Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

humanrulesAvatar border
TS
humanrules
[CATPER] Menjelajah 'surga' tersembunyi di Gunung Argopuro, 5-11 Mei 2013 Via Baderan

Quote:


emoticon-Traveller Hari ke 1, Senin 5 Mei 2014

Perjalanan panjang ini berawal dari kota kembang, 3 orang pendaki asal Garut memulai petualangannya menuju Gn. Argopuro dengan antusias dan harap-harap cemas, maklum Gunung yang akan didaki kali ini memiliki jalur pendakian terpanjang di Jawa yang mencapai 60 km (start-finish) dan disebut-sebut sebagai gunung yang paling angker, emoticon-Takut (S) dengan berbekal informasi perjalanan yang dikumpulkan dari internet kami memberanikan diri untuk menyambangi Gunung Argopuro. emoticon-I Love Indonesia (S)

Saya, Shakti dan Fajrin sudah berada di Bandung sejak hari minggu, kami menginap semalam di kost-an teman untuk memudahkan kami mengejar jadwal keberangkatan kereta api dari stasiun Kiara Condong menuju Stasiun Gubeng Surabaya pukul 5.30 WIB, selepas shalat subuh saya langsung berangkat dari kost-an teman di jalaprang menuju stasiun, sedangkan Shakti dan Fajrin sudah berada disana lebih dulu untuk menukarkan bukti pembayaran tiket yang dipesan via online, tapi setelah tiket asli dicetak ternyata nomor kursi yang kami dapat tidak sesuai dengan nomor yang sudah dipilih sewaktu reservasi, emoticon-Bingung (S) akibatnya selama perjalanan tempat duduk kami terpisah dan membuat kami sedikit kecewa atas kejadian ini. emoticon-Cape d... (S)

Perjalanan dari stasiun Kircon menuju Stasiun Gubeng Surabaya memakan waktu 14 jam 30 menit, meskipun menggunakan KA kelas ekonomi tapi selama perjalanan cukup nyaman dengan fasilitas AC dan soket listrik yang bisa digunakan kapan saja, saya jadi tidak takut batrei iPod saya habis di tengah jalan, biaya tiket KA Pasundan yang kami tumpangi yaitu Rp.55rb/orang, di dalam kereta saya menghabiskan waktu dengan berinteraksi sesama penumpang dan mendengarkan musik untuk menghilangkan kebosanan.

Kami sampai di Stasiun Gubeng Surabaya Pukul 20.00, setelah turun dari kereta kami langsung menuju warung nasi ‘sederhana’ yang berada di luar stasiun, disana kami memesan seporsi nasi rawon dan segelas es jeruk untuk menghilangkan rasa lapar kami setelah memalui perjalanan jauh, emoticon-Blue Guy Cendol (S) setelah perut kenyang kami check in dulu di musholla 'An-Nur' yang berada disebelah warung untuk melaksanakan shalat dan beristirahat sejenak.

Setelah menunaikan kewajiban, Shakti dan Fajrin bergegas untuk membeli kebutuhan logistik selama pendakian di plaza superindo sedangkan saya menunggu di Mushola, emoticon-Ngacir saat itu kami tidak tahu jika lokasi plaza Superindo satu arah menuju perempatan Jl. Sudirman yang menjadi tujuan kami selanjutnya, sehingga Sahakti dan Fajrin tidak perlu bolak-balik ke mushola ke arah yang berlawanan.

Setelah belanja dan packing logistik selesai kami melanjutkan perjalanan dari Mushola pukul 22.50 menuju perempatan Jl. Sudirman yang ada air mancurnya, kami berjalan kaki selama 15 menit melewati taman dan jembatan monkasel yang tongkrongable, di perempatan kami naik bis damri menuju terminal Bungurasih dengan tarif Rp.5rb/orang, 30 menit kemudian akhirnya kami sampai di tujuan dan disambut oleh beberapa calo bis.
Spoiler for terminal bungurasih:


emoticon-TravellerHari ke 2, Selasa 6 Mei 2014

Sesampainya di terminal Bungurasih kami sibuk mencari bis AC jurusan Banyuwangi yang melewati kota Besuki, tapi sayangnya bis yang tersedia saat itu hanya bis AKAS ekonomi, emoticon-Frown berhubung kami ingin beristirahat dengan nyenyak selama perjalanan kami memutuskan untuk menunggu bis 'AC' terusan dari Madura, sekitar pukul 00.40 bis tersebut akhirnya tiba dan kami langsung naik mencari tempat duduk untuk segera tidur karena sudah sangat lelah, emoticon-Moon pagi harinya kami bangun setelah sampai di alun-alun besuki pukul 5.60, ongkos dari terminal bungurasih – besuki RP.30rb/orang.

