Quote:
Megawati juga memandang TVOne hendak memecah belah negeri
Secara mengejutkan stasiun televisi nasionalTV One memuat berita tentang PDI Perjuangan yang identik dengan Partai Komunis Indonesia (PKI). Dalam pemberitaan yang tidak jelas sumbernya itu, PDI Perjuangan disebut telah mengusung kader PKI. Bukan hanya itu, PDI Perjuangan oleh TV One dikatakan musuh dari Angkatan Darat (AD).
Fitnah yang ada, tak ayal membuat panas kubu partai berlambang moncong putih itu. Megawati selaku ketua umum partai dengan tegas mengecam tindakan TV One. Melalui aku twitternya @MegawatiSSP, Rabu (2/7/2014), Megawati menulis, "Jika TvOne ingin perhatian dari saya, mereka berhasil. Terkait pemberitaan tvOne yg menyebut PDIP diisi orang PKI! #PDIPwarningTvOne ^Mega^."
Megawati juga memandang TVOne hendak memecah belah negeri. "Jika TvOne ingin memecah belah negeri ini, harus keluarkan lumpur lebih dari Sidoarjo tanpa khianati kehormatan jurnalisme #PDIPwarningTvOne."
Megawati menyayangkan sikap TVOne yang cenderung mengorbankan kehormatan demi kekuasaan. "Butuh waktu menyembuhkan luka anak negeri yang terkoyak Media hendaknya tidak mengorbankan kehormatan demi aurat kekuasaan #PDIPwarningTvOne."
Tidak hanya Megawati secara pribadi, PDIP secara kelembagaan ikut merespon hal ini. Sekrataris Jendral PDIP, Tjahjo Kumolo mengatakan, partai memberi intruksi resmi kepada kader PDIP untuk siaga satu.
PDIP kata Tjahjo sedang menyiapkan surat kepada Polda Metro Jaya untuk melakukan aksi pengepungan kantor TV One.
Selain itu, di Yogyakarta, puluhan massa PDIP yang merasa emosi melakukan pengepungan kantor TV One biro Yogyakrta. Massa melakulan penyegelan terhadap kantor media miliki Ketua Umum Golkar itu Aburizal Bakrie.
Jangan Terpancing!
Meski dalam situasi panas seperti ini, hendaknya PDIP tidak terpancing akan pemberitaan itu. PDIP tidak perlu membuang energi untuk merespon fitnah TV One. Alangkah baiknya, PDIP menyarankan agar pihak berwajib mengusut tuntas fitnah yang dilakukan TV One.
Sebab fitnah yang ada, memang sengaja dilakukan guna memancing amarah PDIP sehingga sibuk mengurus TV One. Padahal perlu diingat, bahwa saat ini, PDIP punya agenda yang lebih besar yakni mensukseskan Pilpres 2014 pada 9 Juli nanti. Sebagai partai pengusung pasangan Capres-Cawapres nomor urut 2, Jokowi-Jusuf Kalla, PDIP tentu memiliki tugas berat memenangkan pasangan nomor urut dua, diluar dari pada relawan dan mitra koalisinya.
Apalagi, kita ketahui bersama PDIP terkenal memiliki mesin politik yang solid. Sehingga lemahnya PDIP merupakan sesuatu yang dinanti oleh lawan politiknya, bahkan lawan dengan terang benderang sengaja melemahkan PDIP.
Dengan lemahnya PDIP, maka di detik menjelang pemungutan suara, hal itu akan sangat merugikan bagi pasangan nomor urut 2. Maka dari itu, PDIP hendaknya bisa menahan diri untuk tidak terjebak fitnah tersebut. PDIP mesti fokus terhadap pemenangan Jokowi-JK.
PDIP harus bisa fokus terhadap agenda yang lebih besar, agenda transformasi kepemimpinan nasional. Meski membela harga diri partai merupakan keharusan, namun masa depan bangsa ini rasanya jauh lebih penting ketimbang sekedar harga diri partai.
Apakah PDIP yang selama ini konsen terhadap perbaikan bangsa mau membiarkan bangsa ini kemudian jatuh ke tangan yang tidak tepat. Apakah PDIP mau memupuskan harapan rakyat banyak akan masa depan yang lebih baik hanya karena urusan nama baik partai.
Kiranya, dengan mengedepankan kepentingan bangsa di atas segala-galanya, PDIP akan mendapatkan kehormatannya sendiri. Dan sejarah akan mencatat itu.
Merdeka !!!
tv oon
TV OON udah keterlaluan sekali, menyebar fitnah menggunakan MEDIA... Ingat "WHOEVER CONTROLS MEDIA CONTROLS MINDS" Nilai jurnalistik kalian sungguh hina, dan banyak berita yang tidak disertai sumber yang valid.. "TERDEPAN MEMOJOKAN"
IMHO= Stasiun TV "lain" yang banyak dianggap menjelek2an capres no urut 1, tidak pernah memberikan berita tanpa sumber yang valid.. Ataupun Fitnah.. MEMANG benar sukanya MENGANGKAT ISU2 yang ada,... Tetapi ISU tersebut bisa dihadapi dengan KLARIFIKASI atau Konferensi PERS Terbuka (KALO YANG TERKAIT ISU MAU)