Psikolog: Jokowi Diuntungkan Soal Iklan Kematian, Prabowo Dirugikan

Ralian Jawalsen Manurung

Iklan kematian Jokowi menuai hujatan bagi Prabowo.

JAKARTA, Jaringnews.com - Menjelang Pilpres 2014, kampanye hitam dan kampanye negatif bertebaran di dunia maya. Terakhir, yang menjadi perbincangan publik adalah beredarnya Iklan Kematian Jokowi di media sosial. Kemunculan iklan tersebut langsung mengundang protes publik, akibatnya ada pihak yang diuntungkan dan pihak yang dirugikan.

"Pihak yang diuntungkan adalah Jokowi karena pendukungnya langsung bereaksi keras merasa didzolimi. Sedangkan pihak Prabowo dirugikan karena stigma negatif selalu dialamatkan kepadanya," kata. Psikologi Politik UI Dewi Haroen, di Jakarta, Kamis (8/5).

Seperti diketahui, di jejaring media sosial, Facebook dan Twitter, beredar gambar ucapan dukacita untuk Ir Herbertus Joko Widodo. Ada foto Jokowi di gambar tersebut. Bentuk gambar tersebut berupa iklan pengumuman kematian yang sering dimuat di surat kabar. Sebagai awalan dalam gambar tersebut, tercantum tulisan yang mengumumkan “kematian” Jokowi pada 4 Mei 2014.

Menurut Dewi Haroen, Jokowi mendulang keuntungan besar dari kampanye negatif ini karena, selain langsung dibela oleh rakyat, juga menjadi pihak yang teraniaya.

Dalam sejarah pencapresan di Indonesia, Capres yang terkesan dianiaya biasanya banyak mendapatkan dukungan berpotensi menjadi presiden. "Masalahnya, apakah Prabowo yang melakukan hal ini? belum tentu juga," kata pakar personal branding itu.


Dia menjelaskan tidak mungkin Prabowo melakukan tindakan-tindakan bodoh yang akan merugikan dirinya sendiri. "Prabowo sendiri orang yang paham strategi, dan tim nya juga orang-orang pilihan yang tidak mungkin membuat kesalahan-kesalahan yang tidak material,"katanya.

Menurutnya, tidak mungkin Prabowo melakukan tindakan tersebut. "Lihat saja, begitu gambar ini muncul hujatan-hujatan terhadap Prabowo mengalir deras dari pihak lawan. Masa Prabowo melakukan tindakan yang merugikan dirinya sendiri," tambahnya.

Dalam perspektif untung/rugi, biasanya tindakan khusus dilakukan untuk memperoleh keuntungan, dan bukan untuk meraih kerugian. "Rakyat tidak boleh dibodohi lagi dengan hal-hal seperti ini. Sudah cukup kenyang rakyat menelan banyak kampanye-kampanye yang sehat," kata Dewi Haroen.

Dewi Haroen menghimbau agar Tim Kampanye Jokowi dan Tim Kampanye Prabowo tidak memgembangkan kampanye hitam, kampamye negatif, dan propaganda jahat.

"Silahkan bikin prorgam yang sebagus-bagusnya, tapi kalau yidak punya program yang baik jangan kemudian meluncurkan program kampanye jahat," tutupnya.
(Ral / Mys)

http://jaringnews.com/politik-perist...bowo-dirugikan

Original Posted By beduleuy►Siapakah diantara meerka yang akan meraih simpati rakyat?

14/06/2014 8:15 WIB
Bisa Juga Jokowi yang Diuntungkan Obor Rakyat

Siapa bilang hanya pasangan Jokowi-JK yang dirugikan peredaran tabloid Obor Rakyat? Ternyata pasangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa bisa saja lebih dirugikan.

Dalam pandangan analis komunikasi politik, Heri Budianto, masyarakat Indonesia mudah menaruh simpati pada pasangan yang dizalimi. Dia mengatakan, isu yang menyudutkan bisa diibaratkan pisau yang bisa berguna atau malah membunuh si pengguna.

“Kubu Jokowi-JK diuntungkan efek cinderela (mendapat simpati karena dizalimi),” katanya dalam diskusi “Hitam Putih Kampanye” di Cikini, Jakarta Pusat, pagi tadi (Sabtu, 14/6).

Ia melihat, ada indikasi malah kubu Prabowo yang dirugikan dalam kasus beredarnya tabloid itu, sedangkan sebaliknya kubu Jokowi yang mengkapitalisasi kampanye negatif di dalam tabloid tersebut.

Namun terlepas dari itu, ia yakin masyarakat tidak akan menelan mentah-mentah semua informasi yang menyudutkan sosok tertentu.

Dalam diskusi itu hadir pula personel tim pemenangan Prabowo-Hatta, Romahurmuziy dan Pemimpin Redaksi tabloid Obor Rakyat, Setiyardi Budiono. Sedangkan anggota Timses Jokowi-JK, Firman Jaya Daeli, datang di penghujung diskusi. [ald]

Sumber