Spoiler for besuki:


Dari alun-alun Besuki kami berjalan kaki menuju arah Jati Banteng untuk mencari angkot yang berwarna biru menuju Baderan, emoticon-Ngacir kebetulan saat itu angkot yang akan kami tumpangi masih mencari penumpang, selagi angkot ngetem kami bertiga menyempatkan dulu untuk memesan teh manis hangat sambil menikmati Suasana kota Besuki di pagi hari, dimana banyak orang mulai dari anak kecil sampai dewasa yang berangkat sekolah dan bekerja menggunakan sepeda yang ramah lingkungan, tidak heran jika udara yang kami hirup waktu itu masih segar.

Kami berangkat menuju Baderan pukul 6.00, sepanjang perjalanan kami disuguhi oleh pemandangan yang membius mata, emoticon-Belo di sisi kanan kami terdapat daerah perbukitan yang masih terjaga keasriannya, sementara di sisi kiri terlihat garis pantai yang berkelok indah emoticon-Belo membuat saya begitu menikmati perjalanan ini sampai akhirnya kami tiba di Basecamp Baderan pukul 8.30, ongkos yang harus kami bayarkan dari Besuki – Baderan Rp.15rb/orang.

Turun dari angkot kami langsung menuju warung untuk sarapan, sambil menunggu makanan disajikan kami mengganti pakaian kami dan berlama-lama di toilet mengeluarkan isi perut sebelum mulai pendakian, setelah itu kami langsung sarapan dengan nasi segunung + telor + tahu + sayur + kerupuk + teh manis, biaya yang harus kami keluarkan untuk 3 porsi + sebotol air mineral besar hanya Rp.27rb. emoticon-thumbsup emoticon-thumbsup

Setelah sarapan di warung kami bertiga menuju pos perizinan pukul 9.40 dan disambut oleh pak Susiono, selama 20 menit kami diberi pengarahan seputar pendakian Gn. Argopuro sambil membuatkan surat izin, beliau juga bercerita seputar pengalamannya bekerja disana selama 10 tahun dan sayapun kagum dengan kecintaannya yang luar biasa terhadap kelestarian hutan. emoticon-army

Proses perizinan selesai tepat pukul 10.00, adapun untuk biaya administrasi pendakian Gn. Argopuro adalah Rp.50rb/kelompok, setelah itu kami bertiga bersiap-siap dan berdoa bersama agar diberi kelancaran dan keselamatan sebelum mulai mendaki pegunungan argopuro.

Spoiler for trio lestari:


emoticon-TravellerPerjalanan dari Baderan ke Pos Mata Air I
Spoiler for makadam:


Kami memulai pendakian pukul 10.00 disaat cuaca sedang panas-panasnya, dengan kecepatan sedang karena beban karrier yang berat kami melewati jalan makadam berbatu dan menanjak sehingga menguras tenaga kami, tapi rasa lelah kami saat itu sedikit terobati oleh pemandangan lereng bukit yang kami lihat, disana terdapat beberapa air terjun dan mengalir dibawahnya sungai kecil, emoticon-Belosambil beristirahat kami menikmati pemandangan tersebut lebih intim melalui binocular, setelah puas kami meneruskan perjalanan lalu pukul 14.00 tiba-tiba turun hujan, dengan segera kami memakai jas hujan dan memasang rain cover pada tas karrier kami, karena hujan, medan yang kami tempuh pun menjadi basah dan licin, setiap 30 menit kami beristirahat karena trek semakin menanjak setelah melewati kebun kopi.

Spoiler for istirahat:


Pukul 16.30 kami baru memasuki kawasan hutan, karena sudah kecapean kami memutuskan untuk istirahat ‘kubro’, selama waktu rehat kami gunakan untuk melemaskan kaki, melaksanakan sholat dan makan, kami tak sadar jika waktu istirahatnya terlalu lama sehingga kami harus melanjutkan trekking pukul 17.50 menjelang malam, perjalananpun semakin berat karena cuaca yang dingin dan menyeramkan, di beberapa tempat yang kami lalui banyak kelabang putih berserakan yang membuat kami merinding, kami juga sempat dikagetkan dengan suara babi hutan yang bersembunyi dibalik semak-semak.emoticon-Takut (S)

Setelah sejam menyusuri hutan kami belum menemukan tanda-tanda pos mata air I, kami sempat putus harapan dan akhirnya sepakat jika pada pukul 20.00 belum sampai di pos pertama maka kami akan ngecamp di tempat yang cukup untuk memasang tenda, lalu 25 menit kemudian kami menemukan tanah lapang dan betapa terkejutnya kami bahwa tempat tersebut ternyata pos mata air I yang kami cari-cari, kami semua lega trekking hari pertama berakhir meski dengan waktu tempuh yang sangat lama yaitu 10 jam, rasanya seperti sampai di puncak, padahal perjalanan baru 4,2 km, Saya dan Fajrin langsung memasang tenda, sementara Shakti menuju mata air untuk mengambil minum, malam itu kami isi dengan beristirahat sambil menikmati teh hangat dan makan cemilan, beberapa saat kemudian kamipun tidur lelap.

emoticon-Traveller Hari ke 3, Rabu 7 Mei 2014

Spoiler for pos I:


Pukul 6.30 pagi kami bangun dan disambut oleh kicau burung yang bersahut-sahutan, aktivitas pagi dimulai dengan menyiapkan sarapan, menjemur pakaian yang basah sehabis trekking hari pertama, selesai makan kami bersiap-siap untuk melanjutkan perjalanan, seperti hari kemarin kami berangkat agak siang pukul 10.00, tujuan hari ini menuju Cikasur.

Trek yang kami lalui hari itu lumayan berat, menyusuri hutan yang semakin lebat dan menanjak, jalur yang dilalui sangat jelas karena sering dilewati oleh penduduk dan kendaraan motor, selepas tanjakan awal berakhir kami masuk ke wilayah Suaka Marga Satwa yang ditandai dengan Plang kementrian kehutanan dan pada pukul 13.15 kami baru sampai di mata air II, Shakti dan Fajrin segera mengisi mengambil air melewati trek menurun yang curam sehingga perlu berhati-hati, disana kami berisitrahat dan terlena dengan pemandangan alam yang jarang kami lihat sebelumnya, hingga kami tak sadar sudah pukul 14.00, kami segera melangkahkan kaki melewati pepohonan yang berderet romatis dibawah langit yang biru. emoticon-Matahari

Semakin jauh kami berjalan semakin indah tempat yang kami lihat, itu pula yang kami rasakan sesaat setelah kami kami sampai di sebuah Sabana Kecil yang juga dikenal dengan nama Alun-Alun Kecil pukul 15.00, kami seperti anak-anak yang baru menemukan tempat bermain baru dan berguling-guling diatas hamparan rumput yang tebal, emoticon-Big Grin lalu disana kami beristirahat, mengisi tenaga dan berfoto-foto, sejam kemudian kami melanjutkan trekking kembali meskipun masih betah berada disana.

Spoiler for sabana kecil:


Sepanjang sore kami melewati beberapa trek tanjakan dan ketika hari mulai gelap kami baru sampai di sabana besar, disaat cuaca mulai terasa dingin kami kembali melewati padang sabana yang kami kira itu adalah Cikasur tapi sayangnya disana tidak ditemukan sungai, disaat kondisi tubuh sudah kelelahan kami mulai kebingungan dan sempat berencana untuk mendirikan tenda, tapi akhirnya kami melanjutkan perjalanan dan beberapa saat kemudian kami mendengar suara air dan menemukan sungai kalbu yang kami cari-cari, kamipun tiba di Cikasur pukul 18.30.

Sesampainya di Cikasur kami segera mencari tempat untuk memasang tenda, tapi kami tidak sempat mencari lebih jauh karena malam sudah makin gelap dan terpaksa ngecamp di tempat yang tidak biasanya, di atas rumput di tanah yang tidak rata, meski begitu kami tetap nyenyak beristirahat di Cikasur.

emoticon-Traveller Hari ke 4, Kamis 8 Mei 2014

Spoiler for cikasur:


Pukul 5.00 shubuh kami bangun, langit sudah mulai cerah, saya langsung keluar dari tenda karena penasaran dengan pemandangan Cikasur di pagi hari, setelah beberapa langkah saya melihat ada pos cikasur yang biasa dipakai ngecamp oleh pendaki, ternyata letaknya tidak jauh dari tempat kami beristirahat,emoticon-Hammer (S) selama sejam lebih kami berkeliling di padang sabana cikasur yang sangat luas, konon katanya tempat ini digunakan pemerintah kolonial sebagai landasan pesawat terbang, emoticon-Bingung kami menyusuri jalan setapak sampai ke ujung cikasur berharap bisa melihat merak tapi yang kami lihat malah ayam hutan, setelah puas berkeliling dan berfoto-foto kami kembali dan segera memindahkan tenda yang telah kami pasang ke pos dekat reruntuhan bangunan.

