Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

bolalobdotcomAvatar border
TS
bolalobdotcom
[Today From Bolalob] - "Adios Tiki Taka, Adios España !"
Quote:


Bolalob.com - Kejayaan Spanyol di Dunia bisa jadi akan segera berakhir. Hal ini bisa dilihat dari hasil buruk yang diderita Spanyol di Piala Dunia kali 2014 ini. Spanyol secara menyakitkan dibantai oleh Belanda dengan skor fantastis 1-5 dan takluk dari Chile 0-2. Dua hasil tersebut menyingkirkan Spanyol dari ajang Piala Dunia, sekaligus gagal mempertahankan gelar juara yang mereka peroleh empat tahun lalu.

Spanyol adalah negara sepakbola yang terkenal dengan dua klub besarnya, Barcelona dan Real Madrid. Namun, jika kita berbicara mengenai sejarah prestasi tim nasionalnya tidaklah heboh seperti prestasi dua klub tersebut.

Spanyol jaman dulu mempunyai julukan tim 'spesialis kualifikasi'. Mereka selalu bermain hebat saat ajang kualifikasi, baik untuk Piala Eropa maupun Piala Dunia. Tapi jika sudah berada di putaran final, mereka kerap melempem dan kandas tanpa hasil.

Spanyol pernah merasakan gelar Piala Eropa di tahun 1968, namun mereka tak mampu mempertahankan gelar itu di turnamen berikutnta. Di Piala Dunia prestasi terbaik Spanyol saat itu hanyalah masuk ke Perempat-final saja, tak lebih dari itu.

Bahkan di Piala Dunia 1982, dimana mereka bertindak sebagai tuan rumah, Spanyol hanya mampu mencapai babak 16 besar alias babak kedua dari fase Piala Dunia.

Ini terjadi karena banyaknya suku-suku yang berkonflik di Kerajaan Spanyol. Imbasnya pun dirasakan di Sepakbola, khususnya untuk tim nasional. Suku Bosque kerap melawan kebijakan-kebijakan dari kerjaan Spanyol, begitu juga Catalan yang tidak suka dengan orang-orang Castilla.

Perbedaan ini yang begitu susah disatukan di timnas Spanyol, meski mereka kerap menguasai eropa lewat Real Madrid ataupun Barcelona. Bahkan keadaan ini berjalan stagnan selama bertahun-tahun sebelum satu orang merubahnya menjadi sebuah prestasi.

Era Luis Aragones dan Tiki-Taka

Quote:


Adalah mendiang Luis Aragones yang menciptakan blue print kesuksesan sepakbola Spanyol. Pelatih kelahiran Madrid ini membawa perubahan yang signifikan bagi timnas Spanyol.

Aragones memperkenalkan permainan cepat, dengan passing yang akurat dan cepat, plus penguasaan bola yang sempurna. Setelah lawan lelah, barulah pembongkaran pertahanan lawan dimulai. Taktik itu lebih dikenal dengan nama Tiki-Taka.

Spanyol dengan Tiki-Taka bukanlah Spanyol yang dulu. Spanyol era Aragones, mulai berubah menjadi tim yang sangat menghibur namun tak melupakan inti dari keikutsertaan di turnamen, yaitu Juara. Hasilnya adalah juara Piala Eropa 2008 dapat dihadirkan di bumi Spanyol.

Aragones dinilai sukses menciptakan perubahan di tubuh timnas Spanyol. Selain taktik Tiki-Taka, Aragones juga mampu menciptakan suasana harmonis dalam tim. Bisa dibilang Araganones berhasil menyatukan tim dari pemain yang berbeda-beda suku dan sementara bisa menyingkirkan permusuhan antar suku atau rivalitas klub dari tubuh Spanyol.

Tak jarang di era inilah persahabatan pemain antar suku dan klub rival mulai terjalin mesra. Iker Casillas seorang Castilla kini menjadi sahabat baik dari Xavi Hernandez yang seorang Catalan. Keduanya kerap menjadi simbol persatuan Spanyol, sekaligus peredam ketegangan Real Madrid dan Barcelona.

Quote:


Lepas dari era Aragones, tampuk kepelatihan beralih kepada Vicente del Bosque. Mantan pemain dan pelatih Real Madrid ini pun pemuja permainan cepat dengan passing-passing pendek dari kaki ke kaki. Jelas, sosok del Bosque sangat tepat menggantikan Aragones.

Del Bosque menjawab kepercayaan publik Spanyol dengan menghadirkan tropi juara Piala Dunia 2010 dan Piala Eropa 2012. Permainan Spanyol saat itu masih tetap dengan Tiki-Taka ditambah eksperimen Del Bosque yaitu penggunaan striker palsu alias Fals Nine.

Tiki-taka juga menjadi ciri khas dari Barcelona di era awal kepelatihan Pep Guardiola, meski diyakini Louis van Gaal-lah yang menancapkan permain model Tiki-Taka di Barca.

Quote:


Dengan taktik ini, Barcelona mengalami masa jayanya. Mereka kerap kali meraih gelar juara di La Liga dan juga Liga Champions. Masa-masa indah Tiki-Taka bagi sepakbola Spanyo pun dimulai.

Tiki-taka tetap bertahan hingga mendiang Tito Vilanova menggantikan posisi Pep Guardiola di Barcelona. Tidak berubah sedikit pun, karena Tiki-Taka masih menjadi senjata Barcelona meraih banyak gelar.

Namun, Tiki-Taka tampaknya mulai menemui ajal ketika Barcelona harus ditangani oleh Gerardo Martino. Ditangan pelatih asal Argentina ini, Barcelona gagal meraih satu gelar pun. Hal ini, akan merembet pula ke timnas Spanyol yang masih menggunakan Tiki-Taka sebagai senjata andalannya.

Jelang Piala Dunia 2014, dimana banyak orang yang yakin akan ada banyak tim yang paham cara mematikan Tiki-taka, Del Bosque konservatif dengan tetap mempertahankan Tiki-Taka sebagai alat untuk mempertahankan gelar juara.

Benar saja, saat Spanyol memulai kampanye mempertahankan gelar juaranya, mereka dikejutkan dengan permainan Belanda yang lebih aktif dalam menyerang dan kuat dalam bertahan alias Total Football. Gaya lama Belanda ini kini lebih bertenaga dengan pemain-pemain bertipe eksplosif seperti Arjen Robben dan Robin van Persie.

Walhasil, gaya penguasaan bola dengan passing-passing pendek bisa dimatikan dengan permainan Total Football yang malah lebih menghibur dibanding Tiki-taka.

Quote:


Tiki-taka mengalami sakaratul maut ketika berhadapan dengan permainan ngotot ala Chile. Lihat bagaimana Chile ngotot membuat gol di babak pertama, sedangkan Tiki-Taka terlihat monoton dengan umpan pendek lalu gelandang memutar-mutar bola disertai umpan bolak-balik ke depan dan belakang menunggu lawan lengah. Bisa dilihat, Chile mampu meredam permainan Spanyol dan mengusir La Furia Roja dari Brasil lebih cepat.

Quote:


Kini, Spanyol harus sadar bahwa sudah banyak klub yang mempelajari Tiki-Taka dan bahkan sudah ada yang membuat resep peredam Tiki-Taka.

Tahun ini, dunia sudah mulai bosan dengan permainan umpan-umpan pendek yang lebih banyak berkutat di tengah. Dunia kini lebih menyukai sepakbola menyerang, bertahan dengan kuat dan buas di depan gawang.

Tiki-taka kini sedang menjalani roda kehidupan dan kita rasa untuk beberapa tahun kedepan Spanyol akan kembali menjadi tim dengan julukan 'spesialis kualifikasi'.

Adios Tiki-Taka, Adios España !

Foto credit: google


Spoiler for Bolalob:
DonCorleone117
DonCorleone117 memberi reputasi
1
3.2K
23
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan