Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

hedgehog19Avatar border
TS
hedgehog19
PRABOWO PRESIDEN = ORBA KEMBALI? Baca Ini dulu gan...

Halo agan2 and sis...
Gw mau ngeluarin uneg2 gw yang selama ini jadi ganjalan di hati ...
Di depan gw dah menyatakan bahwa gw mendukung Bapak Jokowi sebagai Presiden RI, hanya karena 1 alasan : saya tidak mau Bapak Prabowo menjadi Presiden saya.

Seperti kata Anies Baswedan dalam debat di Mata najwa, bahwa sangat mudah dan tidak ada beban dalam memutuskan untuk memilih mendukung Jokowi (hal yang sangat berbeda dialami oleh Mahfud MD). Saya secara jujur merasakan hal yang sama dengan Pak Anies Baswedan dalam mendukung Bapak Jokowi, dan saya juga merasakan hal yang sama dengan Mahfud MD jika saya memilih Bapak Prabowo.

Sekarang mari gw ajak ke alam imajinasi dan pikiran gw, yang mungkin kita akan bertualang kembali ke masa-masa sebelumnya jauh sebelum masalah copras capres ini muncul. Mungkin disini bagi pendukung Bapak Prabowo, saya akan kelihatan ber negative Campaign bahkan karena banyak imajinasi gw yg berdasarkan logika-logika, akan memicu pendukung Bapak Prabowo menyebut saya black campaign. Tapi saya sebisa mungkin akan menghindari itu.


Siapa Prabowo ?
Tahun 1951 : Prabowo dilahirkan, putra begawan ekonomi Soemitro Djojohadikoesoemo .
Tahun 1960 -1963 : di Victoria Institution, Kuala Lumpur
Tahun 1963 -1964 : Sekolah Menengah Pertama di Zurich International School, Zurich
Tahun 1964 – 1967 : SMA di American School, London
Tahun 1970 -1974 : Akademi Militer Nasional, Magelang. (Lulusan Terbaik)
Tahun 1983 : Menikah dengan Titiek Soeharto & Menjabat Wakil Detasemen Penanggulangan Teror Komando Pasukan Khusus => Disebut karirnya melejit
Tahun 1995 : Komandan Koppasus
Tahun 1996 : Komandan Jenderal Koppasus
Tahun 1998 : Panglima Kostrad (hingga lengser Soeharto tahun 1998) & berpisah dari Titiek Soeharto.
Prabowo diberhentikan sebagai Pangkostrad pada tanggal 22 Mei 1998 oleh Presiden Habibie karena menggerakan pasukan Kostrad dari berbagai daerah menuju Jakarta di luar komando resmi Panglima ABRI saat itu, Wiranto, sehari setelah Habibie diangkat menjadi Presiden menggantikan Soeharto.
Tahun 1998 : Panglima Komando Cadangan Strategi TNI Angkatan Darat & Komandan Sekolah Staf Komando (Dansesko) ABRI . Kemudian Prabowo harus menjalani sidang Dewan Kehormatan Perwira. Dalam sidang tersebut, Prabowo disinyalir terlibat dalam penculikan aktivis saat masih menjabat sebagai Danjen Kopassus. 15 Perwira tinggi bintang tiga dan empat mengusulkan ke Pangab Wiranato agar Prabowo dipecat. Hal itu dianggap sebagai akhir karier militer Prabowo.
(Sumber : disadur dari http://id.wikipedia.org/wiki/Prabowo_Subianto)

Berdasarkan hal tersebut, jelas bahwa Prabowo memang anak dari orang besar, kaya, yang kemudian menikah dengan anak dari seorang Jendral militer yang juga Presiden RI. Apalagi disebutkan karirnya melejit sejak tahun 1983 sebagai wakil detasemen Koppasus dan mungkin hanya kebetulan saja ia menikah pada tahun yang sama. Tidak salah koq menikah dengan anak presiden kemudian karir melejit. Tentu masih kita ingat bagaimana “royalnya” Bapak Presiden Soeharto kepada keluarga dan kroninya, dimana secara nyata keluarganya menguasai perekonomian dengan cara KKN di Indonesia selama 32 tahun. Apakah berlebihan kalau saya bilang setidak-tidaknya Bapak Prabowo turut menikmati “royal” sang Mertua? Tidak salah juga karena kebaikan tersebut, sebagai “keluarga”, kemudian Pak Prabowo membalasnya dengan memberikan Gelar Pahlawan Nasional jika terpilih nanti sebagai presiden (http://pemilu.tempo.co/read/news/201...lawan-Nasional). Namun dengan berat hati, gw menolak hal tersebut dan juga menjadi alasan saya tidak memilih beliau. Saya akan coba jabarkan lagi sebabnya.


Soeharto as a Hero ?
The Smiling General banyak orang menyebutnya dengan jargon yang terkenal sekarang “Piye Kabare, enak jamanku to?” Apakah bener enak jaman orde baru dibanding sekarang ini ? Apakah layak beliau diberi penghargaan seorang pahlawan?

Indonesia banyak membangun pada masanya, hingga ia diberi julukan Bapak pembangunan. Ya, pembangunan yang harus dibayar sangat mahal oleh kita, dengan hutang yang menumpuk, yang bahkan saat ini belum terbayar sampai ke anak cucu kita. Yang ketika ditinggalkan Soekarno, hutang kita adalah kisaran USD 6 (Miliar), saat era soeharto menjadi USD 136.000 (Miliar). Enak sih enak, tapi semua semu, karena seperti membangun istana pasir, yang suatu saat akan runtuh. Pada waktu itu kebijakan soeharto adalah menganggap pinjaman luar negeri(utang) merupakan pendapatan bagi negara dan dalam struktur anggaran pemerintah hutang dimasukkan ke penerimaan selain pajak. Ketika zaman soeharto membicarakan hutang negara adalah hal yg tabu,dan pengelolaannya pun tidak transparan sehingga hutang kita terus menumpuk,kata orang tua kita dulu:"yang penting bapak senang,janganlah membahas-bahas hutang negara". Memang ketika zaman soeharto semua harga murah dan terjangkau,dikarenakan subsidi dari pemerintah sangat besar,akan tetapi ketika pemerintah sudah tidak bisa berhutang lagi dikarenakan penerimaan pajak kecil dan adanya penarikan modal asing secara serentak diwilayah Asia tenggara meliputi Indonesia,Thailand,Malaysia,dan Korsel,negara-negara ini pun ekonominya hancur,kurs terhadap dolar menjadi tidak stabil,yg tadinya dolar mencapai RP.2.500/USd puncaknya mencapai RP.20.000 kalau dibulatkan,dan akhirnya terkuaklah berita bahwa pada saat itu(zaman Orba) hutang Indonesia mancapai angka RP.1500 Triliun dalam kurun 32 tahun masa pemerintahan Soeharto.

(Sumber: http://fatanedogawa.blogspot.com/201...iliun-wow.html)
(Sumber http://economy.okezone.com/read/2013...-turun-temurun)

Kasus HAM menggantung dan kembali ke Orba ?
Itu baru soal hutang, bagaimana soal kebebasan berpendapat ? Mungkin di era soeharto, yang namanya kaskus ini akan dibredel. Dengan gosip sana sini bahwa kalau mengkritik pemerintahan nanti hilang, diculik, dibunuh, dll. Koppasus pada masa Soeharto bisa dibilang sangat berjaya. Bagaimanapun tidak dapat dipungkiri juga, pada waktu itu militer turut berpengaruh dalam menjaga status quo pemerintahan orde baru. Koppasus, Pasukan elit khusus, dengan keahilan tempur yang diakui dunia. Bapak Prabowo juga turut mengharumkan nama koppasus. Namun, dibalik itu juga terdapat kabar-kabar horror yang mungkin saat itu karena semua orang sangat takut mengeluarkan pendapat dan bersuara, akhirnya menguap ditelan waktu. Dari gosip cara menyiksa dengan setruman, balok es, dll. Mungkin itu semua cuma kabar burung atau gosip, tapi nyatanya ada penculikan-penculikan aktivis tahun 1998 yang dilakukan oleh Koppasus dimana Bapak Prabowo sebagai komandan yang turut terlibat, atau setidak-tidaknya mengetahui bagaimana kejadiannya dan masih sangat segar diingatan kita tentang kasus LP Cebongan dimana sekelompok koppasus menyerang LP cebongan memberondong dengan AK 47 beberapa orang napi, yang sudah di penjara dengan alasan karena membunuh anggotanya.

Selama periode 1997/1998, KONTRAS (Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan) mencatat 23 orang telah dihilangkan oleh alat-alat negara. Dari angka itu, 1 orang ditemukan meninggal (Leonardus Gilang), 9 orang dilepaskan penculiknya, dan 13 lainnya masih hilang hingga hari ini. Hasil laporan ini juga sudah diajukan kepada DPR, dan DPR sudah mengusulkan untuk dibuka Pengadilan HAM.
Saya tidak akan mengatakan Bapak Prabowo sebagai pelaku, tapi jelas ia TERLIBAT. Boleh pendukungnya mengatakan masalah tersebut sudah selesai karena ia sudah dipecat. Tapi jujur saya tanya, apa hukuman bagi penculikan dan pembunuhan adalah pemecatan jabatan ? Dimana rasa keadilan bagi keluarga korban yang masih menunggu kejelasan hidup mati suami / istri/ bapak/ibu/ anak mereka ? Siapa yang harus bertanggung jawab, karena saat ini kita hanya disuguhi masing-masing Jenderal saling tunjuk di Media tentang siapa yang salah tanpa berani maju ke Komnas HAM untuk memberikan keterangan. Sekarang kasus ini menunggu keberanian seorang Presiden untuk mengeluarkan Keppres membuka Pengadilan HAM. Era BJ Habibie, Gusdur, Mega, dan SBY belum memberanikan diri. Dan dari debat pertama, saat Bapak Jusuf Kalla menanyakan soal HAM kepada Bapak Prabowo, dan dijawab “TANYA ATASAN SAYA”, jujur saya sangat kecewa. Saya sebenarnya ingin Bapak Prabowo yang terkenal TEGAS dan BERANI untuk maju memberikan pernyataan akan membuat Keppres Tentang Pengadilan HAM atas kasus ini dan membersihkan namanya selama-lamanya. Namun karena jawaban tersebut, saya pesimis, dan sepertinya kalau Bapak Prabowo terpilih, kasus ini akan tenggelam lagi selama 5 tahun. Namun ada harapan karena Bapak Jokowi memberikan statement akan membuka kasus ini. Yah, another reason for me untuk memilih Jokowi.

Apakah kemudian terlalu naif kalau saya berimajinasi bahwa jika Prabowo naik menjadi RI 1, keadaan yang mirip dengan orde baru akan kembali berjaya? Keluarga Bapak Soeharto akan kembali menguasai dengan Ibu Titiek Soeharto sebagai ibu negara dan pemerintahan yang kental nepotismenya? dengan militer (koppasus) yang merajai Hankam kita? Kebebasan berpendapat yang semu (semua orang takut berpendapat), dan pat gulipat ekonomi gimana menciptakan kenikmatan semu seperti jaman orba dulu?

Barisan pendukung bermasalah
Dari segi pendukung, di sisi Bapak Prabowo saya disuguhkan oleh pentolan-pentolan partai yang sudah merajai media-media kita, namun sayangnya banyak karena negatifnya walau kebanyakan belum dibuktikan dalam pengadilan. Dan yang paling utama, saya SANGAT MENYESALKAN pernyataan bapak Prabowo yang secara nyata menjanjikan kursi / melakukan politik dagang sapi untuk menghimpun dukungan (http://www.republika.co.id/berita/pe...ta-dagang-sapi). Hatta rajasa dari PAN sbg cawapres, Menjanjikan seorang Aburizal Bakrie sebagai Menteri utama, menjanjikan Golkar sebagai penerus rezim orde baru dengan 10 Kursi Menteri, PKS beberapa kursi, dan juga PPP dll..
Ya, mungkin bagi sebagian orang menganggap itu lumrah, tapi kembali lagi ini opini saya. Nilai-nilai yang saya anut hanya menunjukkan bahwa politik dagang sapi artinya menghalalkan segala cara untuk berkuasa. Mungkin kalau orang-orang yang dijanjikan adalah org-org yang dikenal baik, saya tidak masalah. Namun ini kita berbicara soal Hatta rajasa yang namanya banyak disebut dalam kasus korupsi Impor daging sapi dan hibah kereta api, Aburizal bakrie dengan kasus lumpur lapindo, serta kasus pajaknya, PKS yang melakukan perlawanan dalam kasus hukum Luthfi hasan, serta Anis Matta yang belakangan mulai disebut dalam kasus kopi, serta Fahri hamzah dengan niatnya membubarkan KPK, kemudian Suryadharma Ali yang belakangan disebut sebagai Tersangka kasus Haji dan para barisan sakit hati yang masih mengharapkan posisi seperti Mahfud MD, Rhoma Irama,dan Hari Tanoe. Mungkin negara bagi mereka adalah kue yang layak dibagi bagi hanya kepada rakyat kelompok mereka, dan melupakan rakyat yang lainnya. Selain itu saya juga mengutip dalam debat bapak Prabowo berkata korupsi terjadi karena pejabat-pejabat kita kurang sejahtera. Ya sepertinya kita sudah tahu siapa-siapa yang akan disejahterakan nantinya kalau beliau menjabat. Orang-orang yang dipemerintahan sekarang juga banyak yang tergiur dengan janji ini, dibandingkan dengan Bapak Jokowi yang mungkin nanti disuruh ngirit-ngirit.

Saya tidak bilang pendukung Bapak Jokowi bersih semua, banyak juga yang bermasalah seperti Bapak Wiranto yang patut diperjelas keterlibatannya, dalam kasus HAM yang sama dengan Bapak Prabowo. Beberapa pendukungnya juga bermasalah dalam kasus korupsi. Tapi setidaknya Jokowi sudah membuat statement tidak melakukan politk dagang sapi. Dia akan memilih para profesional dan yang kompeten di bidangnya. Jadi bagi pendukung jokowi, siap-siap tidak dapet apa-apa (katanya). Inipun perlu pembuktian lebih lanjut. Kita lihat saja nanti bagaimana kalau nanti terpilih. Selain itu, banyak orang-orang yang dikenal baik selama ini, yang sudah menyatakan dukungan kepada Jokowi seperti anies baswedan dan Dahlan Iskan. Satu lagi alasan saya untuk memilih Bapak Jokowi.

Kesimpulan
Jelas kesimpulan saya, bahwa orang indonesia adalah bangsa yang pemaaf namun cenderung ahistoris. Melupakan sejarah, dan mudah memaafkan apapun pelanggaran hukum yang terjadi di Masa lalu. Bahkan sebagian orang menginginkan kembali ke jaman dahulu, walaupun disuguhi kesenangan palsu. Walaupun artinya Orba merajai, militer menguasai, penegakan hukum mati, kebebasan berpendapat dibatasi. Menginginkan perwujudan masa lalu tersebut untuk memimpin negeri ini, melupakan segala permasalahannya, menafikan kesalahannya, mentolerir perbuatan pendukungnya selama bisa menghimpun dukungan. Memang berat yang harus dilakukan, seperti kata Mahfud MD. Sungguh berat.

0
8.3K
97
Thread Digembok
Urutan
Terbaru
Terlama
Thread Digembok
Komunitas Pilihan