Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

besok.ngecorrAvatar border
TS
besok.ngecorr
(Genjer-Genjer)Diduga, Beginilah Cara Jokowi Rampok Uang Negara Lewat Kartu Pintar
RMOL. Satu persatu keburukan Joko Widodo (Jokowi) selama ini yang disimpan-simpan, mulai terkuak. Kejanggalan pengelolaan sistem Bantuan Pendidikan Masyarakat Kota Solo (BPMKS) oleh Jokowi dibeberkan. Kecurangan yang diterapakan pada BPMKS itulah yang digunakan mantan walikota Solo itu menjadi Kartu Jakarta Pintar (KJP), dan diimpikan menjadi Kartu Indonesia Pintar (KIP) secara nasional.

Demikian diungkapkan oleh seorang konsultan Informasi Teknologi (IT) kepercayaan calon presiden Joko Widodo ketika di Solo, Wahyu Nugroho, kepada beberapa wartawan di kawasan Senayan Jakarta, Kamis malam (3/7).

Wahyu yang merupakan orang kepercayaan Jokowi saat di Solo dulu membeberkan kejanggalan yang pertama adalah, ketika dirinya diberi data mentah daftar siswa tidak mampu di Solo, oleh pihak Dinas Pendidikan dan Olah Raga Kota Solo. Kata Wahyu, berdasarkan data yang dihimpunnya pada tahun 2010 jumlah siswa di Solo ada 105.000 siswa. Sedangkan data yang diberikan oleh dinas kepada dirinya ada 110.000 siswa. Ini artinya Jokowi dulu menganggap semua warga Solo miskin. Ditambah lagi ada nama siswa yang ganda sehingga jumlah siswa banyak yang fiktif.

"Dipikir saja secara logika. Masa siswa di Solo semuanya orang miskin. Terus siswa juga banyak yang fiktif. Pada saat itu saya tidak langsung percaya dengan data tersebut. Saya sudah mencium bau kecurangan," kata Wahyu

Merasa janggal dengan hal tersebut Wahyu kemudian menginput data nama-nama siswa tersebut melalui sebuah sofware komputer. Tujuannya agar tidak ada nama siswa yang ganda dan tidak ada nomor induk siswa yang ganda.

Kecurangan yang mulai disadari Wahyu itu membuat pemerintah Kota Solo menolak data tersebut untuk diperbaharui dan meminta untuk diinput apa adanya sesui data yang diberikan. Menurut Wahyu, data mentah yang diberikan kepada dirinya diinput melalui program komputer Microsoft Excel, kemudian dirinya menyaring lagi karena harus dimasukan dalam data base program berbasiskan website online.

"Kalau data base PHP kan tidak bisa ada nama yang sama dobel-dobel. Kalau excel kan mau dobel sepuluh kali juga bisa saja," terangnya.

Padahal kata Wahyu, setelah dimasukan ke dalam data base online, data nama siswa yang tidak dobel-dobel itu hanya ada 65 ribu siswa saja. Menurutnya, itulah data siswa tidak mampu di Kota Solo yang sebenarnya. "Jadi sebetulnya cuma 65 ribu siswa aja yang miskin. Tapi dibuat jadi berlipat-lipat," ungkapnya.

Setelah itu, dirinya langsung melaporkan tapi sempat tidak diterima oleh pihak Pemerintah Kota Solo. Pemerintah Jokowi bersikukuh menginginkan data yang 110 ribu siswa yang sebagian besar fiktif tersebut, bukan yang sudah disaring jadi 65 ribu siswa tidak mampu. Karena hal itulah kemudian dirinya mengundurkan diri dari proyek besutan Jokowi untuk Solo itu.

"Daripada saya bohongi masyarakat, lebih baik saya tidak dipakai lagi saya. Masih banyak pekerjaan lain. Saya ngeri melihat Jokowi merampok uang rakyat dengan mencatut nama siswa miskin fiktif," beber Wahyu.

Wahyu pun meyakini, jika KJP diterapkan secara nasional seperti janji Jokowi jika terpilih presiden nanti, maka ratusan juta siswa miskin yang akan diklaim Jokowi sebagai siswa yang berhak mendapatkan Kartu Pintar itu.

"Kalau benar diterapkan kantor pintar secara nasional mengerikan uang yang dirampok Jokowi," demikian Wahyu. [rus]


http://politik.rmol.co/read/2014/07/...-Kartu-Pintar-



Bongkar kebiasaan tipu2 emoticon-Ngakak



salam genjer-genjer emoticon-Ngakak







0
4.3K
48
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan