukan orang tuamu. Sudah semestinya keluarga menjadi rumah berlindung bagi pasangan dan anak-anak mereka. Dan sebagai orang tua atau calon orang tua, adalah kewajibanmu untuk bisa membangun sebuah keluarga positif.
Jika keluargamu tidak mampu memberikannya padamu dulu, maka kamulah kunci yang bisa mengubah keluargamu! Namun, semua itu kembali lagi pada dirimu, mau atau tidak kamu melakukannya? Semoga tips ini bisa membantumu ya!
Jika keluargamu tidak mampu memberikannya padamu dulu, maka kamulah kunci yang bisa mengubah keluargamu! Namun, semua itu kembali lagi pada dirimu, mau atau tidak kamu melakukannya? Semoga tips ini bisa membantumu ya!
[LEFT]Sumber[/LEFT]
Quote:
Mengharapkan
0
1.4K
Kutip
15
Balasan
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan