[BLUNDER] Berita gak penting yg menaikan citra jokowi
TS
smartvoter
[BLUNDER] Berita gak penting yg menaikan citra jokowi
Elektabilitas Jokowi Tinggi karena Berita Tak Penting
Kita tau prestasi jokowi dijakarta jauh dr harapan masyarakat jakarta, apalagi sekarang ditinggal nyapres, banyak berita2 GAK PENTING yg gak berhubungan dengan jokowi sebagai gubernur yg di blowup media darling dan cyberarmynya yg menaikan elektabilitas nya. Berikut berita2 tidak penting tsb :
1. PENDAHULUAN
Spoiler for gak penting:
JAKARTA, KOMPAS.com Pengamat dan Konsultan Politik Hasan Nasbi menilai, elektabilitas Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo alias Jokowi yang selalu tertinggi di berbagai survei calon presiden disebabkan karena pemberitaannya yang sangat masif di media massa.
Padahal, menurut Hasan, pemberitaan di media massa itu tidak penting karena banyak yang tidak terkait dengan kebijakan Jokowi sebagai Gubernur.
“Jokowi minum temu lawak saja diberitakan, dia naik tangga, padahal disebelahnya ada tangga yang normal, difoto oleh wartawan. Sepatu Jokowi robek juga diberitakan,” ujar Hasan dalam forum diskusi Inilah Demokrasi yang digelar salah satu media online di Jakarta, Selasa (4/2/2014) sore.
Hal tersebut, menurutnya, diperparah dengan sikap masyarakat yang condong memilih presiden berdasarkan tren. Masyarakat, kata dia, hanya melihat bahwa tren Jokowi sedang positif, sehingga mereka berbondong-bondong menjagokan Jokowi jadi Presiden.
Padahal, masyarakat yang menjagokan Jokowi itu, lanjut dia, tidak tahu bagaimana kapabilitas Jokowi sebagai seorang pemimpin.
“Kalau kita men-challenge, perubahan apa yang sudah dilakukan Jokowi di Jakarta? Jawabannya selalu beri dong waktu. Saya mau memberi waktu. Yang enggak mau itu dinamika politik yang memaksa jokowi untuk jadi Presiden sekarang,” ujar Konsultan Politik Jokowi di Pilkada DKI Jakarta tahun 2012 itu.
Para pengamat politik yang biasanya bersikap kritis, tambah Hasan, seakan bersikap enggan untuk mengkritisi Jokowi. Seolah takut di-bully oleh masyarakat pendukung Jokowi, kata dia, banyak pengamat yang menganggap sikap Jokowi selalu benar. Akibatnya, fenomena Jokowi seperti dibangun kedalam presepsi mitologi.
Hasan mengatakan, Jokowi sudah dianggap sebagai messiah atau ratu adil di bumi tanpa diperhitungkan kekurangan yang dimiliki. “Jadi kalau katanya suara rakyat itu sama dengan suara Tuhan, saya ingin mengatakan kalau Tuhan salah lagi kali ini,” pungkasnya.
Dulu ketika masih menjadi konsultan Jokowi-Ahok di Pilgub DKI Jakarta, Hasan mengatakan bahwa politik pencitraan justru nyaris bukan menjadi salah satu pekerjaan utama konsultan politik dalam mengerjakan kampanye Jokowi-Ahok.
"Jokowi-Ahok itu prinsipnya adalah barang bagus. Barang bagus itu lebih mudah dijual," ungkap Hasan ketika itu.
Seperti diberitakan, elektabilitas Jokowi selalu teratas dalam berbagai survei. Meski demikian, Jokowi tak pernah mau mengomentari hal itu. PDI Perjuangan memang memasukkan Jokowi dalam skenario menghadapi Pilpres. Hanya, kepastian pencapresan masih menunggu hasil Pileg
2. Temu lawak
Spoiler for gak penting:
Jakarta - Gubernur DKI Jokow Widodo memilih untuk berangkat ke Balai Kota DKI dengan menaiki sepeda dari rumah dinasnya. Agar kegiatan Bike to Worknya hari ini lancar, sebelum berangkat pria yang akrab disapa Jokowi ini meminum temulawak.
"(Persiapannya) minum temulawak aja," ujarnya dengan keringat bercucuran di Balai Kota DKI, Jl Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Jumat (1/11/2013).
Jokowi mengatakan sudah 3 bulan terakhir ia tidak bersepeda. Meski begitu rupanya tak ada rasa capek yang hinggap pada Jokowi saat pagi ini mencoba bersepeda lagi.
"Rasanya biasa saja. Keluar keringat, badan jadi enteng. Jadi lebih seger," ungkapnya kepada awak media.
Jokowi mengaku tak ada yang berbeda antara bersepeda di Solo dan Jakarta. Warga Jakarta bisa tenang bersepeda jika transportasi umum sudah baik dan kendaraan berkurang.
"Sama aja, di sini ramai di sana sepi. Kalau transportasi umum sudah siap kita kapan punya jalur sepeda yang banyak karena orang bermobil berkurang. Harus ada jalur-jalur khusus memang walaupun cuma 2 meter," jelas Jokowi sembari duduk di depan tangga Balai Kota.
3. Sepatu sobek
Spoiler for gak penting:
TEMPO.CO, Jakarta - Ada yang beda dengan penampilan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo saat hendak meninggalkan Balai Kota, Jumat sore, 29 November 2013. Mantan Wali Kota Solo yang akrab disapa Jokowi itu mengenakan sepatu baru.
"Ini foto," kata Jokowi kepada wartawan sembari mengarahkan tangannya ke sepatu barunya. Warna sepatu barunya tidak berbeda jauh dengan pendahulunya, yakni cokelat. Sementara bagian solnya berwarna putih. Adapun mereknya tidak ada.
Sepatu baru ini menggantikan pendahulunya, yang sudah sobek dan diperbaiki sampai dua kali. "Mosok yang kemarin sudah sobek dipake," ujar Jokowi. "Nanti ada yang ngomong lagi, gubernur pake sepatu sobek."
Jokowi mengatakan, dia membeli sepatu anyarnya itu di kawasan Fatahillah, Jakarta Barat. Namun, Jokowi menolak memberitahukan harga sepatu barunya. "Tanya sana, Gubernur sudah berapa kali beli dan harganya berapa," ucapnya. "Nanti saya ngomong enggak percaya."
Saat ditanya kenapa tidak membeli sepatu gunung lantaran hobinya yang gemar blusukan, Jokowi menjawab, "Loh, apa mau naik gunung? Kalau ini enteng gitu loh," kata politikus PDI-P itu memuji keunggulan sepatu barunya tersebut.
Selama setahun lebih memimpin Jakarta, Jokowi kerap blusukan ke berbagai tempat di Ibu Kota. Karena mobilitasnya yang tinggi itu, pengusaha mebel ini pun sering mengganti alas kakinya. "Setahun tiga kali," ujarnya.
Pemimpin sederhana itu memang dambaan semua rakyat indo, yg telah lama melihat pemimpin bermewah2an sementara rakyat menderita, tp kesederhanaan jangan dijadikan komoditas politik hanya untuk pencitraan. Padahal jokowi naik peswat super mewah tidak diblowup (apakah ini sederhana?) Yg lebih penting apakah kinerjanya sesuai dg janji2nya.
Jakarta baru menjadi harapan buat rakyat jakarta, namun sayang jokowi terlalu ambisius trhd kekuasaan shg dengan santainya melenggang meninggalkan janj2nya.