f3brianiAvatar border
TS
f3briani
Revitalisasi industri film dan animasi bersama jokowi – iwan piliang
“Visi-misi Jokowi terhadap kebangkitan ekonomi kreatif yang mengedepankan pengetahuan, gagasan dan kreatifitas (knowledge , idea and creativity) sangat membanggakan, namun dia membutuhkan orang yang mampu membumikan-mewujudkan secara nyata. Salah satu gagasan yang ditawarkan adalah pemberdayaan pusat-pusat pengembangan ekonomi kreatif di tingkat lokal, bahkan kalau perlu di tingkat desa. Kasus film kartun Upin-Ipin yang diproduksi anak-anak muda di Desa Menayu, Bantul atau Film Doraemon yang juga diproduksi oleh anak-anak desa di Bali kiranya merupakan pelajaran yang sangat penting bahwa Bangsa ini sesungguhnya mempunyai power untuk maju, hanya saat ini salah kelola. Ke depan bangsa ini harus mampu membangun “Indonesia Incorporated on the movie” untuk bisa go international.” Demikian pernyataan Iwan Piliang, teman dekat, pendukung, relawan Jokowi sejak menjadi Walikota Solo, di sela-sela mendampingi Jokowi pada saat pembekalan DPD Taruna Merah Putih, Jawa Barat, di Gedung Serbaguna Assakinah, Cianjur, Jawa Barat, hari rabu, (2/7/2014). Perlu diketahui bahwa relawan non partisan ini, sekarang juga mengelola Posko Relawan Jokowi Cokro 100 di bilangan Menteng, Jakarta.


Pasar Film dan Animasi

Perlu diketahui bahwa pasar film dan animasi di dalam negeri saja sangat besar, namun sayang 90 % segmen pasar dalam negeri masih dikuasai asing. Padahal broadcasting kita cukup banyak dan terdapat sekitar 780 gedung bioskop untuk pertunjukkan film layar lebar. Sementara belanja komoditi kreatif bagi penduduk Indonesia relatif besar berkisar US $ 2 – 5 per hari.

Ke depan diharapkan bahwa industri kreatif, termasuk film dan animasi mampu merubah lanskap dan wajah Indonesia menjadi lebih maju dan mampu berkompetisi. Dengan kekayaan keanekaragamn budaya Indonesia, secara potensial kiranya kita tidak akan pernah kehabisan gagasan, yang menjadi dasar dari industri kreatif itu sendiri.

Untuk itu pemerintah harus mampu untuk mendorong pertumbuhan industri kreatif di tanah air dengan berbagai pendekatan, seperti pembuatan kebijakan yang berpihak pada pemberdayaan industry kreatif, penyediaan infrastruktur baik berupa lembaga-lemabaga pendidikan kreatif, pembukaaan kawasan industry kreatif, fasilitasi dan insentif bagi investasi industry kreatif. Selain itu komitmen alokasi dana dari APBN harus terlihat, sebab potensi kita untuk memenangkanindustri kreatif sangat besar. Tidak kalah pentingnya adalah persoalan marketing, tidak hanya untuk segmen nasional, melayani pasar sendiri, namun juga untuk memenagkan persaingan global. Kerjasama dengan para pelaku bisnis kreatif pada level global seperti dengan Walt |Disney, seperti yang telah dilakukan swasta perlu dilakukan. Peran dutabesar-dutabesar marketing kita perlu dipertajam untuk pemasaran produk kreatif.

Sudah saatnya Indonesia merubah struktur perekonomian, menyesuaikan diri dengan perubahan besar yang telah melanda dunia demikian cepat, dengan munculnya berbagai gelombang peradaban ekonomi. Gelombang peradaban ekonomi bisa dibagi menjadi tiga gelombang: 1). Gelombang ekonomi pertanian; 2) Gelombang ekonomi industry; 3) Gelombang ekonomi informasi; 4). Gelombang ekonomi kreatif yang berbasis pada gagasan kreatif. (Alvin Toffler, 1980).

Seperti kita ketahui bersama bahwa bahan baku (raw material) dalam perekonomian merupakan barang yang terbatas bahkan sangat terbatas, apalagi ekonomi berbasis energy fosil, seperi migas, dimana cadangannya kian menurun dan terlalu banyak dicuri mafia, sehingga negara banyak dirugikan karena mengalami kebocoran, akibatnya rakyat menderita dan miskin.

Dengan adanya ekonomi berbasis ide/gagasan maka roda ekonomi akan tetap berputar dan bertumbuh sampai kapanpun. Gagasan merupakan sebuah semacam instruksi yang akan membuta kita dapat mengkombinasikan sumber daya alam yang terbatas menjadi produk yang lebih bernilai. Dalam konteks ini, bisa ditafsir bahwa sebuah negara miskin merupakan sebuah akibat dari masyarakat yang tidak mempunyai akses pada gagasan atau ide yang bisa dipergunakan dalam dunia industri yang bisa menghasilkan nilai ekonomi. (Paul Romer, 1993)

Film Indonesia Go International

Potensi nasional bidang perfilman dan animasi sesungguhnya cukup besar, terbukti banyak insan film dan animator kita yang mendapat penghargaan internasional serta mampu menembus pasar global, termasuk salah satunya diterima oleh pusat industry film terkemuka Hollywood. Berikut adalah beberapa contoh yang telah menunjukkan prestasi dunia.


Revitalisasi industri film dan animasi bersama jokowi – iwan piliang

The Raid : Redemption, film laga dengan menampilkan salah satu kekayaan budaya tanah air, berupa beladiri pencak-silat ini, berhasil menempati urutan ke sebelas sebagai film yang paling banyak ditonton di 875 bioskop Amerika Serikat, sehingga merupakan film Indonesia pertama yang bisa masuk film box office di AS. Mendapat beberapa penghargaan internasional seperti Cadillacs People’s Choice Award, Toronto International Film Festival, 2011 dan The Best Film and Audience Award – Jameson Dublin International Film Festival. Film favorit versi dewan yuri pada Festival Film Sundance, 2012. Film ini disutradari oleh Evan H Garet, produser Ario Sagantoro, dibintangi Iko Uwais, Yayan Ruhian, Ray Sahetapy, dll. Hak siar film ini dibeli oleh Sony Pictures Classic.

Daun di atas Bantal, judul film platonis ini merupakan karya Sutradara Garin Nugroho dan perusahaan film Christine Hakim Film, tahun 1998. Peraih beberapa penghargaan internasional seperti : 1). Best Film and Best Actress - Christine Hakim on Asia-Pacific Film Festival, 1998; 2). Best Film on Singapore International Festival, 1999; 3) Silver Screen Award Best Asian Feature Film – Garin Nugroho; 4) Special Jury Prize – Garin Nugroho on Tokyo International Film Festival, 1998. Film ini mengangkat thema kemiskinan di jalanan kota Yogyakarta. Kisah kehidupan seorang ibu bernama Asih (diperankan Christine Hakim) bersama ketiga anaknya, masing-masing bernama Heru, Sugeng dan Kancil. Asih terlalu sibuk bekerja sebagai buruh gendong di Pasar Beringharjo, sehingga lupa memperhatikan anak-anaknya. Setiap malam mereka bertengkar memperebutkan bantal daun. Tanpa dinyana anak-anak itu terlibat dalam bisnis penjualan ganja, yang berujung tragis.

Selain kedua film di atas masih banyak film nasional yang mendapat penghargaan internasional dan laku di pasar global, seperti Modus anomaly, The Witness, Lovely Man, Meraih Mimpi (Sing to the Dawn), Pasir Berbisik, Laskar Pelangi, Denias - Senandung di Atas Awan, The Photograph dan lain-lain.

Oleh : Dhimaz


Related post:
- Jurus Kreatif Iwan Piliang Dampingi Jokowi - Bagian 1
Diubah oleh f3briani 05-07-2014 13:09
0
1.1K
0
Thread Digembok
Thread Digembok
Komunitas Pilihan