shikabayuAvatar border
TS
shikabayu
Boneka Capres apa Pelanggar HAM? (Last thread before 9 july by Shikabayu)
Assalamualaikum wr wb..
Selamat pagi siang sore malam dini hari kapanpun anda membacanya.
Sebagai kaskuser yang masih bau kencur saya ucapkan terima kasih atas kritik, saran, hujatan dan apresiasi dari warga kaskuser se-Indonesia atas trit kedua saya yang banyak ditanggapi. Kali ini saya mau nulis sesuatu lagi, yang semoga saja bermanfaat buat kita semua. Buat yang belum baca thread saya sebelumnya mohon di simak dulu. Judulnya "Bersihkan, Tentukan, Sebarkan!". Pastikan kalian adalah pemilih, bukan pembenci.
Sumber : http://www.kaskus.co.id/thread/53988...-allah-manfaat

Ini beberapa pertanyaan yang sempat ditanyakan di thread saya sebelumnya, saya tulis ulang agar menghindari adanya pertanyaan bernada sama di thread saya kali ini. Boleh skip kok!

Spoiler for Q&A:


Nah selamat membaca emoticon-Smilie




9 Mini BAB Threadnya Shikabayu Nara

Sebenarnya saya kurang suka dengan istilah ini. Pertama, saya takut di kira ikut kampanye. Kedua, katanya fadli zon sih, istilah ini punya masa lalu dan itu berkaitan dengan komunisme. Emang sih kita harus belajar dari sejarah tapi saya kira ini kejauhan. Maklumlah, namanya juga timses, kalo ga promosiin barangnya, ya sesekali jelekin barang orang. Izinkan saya ganti istilahnya dengan "Upgrade Mindset" (di singkat Upmin)

Saya kebelet pengen tulis ini. Kiranya tulisan saya yang sebelumnya hanya memengaruhi beberapa pembaca saja. Toh sekarang pun masih banyak negative dan black campaign ga jelas itu. Masih berseliweran di forum pilih capres kaskus, masih di share temen-temenku di facebook (kadang saya ilfil kalo yang share umur anak kuliahan ke atas), masih di buat tweet link-link artikelnya. Kalo temen deket sih masih berani ngajak debat dikit-dikit tapi kalo anak orang? Ya paling cuma bisa doain dan bikin beginian, berharap share-an dariku di kliknya. Lalu sambil baca dia agak ngangguk-ngangguk dan akhirnya bertobat nyebar informasi yang belum pasti. Aamiin..

Kalau sebelumnya saya buat tulisan berbentuk cerita, kali ini saya akan buat tulisan yang bentuknya macam paragraf di novel-novel non fiksi.

Tentang Upmin ini ada beberapa yang mau saya bahas.

* Perbedaan Negative & Black Campaign
* Perbedaan Berpikir kritis & Suudzon
* 3 Kelompok Penanggap Media
* Upgrade Your Mindset
* The Power of Suudzon
* Jadi semuanya Suudzon?
* Siapa yang seharusnya Aneh?
* Penutup dan pesan-pesan
* Ya? Jangan lupa kalau berkenan!




- Negative & Black

Negative dan Black. Untuk yang ini saya simpulkan sendiri berdasarkan arti katanya. Antara kampanye negatif dan kampanye hitam. Kampanye hitam sudah pasti negatif tetapi kebalikannya tidak berlaku. Kampanye negatif adalah kampanye yang menekankan pada sisi negatif satu pihak. Apalagi pemilu capres tahun ini hanya ada dua calon. Persaingan yang tajam satu sama lain ini menyebabkan kampanye negatif lebih efektif di gunakan karena jika anda mudah terpengaruh dan akhirnya membenci A, pilihan yang tersisa hanya memilih B. Setidaknya begitu untuk non golputers.

Bahayanya, kita yang merasa up to date dengan berita di belakang panggung ini, justru terlalu sibuk menggali dan menggali lagi berita yang lebih baru. Sehingga otak kita cenderung tidak punya waktu untuk berpikir, apakah kabar burung yang sebelumnya nyata, ataukah tidak? Kita seperti orang yang baru menerima kabar kalau gunung yang tiap hari kita pandang di balik jendela depan rumah akan meletus dahsyat. Kita salah tingkah, dengan kikuknya sibuk mengemas barang-barang, terlalu sibuk sampai apapun di masukan. Baju, celana, lap kotor, pakaian berlubang. Roti, jagung, bungkus permen, daging busuk. Jika kembali ke konteks kampanye, maka lap kotor dan daging busuk adalah berita yang tidak begitu bermanfaat, tak jelas asal-usulnya, di olah setengah matang dan berbumbu terlalu banyak. Persis seperti episode spongebob dengan koran, tuan krab, bumbu berita dan picisannya.

