Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

kurniadihusengoAvatar border
TS
kurniadihusengo
KALA BUAH HATI MASIH MENGOMPOL
Tak jarang , anak usia sd didapati masih mengompol , membuat mereka malu saat menjalani acara bersama teman seperti berkemah atau karyawisata.
Yuk , cegah mengompol pada si kecil kala usianya terus beranjak.

Malam itu , tak seperti biasanya , bobby , 7 tahun , tiba-tiba terbangun dari tidurnya.
Alangkah kagetnya ia saat menyadari bahwa dia baru saja mengompol di tempat tidur - sesuatu yang tak pernah terjadi sejak ia melewati usia balita.

Dengan terkantuk-kantuk , bobby pun bergegas ke kamar mandi untuk membersihkan diri dan mengganti celananya yang basah.
Selanjutnya , seprei yang terkena ompolannya ia lipat , dan alhasil ia harus melanjutkan tidur di sisi tempat tidur yang masih kering.

Apa yang terjadi pada boby bisa saja terjadi pada anak-anak lain yang dianggap sudah tak pantas lagi mengompop.
Memang , kondisi ini bisa saja terjadi karena berbagai faktor.

1 hal yang pasti , mengompol sebenarnya sama halnya dengan buang air kecil pada siang hari yang merupakan proses alami tubuh.
Mengompol merupakan proses pengeluaran urine yang tidak disadari pada saat tidur , yang bisa juga terjadi pada saat kondisi sadar.

Prosesnya terjadi ketika ada stimulus saat kandungan air meningkat dan direspons oleh otak , lalu otak menginstruksikan ginjal untuk mengeluarkan urine.
Hal ini sebenarnya bisa ditahan agar kandung kemih tidak luber.

Jadi mengompol adalah proses yang normal , tetapi harus dilihat dari segi usia.
Mengompol di luar batas normal adalah kurang lebih 5 tahun berdasarkan umur kronologis.

Mengompol pada anak , setidaknya sampai usia 5 tahun , adalah hal yang wajar.
Kalau sudah 10 tahun ke atas masih mengompol , berarti ada masalah dalam perkembangannya.

Ada 2 kategori gangguan mengompol yang bisa dibedakan berdasarkan pemicunya , yaitu primer dan sekunder.

Pemicu primer berarti proses berkemihnya tidak pernah normal sejak lahir.
Kalau sekunder , anak sudah berhenti mengompol setelah dilatih buang air sendiri , tapi kemudian kebiasaan tersebut muncul lagi atau relaps 6 bulan kemudian.

Hal ini biasanya disertai penyakit yang harus dicari tahu sebabnya.
Bisa jadi itu adalah penyakit infeksi saluran kemih , gangguan metabolisme seperti diabetes pada anak , sulit buang air besar atau konstipasi , juga gangguan saraf tulang belakang sehingga tidak bisa menahan pipis.

Sementara itu , dari aspek psikologis , anak yang masih mengompol di usia yang sudah besar bisa jadi tidak lulus toilet training dengan baik , padahal hal ini seharusnya sudah diajarkan sejak anak usia batita.

Toilet training berkaitan dengan pengendalian berkemih dalam kondisi normal selama hormon antidiuretik berfungsi , sehingga anak bisa membiasakan diri melakukan kendali bahkan saat tidur sekalipun.
Salah satu tujuan toilet training pada batita memang untuk mencegah terjadinya mengompol.

Mestinya , pencegahan mengompol bisa dilakukan dengan mengajari anak toilet training sehingga keinginannya buang air bisa dikontrol , sebab proses itu bisa diatur oleh otak.
Kalau kandung kemihnya penuh , ada rangsangan dari organ tertentu untuk bilang ke otak : ini lho saatnya berkemih.

Hal ini tergantung dari kebiasaan.
Kalau sejak usia 3 tahun sudah diajarkan toilet training , seorang anak seharusnya sudah bisa menahan pipis pada malam hari.
Itu artinya , ketika dia mengompol padahal sebelumnya tidak pernah mengompol , patut dicurigai ada masalah psikologis.

Mengompol pada malam hari menandakan anak memiliki gangguan psikologis seperti kecemasan dan ada masalah di sekolah atau dengan temannya.

Penanganan kasus mengompol di saat usia anak sudah besar , harus dilakukan oleh orang tua.

Pertama-tama , orang tua perlu melihat sumber masalah.
Jika anak mengompol karena ada kecemasan yang ia alami , orang tua perlu melakukan komunikasi dengan anak.
Jika sumbernya adalah gangguan fisiologis , tentu orangtua perlu berkonsultasi dengan dokter.
Yang penting untuk diperhatikan adalah jangan membuat anak malu dengan memarahinya di depan temannya.

Selain dengan komunikasi terbuka , berikan anak tanggung jawab.
Misalnya , saat anak masih mengompol , ia harus membersihkan sendiri tempat tidurnya atau mencuci celananya sendiri.
Jika anak berhasil tidak mengompol lagi , berikan ia apresiasi , mulai dari pujian hingga hadiah.

Ketika akan tidur , biasakan anak untuk buang air terlebih dahulu , sehingga anda memberikan semacam sugesti yang sifatnya afirmatif bahwa ia bisa kok tidak mengompol.
Pastikan juga letak kamar mandi tidak terlalu jauh dari kamar tidur anak dan lampu menuju ke sana tidak dimatikan agar anak berani ke kamar mandi sendiri ketika dia merasa ingin pipis di tengah malam.

Selain itu , orang tua perlu tahu bahwa minum susu atau minuman bersoda akan mempercepat produksi urine.
Karena itu , minimal 30 menit sebelum tidur , hindari memberikan minuman tersebut pada anak.

Menurutnya , orangtua perlu menyampaikan pada anak bahwa mengompol itu tidak nyaman buat semua orang.
Anak pun perlu dilatih untuk membiasakan diri pipis sebelum tidur.
Kalau perlu , anak dibangunkan saat tidur bila memang tiba waktunya untuk pipis.
Saat bagun di pagi hari , ajak anak untuk membersihkan pakaian dan tempat tidurnya bersama-sama.

Memang , ada beberapa penanganan medis untuk kasus mengompol , seperti hipnoterapi , akupuntur , sampai obat.
Jika hal tersebut sudah tidak wajar dan mengganggu rasa percaya diri anak , obat bisa dipakai untuk membantu pengendalian urine.

Yang pasti , jangan biarkan anak masih mengompol di saat usianya semakin besar , karena dampak psikologis dari mengompol bisa mengganggu perkembangan anak.
Ia jadi pemalu dan minder dalam pergaulan.
Anak berpotensi menumbuhkan konsep diri yang negatif dan hal ini akan mempengaruhi prestasinya di sekolah.
0
2.3K
25
Thread Digembok
Urutan
Terbaru
Terlama
Thread Digembok
Komunitas Pilihan