Karena hari itu kami bertiga masih betah di Cikasur akhirnya memutuskan untuk menginap semalam lagi sebelum melanjutkan perjalanan ke Cisentor, tempat ini menjadi tempat paling favorit kami bertiga selama pendakian, kami masih ingin merasakan ketenangan dan kedamaian di tempat ini, tak salah jika Gn. Argopuro itu adalah surganya pendaki, sumber air melimpah dan pemandangan alamnya yang membuat kami bertiga takjub.

Spoiler for sungai kalbu:


Beranjak siang, kami bertiga menghabiskan waktu di sungai Kalbu, saat matahari sedang panas-panasnya kami menceburkan diri setelah beberapa hari tidak mandi emoticon-Big Grin dan seperti biasanya di setiap tempat yang dikunjungi kami bernarsis dan bercanda ria sampai puas, setelah selesai mandi kami melanjutkan aktivitas dengan tidur siang, sore harinya pukul 15.30 kami bertiga dikagetkan dengan suara merak yang sedang mencari makanan, kami senang yang kami tunggu-tunggu akhirnya muncul, dari kejauhan kami menoropong merak tersebut melalui binocular, beberapa saat kemudian saya berinisiatif untuk memotret merak tersebut dari jarak dekat, karena terburu-buru saya tidak sempat memakai sepatu dan baju, akibatnya saya malah terkena tanaman Jancuk untuk pertama kalinya di bagian kaki dan dada yang membuat gatal dan kepanasan selama 2 jam. emoticon-Frown emoticon-Frown

Menjelang malam suara merak kembali terdengar dan semakin banyak, kami juga mendengar suara burung-burung lainnya bersahutan, tepat pukul 18.00 kami segera masuk tenda setelah melihat awan yang bergerak menuju arah kami yang membuat khawatir akan turun hujan, malam itu pun kami habiskan dengan sesi curhat sampai akhirnya kami masuk kedalam sleeping bag masing-masing karena cuaca sudah semakin dingin, alhamdulillah selama bermalam di Cikasur saya tidak mendengar suara-suara gaib seperti yang dialami pendaki lain yang pernah kesini. emoticon-Blue Guy Smile (S)

Quote:


emoticon-TravellerHari ke 5, Jumat 9 Mei 2014

Spoiler for cikasur:


Pukul setengah 6 pagi saya bangun, saat-saat terakhir di Cikasur pun tiba, kami harus segera bersiap untuk melanjutkan perjalanan kami menuju Cisentor dan Rawa Embik, saat sedang menikmati sunrise perut ini tak kuasa menahan sakit ingin buang air besar, saya pun segera mencari tempat untuk BAB sambil menikmati matahari muncul dari balik bukit, dan nampaknya itu menjadi momen terbaik saya selama pendakian emoticon-Smilie).
emoticon-Malu (S)
Saat sedang membereskan tenda kami kembali melihat merak dari kejauhan, dan lagi-lagi saya gagal memotret merak dari jarak dekat, tak lama setelah itu di tempat lain muncul 4 ekor merak yang sedang mencari makan, kali ini tidak saya foto dan hanya membiarkan mata ini saja yang mendokumentasikan merak tersebut.

Pukul 7.44 kami siap melanjutkan perjalanan, seperti biasanya kami melakukan ‘ritual’ dulu sebelum berangkat yaitu minum seteguk nutrisari secara bergiliran untuk penyemangat, emoticon-Metal memasuki jalur menuju cisentor jalur yang kami lewati tertutup semak karena jarang dilewati penduduk, ditengah perjalanan saya terkena tanaman jancuk lagi tapi tidak separah sebelumnya, sewaktu menuju Cisentor beberapa kali kami melihat kera, setelah beberapa jam berjalan melewati lereng gunung akhirnya kami melihat pos cisentor dari kejauhan, dan kami harus melewati turunan curam dan menyebrangi sungai terlebih dahulu sebelum tiba disana, kami beristirahat di cisentor dari jam 11 – 12.

Dari cisentor kami bergegas menuju rawa embik dengan mendaki bukit dan melintasi padang rumput dan edelweiss, tapi sayang bunga edelweiss yang kami lihat saat itu sangat sedikit karena belum mekar, sepanjang jalur yang kami lewati banyak pohon besar tumbang dan cukup merepotkan kami, setelah melewati dua sungai kering dan padang rumput serta tanjakan akhirnya kami sampai di rawa embik dengan waktu tempuh 2 jam, disana kami mendirikan tenda dan menghabiskan sore dengan istirahat, makan makan dan bermain kartu, karena agenda besoknya adalah mendaki puncak pukul 4 pagi jadi malam itu kami tidur lebih awal.

Lanjut ke bawah .....
Diubah oleh humanrules 22-05-2014 06:33
0
9K
46
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan