Ane cuma suka aja sama perjalanan jokowi yang mirip-mirip sama perjalanan hidup ane, jadi pelajaran jokowi ini jangan disamakan dengan kampanye tetapi diserap sebagai motivasi dan inspirasi beliau dari seseorang yang nothingmenjadi Something ya gan
Ane juga buat thread Jejak Letnan Jenderal (Purn) Prabowo Subianto dalam gambar di SINI
Perjalanan hidup Jokowi dalam Gambar
Perjalann hidup Jokowi penuh warna, Dari pedagang mebel hingga menjadi calon presiden.
Perjalanan karir Joko Widodo boleh dibilang cukup berwarna. Ayahnya yang berprofesi sebagai pedagang kayu, rupanya menginspirasinya jalan hidupnya.
Lulus kuliah dari Fakultas Kehutanan UGM, ia sempat bekerja di sebuah perusahaan kertas. Hanya betah dua tahun, lalu ia memutuskan untuk membuka usaha sendiri: berdagang kayu. Ia pun membuka usaha mebeler.
Di dunia bisnis inilah, benih-benih pengaruhnya mulai dirasakan komunitas seprofesinya. Jokowi dianggap orang yang punya pengaruh dan banyak memberi inspirasi. Ia pun lalu digadang-gadang untuk terjun di panggung politik.
Seperti apa perjalanan hidupnya?
Quote:
Quote:
1. Masa kecil prihatin
Joko Widodo atau akrab disapa Jokowi lahir di Surakarta, Jawa Tengah, 21 Juni 1961. Masa kecilnya penuh keprihatinan. Dalam buku "Memimpin Kota, Menyentuh Jakarta" (2012) karya Alberthiene Endah, Jokowi berkisah tentang masa kanak-kanaknya. Katanya, ia hidup di sebuah kampung yang sederhana, cenderung kumuh di bantaran sebuah kali di Surakarta.
Kehidupannya identik dengan kehidupan nomaden, pindah dari bantaran ke bantaran lain dengan rumah berdinding gedek (anyaman bambu) yang penuh dengan tumpukan kayu dagangan ayahnya. Setiap malam, kata dia, rumahnya dan rumah-rumah tetangganya hanya diterangi lampu semprong. "Redup tapi damai," katanya.
Hidup prihatin itu, "Saya jadikan 'pelajaran' pertama tentang kehidupan rakyat."
Quote:
Quote:
2. Hidup dari kayu
Jokowi lahir dari pasangan Noto Mihardjo dan Sujiatmi Notomiharjo. Masa kecil hingga dewasa dihabiskannya di Solo, Jawa Tengah.
Ayahnya yang berprofesi pedagang kayu tampaknya mengilhami Jokowi yang pada masa kecilnya memiliki nama Mulyono ini. "Saya menyimpan gambaran kayu dan bambu sebagai penolong kami," kata Jokowi.
Quote:
Quote:
3. Masa kuliah
Latar belakang keluarganya yang menggeluti dunia perkayuan membuatnya jatuh cinta dengan dunia kayu. Ia pun kemudian memutuskan untuk memilih Fakultas Kehutanan UGM. "Simpel, saya ingin mendalami masalah perkayuan melalui kesempatan mamasuki dunia akademis," katanya.
Tak hanya jadi mahasiswa kulihan saja, ia juga rajin mengikuti diskusi-diskusi dan aktivitas mahasiswa lainnya. Tak hanya itu, sewaktu mahasiswa ia juga punya hobi mendaki gunung.
Quote:
Quote:
4. Blusukan ke hutan
Lulus kuliah pada usia 24 tahun (1985), ia pun harus mencari pekerjaan. Lamaran pun dikirim kemana-mana. Sampai akhirnya ia diterima di sebuah perusahaan kertas ternama. Ia pun ditempatkan di kawasan Aceh Tengah.
Quote:
Quote:
5. Harga cincin nikah Rp 24 ribu
Beberapa bulan bertugas di Aceh, ia memutuskan untuk pulang dan menikah dengan perempuan yang sudah dipacarinya sejak Jokowi kuliah tingkat satu. Iriana, perempuan itu, kala itu masih duduk di bangku SMA kelas tiga.
Keduanya berjanji sehidup semati di depan penghulu tepat sehari menjelang perayaan Natal 1986. "Cincin kimpoi saya seharga Rp 24 ribu," kata Jokowi.
Kedua pasangan ini telah dikaruniai tiga orang putra.
Quote:
Quote:
6. Merintis bisnis
Tak tahan dengan lingkungan kerjanya, akhirnya Jokowi memutuskan untuk merintis bisnis sendiri setelah dua tahun bekerja di Aceh (1988).
Karena modal yang dipunyainya masih cekak, ia memutuskan untuk ikut nebeng bekerja di perusahaan Pak De-nya. Selama setahun menyerap ilmu di pabrik Pak De-nya, Jokowi pun memutuskan untuk merintis usaha kayu sendiri dengan mendirikan CV Rakabu.
Dalam perjalanannya bisnis yang dirintis Jokowi berkembang pesat.
Quote:
Quote:
7. Terjun ke panggung politik
Dalam perjalanan hidupnya, Jokowi nyaris tak pernah melonggarkan pikirannya untuk dunia politik. "Saya ini tercebur ke dunia politik," katanya polos.
Awalnya, ia hanya menggagas lahirnya organisasi yang bisa memayungi perajin dan pengusaha mebel di Solo. Sampai akhirnya pada 2002 ia didaulat untuk menjadi Ketua Asosiasi Pengusaha Mebel Indonesia atau Asmindo Komda Surakarta.
Rupanya sepak terjangnya di Asmindo ini mendapat sorotan luas masyarakat Surakarta dan orang-orang politik. Pada 2004, para pengurus dan anggota Asmindo Surakarta pun mulai kasak-kusuk agar ia mau maju mencalonkan diri sebagai walikota Surakarta periode 2005-2010. "Saya tertawa mendengar slentingan itu," katanya.
Quote:
Quote:
8. Mencalonkan diri menjadi walikota Surakarta
Tampaknya slentingan itu serius. Teman-temannya terus membujuk Jokowi agar mau dicalonkan menjadi calon walikota. Awalnya ia menolak tapi, menurut pengakuannya, setelah melalui perenungan akhirnya desakan itu ia amini.
Ia pun kemudian memilih PDI Perjuangan sebagai kendaraan politiknya. PDI Perjuangan yang punya kader FX Hadi Rudyatmo kemudian diperkenalkan untuk menjadi pendampingnya. Pasangan ini disokong oleh PDI Perjuangan dan PKB.
Dalam pemilihan ini, pasangan Jokowi-Hadi Rudyatmo berhasil memenangi pemilihan dengan meraih suara 36,63%.
Setelah terpilih, dengan berbagai pengalaman di masa muda, ia mengembangkan Solo yang sebelumnya buruk penataannya dan menghadapi berbagai penolakan masyarakat untuk ditertibkan. Di bawah kepemimpinannya, Solo mengalami perubahan dan menjadi kajian di universitas luar negeri.
Quote:
Quote:
9. Kembali dicalonkan
Kepemimpinannya pada periode pertama membuat masyarakat Surakarta tergiur untuk kembali mencalonkan pasangan Joko Widodo-FX Hadi Rudyatmo. Lagi-lagi pasangan ini mampu meraup 90,09 % suara.
Quote:
Quote:
10. Dicalonkan jadi Gubernur DKI
Belum genap dua tahun memerintah di Surakarta (2012), Joko Widodo dicalonkan oleh partainya untuk bertarung pada pemilihan Gubernur DKI Jakarta. Ia berpasangan dengan Basuki T Purnama atau yang biasa disapa Ahok dari Partai Gerindra.
Pada pemilihan dua putaran itu, Jokowi-Ahok mampu menyingkirkan calon petahana, Fauzi Bowo-Nachrowi Ramli.
Quote:
Quote:
11. Diusung menjadi calon presiden
Belum genap menyelesaikan tugasnya menjadi Gubernur DKI, lagi-lagi PDI Perjuangan mengusungnya menjadi calon presiden 2014.
Pada Pilpres yang akan dilangsungkan 9 Juli nanti, Jokowi memilih berpasangan Jusuf Kalla. Pasangan ini diusung oleh PDI Perjuangan, Nasdem, PKB, Hanura, PKPI.
Akankah Jokowi mendulang kesuksesan seperti saat dia bertarung di pemilihan walikota Surakarta dan Gubernur DKI? Kita lihat 9 Juli nanti.