Saat yang kamu masukan dalam otakmu adalah kampanye negatif yang seperti itu, saat itulah boleh di katakan kamu baru saja menelan mentah kampanye hitam. Maksudku, dia tidak berguna, apa gunanya mendebatkan masa lalu Prabowo? Bukan sedikit kyai yang dulunya preman tatoan. Dia tak jelas asal-usulnya, atas dasar apa Jokowi nama aslinya mengandung kata herbertus? Emang nama lengkap di Sim C nya pake herbertus ya? Oh. Bumbunya terlalu banyak kawan, karena jokowi cium tangan megawati aja udah berani kasih judul dengan kata "tunduk". Kalo yang belajar pkn pasti tau sistem presidensial di Indonesia. Namanya presidensial, bukan parlementer, jelas posisi presiden lebih kuat dari parlemen. Saya emang ga terlalu ngerti, tapi "lu yakin naruto bakal bakar desanya, konoha gakure kalo yang nyuruh bapaknya sendiri?". Dan pengolahannya setengah matang. Karena kalau terlalu matang, banyak black campaign yang justru jadi positive campaign buat pihak yang di tembak. Misalnya Jokowi di pimpin karena bukan ketum partai. Yang khusnudzon sih bilang "ada bagusnya tuh, dia bisa fokus ke tugas presidennya, ga melulu harus ngurusin partainya", dan di saat yang sama anak smp baru tau kaskus kemaren sore justru bilang "makanya gua khawatir dia jadi presiden, tapi cuma boneka partainya sendiri" dengan raut wajah serius, alis beradu, meyakinkan teman sebangkunya padahal punya hak pilih saja belum dia.

- Suudzon & Kritis


Ngomong-ngomong tentang suudzon, kata ini berarti berprasangka buruk. Awalnya saya sering pake kata ini, tapi lama kelamaan justru kata ini seperti mematikan logika kritis kita, karena apapun sisi negatif nya, dengan bilang jangan suudzon dong, apapun bisa di sangkal. Menurut saya itu salah karena dengan berprasangka baik berlebihan sepenuhnya, kita akan menjadi rakyat bodoh yang bisa di bodohi berulang kali. Maka sekarang, mari bedakan berprasangka buruk dengan berpikir kritis.

Berpikir kritis adalah berpikir secara kritis. Tentu saja. Yang jelas berpikir kritis itu menganalisis kemungkinan-kemungkinan (baik atau buruk) yang bisa terjadi di kemudian hari. Sedangkan berprasangka buruk adalah meyakini suatu hal yang sebetulnya hanya ia prediksi, hanya hasil dari berpikir kritisnya. Tapi ia yakin 100% hal tersebut akan terjadi nanti. Mari mulai contoh dengan isu murahan : Jokowi capres boneka. Seorang yang berpikir kritis akan menulis seperti = "meskipun kecil kemungkinan, mungkin saja Jokowi sebagai capres boneka blablabla". Si kritis bukan tidak tegas dengan hasil analisisnya, justru dia berhati-hati agar tidak sampai yang ia sebar adalah fitnah. Beda dengan si suudzon, dia yakin seyakin keyakinan guru fisika kita yang meyakini hukum newton dan lain-lain. Gaya tulisannya kurang lebih akan seperti = "Dengan apa yang telah kita baca, maka tidak salah lagi bahwa Jokowi nanti jika terpilih menjadi presiden, dia akan bertindak sebagai capres boneka blablajanganpilihdiablablabluah".

- 3 Kelompok Penanggap

Saya tambah lagi. Ada tiga sikap antara kelompok politik partisipan dalam menghadapi berita yang saya perhatikan saat ini. Satu, mainstream. Dua dan tiga, anti-mainstream negatif dan positif.

Misalnya ketika Prabowo bilang kebocoran 1000 triliun. Kelompok mainstream, mereka tertawa. Kelompok anti-mainstream negatif, mereka buru-buru bikin trit ttg ini demi memuaskan hawa nafsu, untuk membantu kelompok mainstream tertawa lepas. Lalu datanglah anti-mainstream positif, mereka yang mencari data dan mengklarifikasi apa-apa yang salah disana.

Revolusi Mental nya Jokowi. Mainstream kemakan berita, "wah komunis nih". Anti-mainstream negatif bikin trit panjang lebar, ga setuju blabluah. Anti-mainstream positif ga peduli sejarahnya, yang dia tau niat jokowi benerin mental-mental rakyat Indonesia. Yang positif puter otak gimana caranya biar dia bisa ikut berpartisipasi di program ini. Misalnya dia jadi penulis buku, kaya Ahmad Rifa'i Rifan dengan buku "Tuhan, Maaf, Kami Sedang Sibuk". Jadi motivator seperti Mario Teguh dengan acaranya Golden Ways-nya. Anti-mainstream positif sadar revolusi mental (saya bilang Upmin itu) bukan tugas presiden, yang butuh bukan presiden. Tapi harusnya revolusi mental itu kesadaran demokrasi. Kesadaran dari rakyat, di dorong oleh bantuan rakyat, karena toh semua ini sejatinya pun untuk rakyat.

Yuk jadi anti-mainstream, yang positif? ^^

- Upgrade your Mindset.

Ini Bulan puasa, tidak kah kalian berniat untuk berhenti menyebar berita yang tak jelas asal-usulnya itu? Biarkan mereka (timses) saling serang satu sama lain. Itu memang tugas mereka. Kalau tak mempan di ceramahi, mari doakan saja negeri ini. Memang, agak busuk kadang tugasnya. Tapi asal di bayar harta, tahta atau sekadar wanita mereka kerjakan apa saja. Biar saya tanya, kalian serendah mereka? Yang rela buang waktu, peras otak menulis sampah, menyebar fitnah itu?

Jangan dulu percaya kawan. Saya ambil contoh yang masih hangat. Jokowi seorang komunis.
Jangan dulu percaya tulisan itu
"Tapi tulisannya bener-bener masuk akal bro, nama orang, nama tempat, malah ada fotonya!"
Iya, emang, saya akui tulisannya berkualitas. Berkualitas itu bagus, bukan baik. Sebagai tulisan yang tidak baik, tulisan itu bagus. Punya sugesti. Untuk lebih meyakinkan, mereka bawa-bawa kata "tim penelusur" (saya senyum jelek bacanya, soalnya ini cerita udah kaya acara termelek-melek).

Ditambah foto-foto seadanya. Dengan nama entah itu samaran atau emang nyata. Buat saya tiga tahun yang lalu, ini sangat meyakinkan. Tapi untuk saya saat ini, tidak. Banyak yang bisa di sangkal dari tulisan ini.


1. Kalau emang tulisan ini nyata, kenapa ga di buat dokumenter aja? Kaya termelek-melek itu? Lalu tampilin di tv sehari tiga kali? Kan pihak Prabowo banyak tuh yang punya stasiun televisi swasta. Saya yakin, mau sebusuk apapun beritanya, kalau itu nyata benar adanya, tak akan menentang hukum. Ini? Cuma tulisan. Di blog pribadi. Di sebar. Sama akun ga karuan pula. Boleh saya kasih emot kaya gini? -_-

2. Nulis itu gampang teman. Saya emang bukan jurnalis, bukan penulis Best seller. Tapi cuma buat kaya gituan? Kayanya saya bisa kerjain sendiri. Cuma minta beberapa hal aja. Nama orang (yang nantinya di anggap narasumber). Tempat tinggal mereka. Foto mereka. Kemana arah tulisannya akan di bawa (dalam kasus ini misalnya ke arah pembaca percaya kalau jokowi adalah komunis). Kurang lebih cuma berbekal itu. Saya ga yakin kalau saya bisa nulis sebagus tulisan itu, namun sedikit banyak saya bisa pengaruhi pembaca bahwa tulisan itu nyata.

3. Kalau emang tulisan itu nyata, bisa dong satu wartawan aja nyari muka orang-orang yang muncul di tulisan itu? Wawancara. Tanya apa mereka pernah kedatangan "tim penelusur" seperti yang di ceritakan si empunya blog? Di tanya apa aja sama itu tim? Jawabnya apa aja? Nah, kasih tuh rekaman videonya ke acara berita-berita. Ohh ya, kalo semua jawabannya positif, jangan lupa tanya pertanyaan terakhir. "Bapak, di bayar berapa?".


Di atas saya sempat tulis kalau tiga tahun lalu saya mungkin bisa percaya semua isi tulisan di situ. Tapi sekarang, tidak lagi. Kawan, saya ini pernah alay (mungkin masih?). Pernah ngerasa yakin seyakin-yakinnya tentang sesuatu yang tidak sepatutnya kita yakini. Saya pernah ngerasa tau segalanya tentang suatu hal, hanya setelah baca satu artikel. Ini cuma sedikit share pengalaman ya kawan. Seperti kalian tau, nama ID saya di kaskus itu Shikabayu. Beberapa orang mungkin tau kalau nama ini pelesetan dari salah satu tokoh keren di Manga Naruto, Shikamaru.

Ya, dulu saya fans Naruto. Yaa, sebenarnya sekarang juga masih, tapi ga semaniak dulu. Dulu-dulu politik juga terjadi di dunia shinobi ini. Meskipun semuanya tergabung dalam grup berjudul -Naruto Fans Club- tapi kepercayaan kami terbelah seperti pihak pilpres ini. Ada yang percaya tentang keberadaan sajobo, ada yang ga yakin, ada yang ga tau-terus nyari-baru percaya, ada juga yang ga percaya sama sekali. Saya curiga mereka yang ga percaya ini adalah pemilik blog yang suka bikin karangan cerita hoax macam sajobo ini di blognya. Atau mungkin mereka adalah salah seorang temen dari pengarang hoax sajobo tersebut.

Sedikit saya jelaskan, hoax sajobo ini adalah cerita tentang akhir cerita atau musuh terakhir Naruto. Di jelaskan di sana kalau untuk membangkitkan sajobo (ayah dari uchiha madara) di butuhkan 3 sharingan. Setelah klan uchiha di bantai, hanya tersisa tiga orang yang mungkin masih hidup saat itu, sasuke, itachi dan madara. Di jelaskan bahwa sajobo adalah iblis tengu. Blablablabluah. Bisa saya simpulkan perasaan saya saat itu dalam satu kalimat : "Wah, luar biasa masuk akal!"

Nah, tulisan tidak baik yang berkualitas itu saya gambarkan seperti cerita sajobo di atas. Ga cukup di situ kawan, hal lain yang bikin saya yakin adalah penampakan! Ada penampakannya. Konon itu adalah gambar sajobo. Saya zoom dan gambarnya sangat bagus. Mirip dengan apa yang di ceritakan ciri-cirinya.

Mau tau apa yang saya pikir saat itu? "Hmm, kayanya diam-diam Masashi Kishimoto (pengarang Naruto) bercerita ke keponakannya atau tetangganya atau bikin blog pribadi rahasia dan bercerita tentang sajobo ini, dan sialnya seseorang membaca lalu menyebarkan cerita ini. Kerennya adalah? Aku sangat beruntung bisa baca cerita sajobo ini. Di saat yang lain masih nunggu chapter terbaru Naruto tiap minggunya aku malah udah tau semuanya!"

Ehh eh, apa saya berlebihan? Kira-kira begitulah yang ada di otak saya (seingat saya). Tadi saya baca cerita Jokowi adalah komunis. Ada wajah orang-orang tidak di kenal di artikel tersebut. Wajah yang mungkin si empunya wajahnya saja ga tau kalau wajahnya sudah di pandang ribuan pasang mata karena tulisan itu. Hmm, apa anda percaya sepenuhnya? Saya sih ngga, saya tobat. Saya kapok merasakan pahitnya baca chapter ketika Ayah Madara muncul dan wujudnya berbentuk manusia, bukan iblis tengu seperti yang selama ini saya yakini, ceritakan ke orang-orang, dan saya banggakan..

Bagaimana dengan nama tempat, foto rumah, dll? Ayolah kawan.. Saya ga yakin kalau cerita ini nyata, tapi saya juga ga bisa bilang saya yakin SEPENUHNYA kalau cerita ini tidak nyata. Waullahua'lam.

Saya menulis ini bukan karena saya ingin berbagi pengalaman saya tentang hoax sajobo. Bukan juga karena saya ingin kalian mencaci penulis dari artikel yang Waullahua'lam keasliannya itu. Biar kalian sendiri yang berpikir dan kalian juga lah yang menentukannya dengan hati kalian. Maaf kalau yang saya ceritakan kebanyakan adalah isu tentang Jokowi, karena memang saya sendiri condong #salam2jari dan saya lebih banyak membaca berita aneh seperti ini mengarah ke Jokowi. Saya ga niat membuat kalian semua menjadi orang-orang yang timeline Twitter nya dipenuhi hashtag #salam2jari kok. Saya bukan timses jokowi-jk juga. Saya ga di bayar serupiah pun. Saya ga untung besar nulis tulisan sepanjang ini. Saya cuma mau kalian yang udah punya ktp, berarti 17 tahun ke atas, berarti secara umur sudah dewasa, ya, kalian jadi pemilih yang baik dan benar. Juga dewasa. Malu sama umur kawan.

