Pada tahun 1969, Yamaha merilis sebuah motor berkapasitas 125cc dengan sistem pembuangan 2 stroke. AT1 merupakan motor pertama Yamaha yang bisa dikatakan sebagai jenis trail meskipun modelnya pada masa itu seperti motor berjenis standar.

Pada tahun yang sama, yakni 1969 Yamaha menciptakan flagship DT1 berjenis S. Motor ini memiliki body yang hampir sama dengan motor-motor yang terkenal di eropa pada jamannya, yaitu cafe racer. Yamaha DT1-S ini berjenis enduro atau orang mengidentikkan dengan motor trail plus touring. Mengusung kapasitas mesin yang besar yakni 250cc 2 langkah, semakin mempertegasnya sebagai sebuah motor lintas trek (aspal dan berlumpur).

Melanjutkan generasi pertamanya, Yamaha meluncurkan CT1 mulai diproduksi pada tahun 1970 silam. Perbedaannya kali ini Yamaha, mempublikasikan CT1 dengan sebutan motor jenis trail.
Dengan AT1, kapasitas CT1 lebih diperbesar dengan mengusung mesin 2 langkah 175cc.

Pada tahun yang sama dengan pembuatan CT1, Yamaha sengaja memperluas segmen produk motor 'lumpurnya' dengan menambahkan varian RT1, 1970. Motor ini berjenis trail dengan mengusung mesin 2 langkah berkapasitas 360cc.
Yamaha pada waktu itu memang mempersiapkan beberapa varian mesin (besar dan kecil) pada tahun yang sama guna memenuhi keinginan konsumennya.

Pada tahun 1971, Yamaha sengaja memberikan perhatian kepada generasi anak muda pada masa itu, dengan meluncurkan JT1. Tipe yang satu ini pada masanya memang selalu diidentikkan dengan motor mini enduro untuk kalangan pemuda, lantaran posturnya yang bisa dikatakan lebih kecil dari generasi sebelumnya.
Yamaha JT1 lansiran 1971 ini mengusung mesin sebesar 160cc yang masih berteknologi 2 langkah. Generasi lanjutan DT-1 ini ada pula yang dibekali mesin 60 cc.

Yamaha pada tahun selanjutnya yakni, 1972 menciptakan varian motor mini dengan nama atau model LT2. Agak sedikit lebih besar dalam penggunaan mesin dibanding JT1, LT2 mengusung mesin 100cc.

Pasar Amerika mengenal motor ini sebagai varian MX paling andal, khususnya performa mesin. Selain kapasitas besar (360 cc), mesin menyadur teknologi termaju saat itu. Dikenal dengan sebutan reed valve atau disebut pula Torque Induction.
Dengan teknologi ini, saluran tenaga tersalur rata di posisi low-end. Selain itu respon mesin lebih akurat, karena memang itu yang dibutuhkan motor tipe MX.

Inilah cikal bakal varian YZ yang terkenal di ajang kompetisi MX dunia. Walaupun pada versi ini yamaha memakai mesin bertenaga kecil dari versi sebelumnya, namun versi ini terbilang paling inovatif karena sudah mengadopsi sistem suspensi single shock pertama di dunia untuk motocross. Pola ini akhirnya juga diikuti pabrikan lain yang memproduksi motor MX.
Selain itu, Yamaha melakukan terobosan dengan pemakaian bahan aluminium untuk tangki. Tujuannya tidak lain adalah mereduksi bobot.

[URL=KLIK]http://www.otosia.com/berita/cikal-bakal-motor-motor-yamaha-penggaruk-tanah.html[/URL]