Berawal dari pengalaman pribadi saya hari minggu (8 juni) lalu nih Gan…saya ada mau belanja alat musik dan audio di salah satu kawasan mall besar di kawasan Mangga Dua, setelah keliling-keliling, lihat-lihat produk yang coba saya cari, akhirnya tertujulah ke suatu toko yang menjual berbagai alat musik dan audio beserta kelengkapan nya, karena saya lihat lumayan lengkap juga varian yang di jual nya.

Setelah saya lihat-lihat Si Pedagang ini menyodorkan beberapa varian alat musik dengan beragam harga dan merk , namun setelah saya perhatikan setiap kali saya bertanya berapa harga jenis ini dan jenis itu, Si Pedagang ini selalu berulang kali menanyakan ke rekan nya yang entah apa mungkin juga pemilik tokonya dengan (Maaf…Tanpa Maksud Diskriminasi ataupun SARA) Bahasa Mandarin… yang jelas sekali saya tidak mengerti percakapan mereka, lalu Si Pedagang itu bilang lagi ke saya,”Harga nya segini Om !”, dari sini saya sudah mulai kurang nyaman….kenapa ??? Karena menurut akal sehat saya Si Pedagang berjualan di Jakarta, di Indonesia….dan bukan berjualan di Wan Chai, Hongkong ataupun Shenzhen di China…dimana seharusnya kalau ada pembeli yang jelas-jelas orang INDONESIA TULEN , mereka seharusnya bisa menempatkan diri tanpa membuat Si Pembeli berpikir aneh-aneh.

Pertanyaan saya kepada Anda (Para Kaskuser) jika mengalami hal serupa seperti yang saya alami, apa yang terbersit dalam logika Anda ? Apa Anda mengerti apa yang mereka sedang bicarakan ketika Anda menanyakan suatu hal ? apalagi dalam urusan berdagang butuh ETIKA dan kecakapan yang cukup dalam bernegosiasi, lalu Anda akan bergumam dan mengerenyutkan dahi sambil berkata dalam hati,” Itu orang ngomong apaan sih ? jangan-jangan ngeledekin gue doang lagi, dia piker gue gampang di bodohin kali kagak bisa bedain barang asli apa palsu, gak fair tuh orang, dia niat jualan apa mao nipu”.

Akhirnya tanpa panjang lebar lagi saya putuskan untuk pergi dari toko itu dan mencari toko lain yang mana Si Pedagang nya juga masih dari etnis yang sama (Koh Bobby namanya) dan dia ini sangat baik sekali dan menjelaskan kepada saya selaku konsumen dengan detail kelebihan dan kekurangan produk yang sedang saya cari tersebut dengan Bahasa yang saya mengerti hingga saya memutuskan untuk membeli di toko yang saya sambangi kemudian ini.

Saya bukanlah Ahli Bahasa, dan saya bukan tipe orang yang Rasis, saya sadar dan setuju keragaman etnis dan budaya lokal Indonesia itu baik, tapi jangan karena merasa bukan keturunan Asli Indonesia bisa berbuat dan berucap seenaknya…Itu !!!

Pesan Moril yang ingin saya sampaikan disini adalah meskipun Anda berasal dari beragam keturunan manapun baik itu Keturunan Tionghoa, Arab, India, Korea, Taiwan dan bahkan BULE sekalipun. (terlepas dari etnis asli yang berada di Indonesia dari Sabang – Merauke) selama Anda berinteraksi dengan sesama orang Indonesia dan IDENTITAS Anda adalah orang Indonesia yang sudah mengerti berbicara Bahasa Indonesia , pergunakanlah Bahasa Indonesia Yang Baik Dan ‘Mendingan’….!!!! (gak perlu BENAR ataupun fasih… karena mungkin karakter lidah tiap orang dari tiap etnis berbeda-beda), terkecuali Anda berasal dari suku terpencil yang jauh dari peradaban di Indonesia dan bahkan tidak bisa, tidak pernah tahu juga tidak mengerti Bahasa Indonesia itu seperti apa.

Hal ini mungkin terdengar sepele, namun jika ada pembiaran dan dibiarkan seperti ini terus secara tidak langsung akan berdampak kepada sisi sosial berbangsa dan bernegara kita, saya harap ada atensi dari Media Cetak ataupun Elektronik untuk mengangkat isu terkait hal ini, Ingat SUMPAH PEMUDA ? Berbangsa Satu Bangsa Indonesia, Berbahasa Satu Bahasa Indonesia….MERDEKA !!!

SALAM INDONESIA

Tambahan dari TS :
Ada yg komentar kalau saya rasis, Anti-China, menurut saya...sakit jiwa orang seperti itu, kita hidup multi kultur, multi religi di Indonesia Bung..! Pancasila dan NKRI harga mati. Ini adalah Prime ID saya di kaskus dengan nama dan gambar foto saya pribadi, dan bukan ID klonengan yang baru nongol kemaren sore, dan saya bukan anak ingusan yang lempar batu sembunyi tangan, dan saya Anti Rasis. Terima Kasih atas kedewasaan nya dalam berpikir dan berkomentar.