- The Power of Suudzon

Saya rasa perlu menulis pendapat saya tentang ini. Karena saat ini luar biasa pengaruhnya. Bukan cuma saya baca sebagai judul negative / black campaign di thread kaskus. Saya bahkan ngobrol dengan teman-teman saya yang sudah terpengaruh The Power of Suudzon ini. Mungkin mereka termakan media. Apalagi justru dua Chanel yang berita politik nya paling banyak, sekarang pada memihak. Tipiwan ke nomer satu dan metrotipi ke nomer dua. Kalian pasti sadar, dan tau kan?

Suatu malam saya nonton debat capres, moderator tanya "bagaimana cara bapak agar daerah daerah di Indonesia yang kadang sulit di atur menjadi patuh dengan kebijakan yang diselenggarakan oleh pusat?". Pak Jokowi jawab "Caranya bisa dengan politik anggaran. Anggaran dari pusat untuk daerah itu cukup besar, sebenarnya dengan politik anggaran saja sudah menakutkan bagi daerah. Banyak cara-cara sederhana yang sebenarnya bisa kita lakukan jika kita mengerti masalah pemerintahan.". Saya berpikir beberapa saat. Lalu ketika jeda iklan di tv muncul, saya mengambil handphone saya dan membuka Twitter.
...
Lucu ga sih kalau saya baca di timeline ada yang bilang "Politik anggaran, tanda-tanda jokowi ingin menjadi penguasa diktator mulai terlihat. Ingin menguasai semua di daerah di Indonesia! #selamatkanindonesia". Saya baca ini dan muka saya kayak gini - > -___- . Aih? Apa-apaan tuh makhluk? Jelas-jelas pertanyaannya kayak gitu, masa iya jokowi harus jawab "Caranya? Ga ada, ga ada cara apa-apa. Lebih baik semua daerah bebas dari kekangan pusat daripada entar saya di kira mau jadi pemimpin diktator". Kalau sampai Jokowi bilang itu, inilah yang akan terdengar di tv anda selanjutnya : "..."

TPS (The Power of Suudzon) ini semakin hari semakin gila kawan. Sebab media dan karena TPS ini, sekarang kita justru cenderung mendahulukan berpikir suudzon atau berprasangka buruk.
? = kasus
- = si suudzon bilang
+ = si khusnudzon berpendapat

? Jokowi bukan ketum partai nya
- Dia pasti di atur ketumnya
+ Justru lebih baik karena dia bisa fokus ke tugas presidennya

? Prabowo gaya hidupnya mewah
- Dia pasti memanfaatkan posisinya nanti biar bisa hidup lebih mewah
+ Dia bisa membiayai kampanyenya sendiri, lagian pemimpin ga mutlak musti sederhana, ga ada hukumnya. Toh Nabi Sulaiman AS juga kaya raya. Asal adil dan amanah, lalu rakyat sejahtera, itu cukup untuk seorang pemimpin.

? Jokowi buka rekening sumbangan kampanyenya
- Pasti banyak pengusaha yang punya kepentingan pribadi dan nyumbang gede-gede kesono
+ Loh? Bukannya dulu kita pikir ini solusi terbaik buat yang ga sanggup danain sendiri kampanyenya ya? Daripada pinjem dan setelah menjabat di balikin? Kok sekarang kita mikir yang ngga2? Lagipula rekening ini di awas ketat kok. Dana yang Waullahua'lam pengirimnya di balikin lagi.

? Prabowo sekarang ga punya istri
- Masa negara kita ga punya Ibu Negara?
+ Harus banget ya punya Ibu Negara? Apa kalau ga punya Ibu Negara, Indonesia di olok-olok semua bangsa? Apa Ibu Negara sepenting keberadaan DPR buat Negeri ini? Apa kalau ga ada Ibu Negara uang rakyat berkurang?

? Jokowi tampangnya ga maco
- Dia ga tegas, keliatan dari mukanya
+ Astagfirullah, jangan gitu, muka lu juga ga keliatan urat miskin akhlaknya kok bro

? Prabowo di duga melanggar HAM
- Pelanggar HAM jadi presiden, gimana hukum di Indonesia nanti?
+ Tau apa sih kamu? Kamu yakin dia ngelanggar? Tau darimana? Kamu agen FBI atau adeknya Nick Fury MARVEL?

(Silahkan yang mau tambah contoh lain saya taro pejwan)
Diubah oleh shikabayu 02-07-2014 20:22
0
5K
51
Thread Digembok
Urutan
Terbaru
Terlama
Thread Digembok
Komunitas Pilihan