Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

mperncopAvatar border
TS
mperncop
Bermalam Minggu dengan Es Campur Bangka


Malam minggu yang lalu adik saya mengajak mencicip es campur Bangka.
Saya yang kebetulan sedang tidak malam mingguan, menyetujui karena memang belum pernah mencicip es campur Bangka. Saya bahkan tidak terbayang bagaimana rasanya dan apa bedanya dengan es campur yang lain, walau adik saya bilang “sumpah enak banget, beda deh sama es campur lain”.
Es campur Bangka ini terletak di depan sebuah Ruko, di perumahan Taman Royal Indah 1 di Cipondoh, Tangerang. Di perumahan ini jika malam memang disulap menjadi tempat wisata kuliner, aneka makanan dijajakan dari mulai bubur ayam, pempek, kebab atau aneka gorengan. Rata rata penjaja kaki lima, tetapi juga terdapat rumah makan cepat saji yang bisa menjadi pilihan.

Malam itu kami menuju Perumahan Taman Royal yang terletak hanya sekita 10-15 menit dari rumah, tidak sampai 5 menit dari jalan utama, kami sudah menemukan letak penjual es campur Bangka. Letaknya bersebelahan dengan penjual kebab dan di depan Ruko penjual pakaian bayi.
Penjual es campur ini hanya menggunakan gerobak biasa dengan tulisan sederhana di kaca gerobaknya “Es Campur Bangka 8000”. Saya sampai sana sekitar jam 19.30 dan antrian sudah ramai, saya sempat menghitung ada 16 orang yang menunggu dilayani, itu artinya saya nomor ke tujuh belas, saya perhatikan pembeli masih saja terus berdatangan. Baiklah saya akan sabar menanti, dari antriannya saya mulai mempercayai kata kata adik saya, kalau tidak enak, antriannya tidak akan sebanyak ini. Kami memutuskan untuk tidak makan di tempat, karena kursi yang ada sudah penuh. Di belakang gerobak disediakan satu meja besar dengan satu bangku panjang yang cukup untuk 4-5 orang dan beberapa bangku single, jadi memang terbatas. Tibalah giliran saya untuk dilayani, saya lihat di dalam gerobak terdapat beberapa wadah plastik besar mirip baskom yang masing masing berisi irisan nata de coco, kacang hijau rebus, kacang merah rebus, agar agar berwarna pink, cincau hitam dan cendol. Masing masing bahan itu dimasukkan ke kantong plastik, lalu ditambahkan santan, dan gula cair, kemudian es serut dalam jumlah banyak, terakhir disiram dengan susu kental manis putih dan sirup merah. Untuk susu kental manis bisa memilih, mau susu kental manis putih atau susu kental manis coklat. Saya tidak tahu sirup merah itu apa, saya ingin ngobrol dengan penjualnya tetapi tidak mungkin, melihat ia hanya berdua dengan asistennya, tidak tega rasanya mengganggu dengan pertanyaan di sela sela kesibukan tangannya meracik es campur dengan gesit.
Saya hanya sempat tanya ke asistennya bahwa si penjual memang orang Bangka asli dan telah berjualan selama delapan bulan, hanya itu info yang saya dapat.

Es campur pun kami bawa pulang. Sampai di rumah tentu saya tidak bisa mengharapkan es campur dengan serutan es yang menggunung karena sudah agak meleleh. Es campur saya tuang ke dalam mangkok dan dengan tak sabar saya mulai menyendok dan “wow” itu komentar pertama saya, saya tetap konsentrasi minum sampai es campur habis tak bersisa. Saya bisa merasakan kacang merah yang begitu pulen, empuk dan manis, kacang hijau yang juga begitu empuk, ditambah sensasi nata de coco dan bahan bahan yang lain, enak sekali, manisnya pas, tidak membuat eneg, saya memang tidak suka makanan yang terlalu manis. Saya berkali kali menemukan sop buah atau es campur dengan sirup kemerahan yang sangat manis, sehingga suatu hari teman saya yang datang dari Jerman berkomentar “ aku rasa orang Indonesia bisa terjangkit diabetes semua kalau makanannya semanis ini”. Tetapi es campur Bangka ini tidak seperti itu, manisnya benar benar pas, dan saya merasa masing masing bahan diolah dengan baik, Saya sempat melihat nata de coco yang digunakannya bermerk terkenal yang biasa saya gunakan juga, dan saya tetap takjub dan memikirkan kacang merah yang besar besar, merekah, empuk dan manis itu, saya kira dicampur dengan coklat atau gula, dan pertanyaan ini akan terjawab keesokan harinya.

Ya keesokan harinya saya ke sana lagi dengan adik saya. Minggu malam saya ke sana, selalu di malam hari karena es Campur Bangka ini memang bukanya dari jam 15.00-22.00 atau sampai jam 23.00.
Malam itu gerimis turun, saya yakin sekali tidak akan ada antrian, keyakinan saya hampir menjadi kenyataan, saya lihat antrian tidak sebanyak malam sebelumnya, itu artinya saya akan punya kesempatan berbicang bincang dengan pemiliknya yang sekaligus melayani pembeli langsung.
Malam itu kami bisa makan di tempat karena kursi masih terlihat kosong.
Seperti biasa semua bahan dimasukkan ke dalam mangkok lalu disiram dengan gula cair dan santan, lalu ditambahkan es serut yang menggunung dan disiram dengan susu kental manis dan sirup merah, saya selalu memilih susu kental manis putih.
Kami menikmati es campur sambil bersenda gurau dan membicarakan betapa enak kacang merahnya. Saya betul betul penasaran dan tak sabar bertanya. Saya lirik antrian mulai sepi, saya dekati pemiliknya dan saya tanyakan perihal kacang merah yang begitu empuk. Si pemilik yang ternyata ramah ini pun berbagi rahasia ia bilang bahwa kacang merah direbus selama tujuh jam untuk menghasilkan seempuk itu, kacang merah yang dipiluh adalah kacang merah biasa dan tidak dicampur apapun, jadi betul betul mengandalkan kesabaran dalam merebus. Begitu pula dengan kacang hijau, ia merebus kacang hijau selama dua jam.
Lalu saya tanyakan perihal sirup merah yang saya yakin juga turut andil membuat es campur ini terasa begitu istimewa, ternyata sirup tersebut dibuat dari sari pisang ambon, ia bilang bibinya yang membuat sirup merah itu, si bibi telah membuat sirup merah selama 25 tahun. Sirup merah itu tidak memberikan efek manis, hanya sebagai pengharum saja, manisnya es didapat dari gula cair.

Malam itu saya membawa pulang satu bungkus es campur Bangka.
Saya memang tidak terlalu mengenal makanan Bangka selain martabak Bangka yang terkenal atau es kacang merah Bangka. Mencicip es campur Bangka malam itu ternyata membuat saya ketagihan, saya senang hanya butuh waktu sepuluh menit jika tiba tiba saya rindu es campur Bangka ini lagi. Ternyata makanan Bangka enak enak, sama seperti kota Bangka itu sendiri yang saya dengar begitu indah.

Artikel lain menyangkut review kuliner Indonesia bisa dibaca di sini juga emoticon-Smilie
http://kulinerntrip.blogspot.com/

tata604
tata604 memberi reputasi
1
9K
11
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan