- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Alunan Sujiwo Tejo
TS
TenTico
Alunan Sujiwo Tejo
Thread Ini Didukung Oleh :
Klik Banner Untuk Mengunjungi Markas Kami
Spoiler for "No Repost":
Sujiwo Tejo
Biografi :
Spoiler for "Biografi":
Quote:
Agus Hadi Sudjiwo (lahir di Jember, Jawa Timur, 31 Agustus 1962; umur 51 tahun atau lebih dikenal dengan nama Sujiwo Tejo adalah seorang budayawan Indonesia. Ia pernah mengikuti kuliah di ITB, namun kemudian mundur untuk meneruskan karier di dunia seni yang lebih disenanginya. Sempat menjadi wartawan di harian Kompas selama 8 tahun lalu berubah arah menjadi seorang penulis, pelukis, pemusik dan dalang wayang. Selain itu ia juga sempat menjadi sutradara dan bermain dalam beberapa film sepert iJanji Joni dan Detik Terakhir. Selain itu dia juga tampil dalam drama teatrikal KabaretJo yang berarti "Ketawa Bareng Tejo".
Dalam aksinya sebagai dalang, dia suka melanggar berbagai pakem seperti Rahwana dibuatnya jadi baik, Pandawa dibikinnya tidak selalu benar dan sebagainya. Ia seringkali menghindari pola hitam putih dalam pagelarannya.
Dalam aksinya sebagai dalang, dia suka melanggar berbagai pakem seperti Rahwana dibuatnya jadi baik, Pandawa dibikinnya tidak selalu benar dan sebagainya. Ia seringkali menghindari pola hitam putih dalam pagelarannya.
Karier
Spoiler for "Karier":
Quote:
Kuliah di jurusan Matematika dan jurusan Teknik Sipil Institut Teknologi Bandung, hasrat berkesenian Sujiwo mulai berkembang. Saat itu Sujiwo Tejo menjadi penyiar radio kampus, main teater, dan mendirikan Ludruk ITB bersama budayawan Nirwan Dewanto. Sujiwo Tejo juga menjabat Kepala Bidang Pedalangan pada Persatuan Seni Tari dan Karawitan Jawa di Institut Teknologi Bandung (ITB) tahun 1981-1983 dan pernah membuat hymne jurusan Teknik Sipil ITB pada Orientasi Studi tahun 1983.
Sujiwo Tejo yang mendalang wayang kulit sejak anak-anak, mulai mencipta sendiri lakon-lakon wayang kulit sebagai awal profesinya di dunia wayang dengan judul Semar Mesem (1994). Ia juga menyelesaikan 13 episode wayang kulit Ramayana di Televisi Pendidikan Indonesia tahun 1996, disusul wayang acappella berjudul Shinta Obong dan lakon Bisma Gugur. Pergumulannya dengan komunitas Eksotika Karmawibhangga Indonesia (EKI), memberinya peluang untuk mengembangkan dirinya secara total di bidang kesenian. Selain mengajar teater di EKI sejak 1997, Sujiwo Tejo juga memberikan workshop teater di berbagai daerah di Indonesia sejak 1998. Berlanjut pada tahun 1999, Tejo memprakarsai berdirinya Jaringan Dalang. Tujuannya adalah untuk memberi napas baru bagi tumbuhnya nilai-nilai wayang dalam kehidupan masyarakat masa kini. Bahkan pada tahun 2004, Sujiwo Tejo mendalang keliling Yunani.
Pada tahun 1998, Sujiwo Tejo mulai dikenal masyarakat sebagai penyanyi (selain sebagai dalang) berkat lagu-lagunya dalam album Pada Suatu Ketika. Video klip "Pada Suatu Ketika" meraih penghargaan video klip terbaik pada Grand Final Video Musik Indonesia 1999, dan video klip lainnya merupakan nominator video klip terbaik untuk Grand Final Video Musik Indonesia tahun 2000. Kemudian diikuti labum berikutnya yaitu Pada Sebuah Ranjang (1999), Syair Dunia Maya (2005), dan Yaiyo (2007).
Selain ndalang, Sujiwo Tejo juga aktif dalam menggelar atau turut serta dalam pertunjukan teater. Antara lain, membuat pertunjukan Laki-laki kolaborasi dengan koreografer Rusdy Rukmarata di Gedung Kesenian Jakarta dan Teater Utan Kayu, 1999. Sujiwo Tejo juga menjadi Sang Dalang dalam pementasan EKI Dancer Company yang bertajuk Lovers and Liars di Balai Sarbini, Sabtu dan Minggu, 27-28 Februari 2004. Selain teater, Sujiwo Tejo juga bermain dan menjadi sutradara film. Debut filmnya adalah Telegram (2001) arahan Slamet Rahardjo dengan lawan main Ayu Azhari. Film ini bahkan meraih Best Actress untuk Ayu Azhari dalam Asia-Pacific Film Festival. Kemudian dilanjutkan Kafir (2002), Kanibal (2004) menjadi Dukun Kuntetdilaga, Janji Joni (2005), dan Kala (2007). Bersama Meriam Bellina, Sujiwo Tejo membintangi Gala Misteri SCTV yang berjudul Kafir-Tidak Diterima di Bumi (2004).
Sujiwo Tejo juga menggarap musik untuk pertunjukan musikal berjudul Battle of Love-when love turns sour, yang digelar 31 Mei sampai 2 Juni 2005 di Gedung Kesenian Jakarta. Hasil pertunjukan karya bersama Rusdy Rukmarata (sutradara & koreografer) dan Sujiwo Tejo (komposer musik) akan digunakan untuk membiayai program pendidikan dan pelatihan bagi anak-anak putus sekolah yang dikelola oleh Yayasan Titian Penerus Bangsa.Sujiwo Tejo juga menyutradarai drama musikal yang berjudul 'Pangeran Katak dan Puteri Impian' yang digelar di Jakarta Convention Center tanggal 1 dan 2 Juli 2006.
Sujiwo Tejo yang mendalang wayang kulit sejak anak-anak, mulai mencipta sendiri lakon-lakon wayang kulit sebagai awal profesinya di dunia wayang dengan judul Semar Mesem (1994). Ia juga menyelesaikan 13 episode wayang kulit Ramayana di Televisi Pendidikan Indonesia tahun 1996, disusul wayang acappella berjudul Shinta Obong dan lakon Bisma Gugur. Pergumulannya dengan komunitas Eksotika Karmawibhangga Indonesia (EKI), memberinya peluang untuk mengembangkan dirinya secara total di bidang kesenian. Selain mengajar teater di EKI sejak 1997, Sujiwo Tejo juga memberikan workshop teater di berbagai daerah di Indonesia sejak 1998. Berlanjut pada tahun 1999, Tejo memprakarsai berdirinya Jaringan Dalang. Tujuannya adalah untuk memberi napas baru bagi tumbuhnya nilai-nilai wayang dalam kehidupan masyarakat masa kini. Bahkan pada tahun 2004, Sujiwo Tejo mendalang keliling Yunani.
Pada tahun 1998, Sujiwo Tejo mulai dikenal masyarakat sebagai penyanyi (selain sebagai dalang) berkat lagu-lagunya dalam album Pada Suatu Ketika. Video klip "Pada Suatu Ketika" meraih penghargaan video klip terbaik pada Grand Final Video Musik Indonesia 1999, dan video klip lainnya merupakan nominator video klip terbaik untuk Grand Final Video Musik Indonesia tahun 2000. Kemudian diikuti labum berikutnya yaitu Pada Sebuah Ranjang (1999), Syair Dunia Maya (2005), dan Yaiyo (2007).
Selain ndalang, Sujiwo Tejo juga aktif dalam menggelar atau turut serta dalam pertunjukan teater. Antara lain, membuat pertunjukan Laki-laki kolaborasi dengan koreografer Rusdy Rukmarata di Gedung Kesenian Jakarta dan Teater Utan Kayu, 1999. Sujiwo Tejo juga menjadi Sang Dalang dalam pementasan EKI Dancer Company yang bertajuk Lovers and Liars di Balai Sarbini, Sabtu dan Minggu, 27-28 Februari 2004. Selain teater, Sujiwo Tejo juga bermain dan menjadi sutradara film. Debut filmnya adalah Telegram (2001) arahan Slamet Rahardjo dengan lawan main Ayu Azhari. Film ini bahkan meraih Best Actress untuk Ayu Azhari dalam Asia-Pacific Film Festival. Kemudian dilanjutkan Kafir (2002), Kanibal (2004) menjadi Dukun Kuntetdilaga, Janji Joni (2005), dan Kala (2007). Bersama Meriam Bellina, Sujiwo Tejo membintangi Gala Misteri SCTV yang berjudul Kafir-Tidak Diterima di Bumi (2004).
Sujiwo Tejo juga menggarap musik untuk pertunjukan musikal berjudul Battle of Love-when love turns sour, yang digelar 31 Mei sampai 2 Juni 2005 di Gedung Kesenian Jakarta. Hasil pertunjukan karya bersama Rusdy Rukmarata (sutradara & koreografer) dan Sujiwo Tejo (komposer musik) akan digunakan untuk membiayai program pendidikan dan pelatihan bagi anak-anak putus sekolah yang dikelola oleh Yayasan Titian Penerus Bangsa.Sujiwo Tejo juga menyutradarai drama musikal yang berjudul 'Pangeran Katak dan Puteri Impian' yang digelar di Jakarta Convention Center tanggal 1 dan 2 Juli 2006.
Diskografi
Spoiler for "Diskografi":
Quote:
Album studio
• Pada Suatu Ketika (1998)
• Pada Sebuah Ranjang (1999)
• Syair Dunia Maya (2005)
• Yaiyo (2007)
• Mirah Ingsun (2012)
• Pada Suatu Ketika (1998)
• Pada Sebuah Ranjang (1999)
• Syair Dunia Maya (2005)
• Yaiyo (2007)
• Mirah Ingsun (2012)
Buku
Spoiler for "Buku":
Quote:
• Kelakar Madura buat Gus Dur (Yogyakarta, Lotus, 2001)
• Dalang Edan (Aksara Karunia, 2002)
• The Sax (Eksotika Karmawibhangga Indonesia, 2003)
• Ngawur Karena Benar (Penerbit Imania, Februari, 2012)
• Jiwo Jancuk (GagasMedia, Juni 2012)
• Lupa Endonesa (Bentang, September 2012)
• Republik Jancukers (Kompas, Desember 2012)
• Dalang Galau Ngetwit (Imania, Februari 2013)
• Kang Mbok: Sketsa Kehidupan Sri Teddy Rusdy (Komunitas Bambu, Desember 2013)
• Lupa Endonesa Deui (Bentang Pustaka, Januari 2014)
Salah satu lagu Sujiwo Tejo yang penuh arti:
Spoiler for "Lagu":
Quote:
Teman-teman, jika pun revolusi sudah saatnya harus terjadi, mari kita berdoa agar peristiwa itu berlangsung dengan sangat damai dan indah. Dan sehabis itu kita dapat bersekolah dan kuliah dengan lebih tenang, karena para orangtua lebih leluasa mecari membuat dan mencari lapangan kerja. Anak-anak kecil kembali riang di atas-atas pematang sawah dengan matahari pagi yang syahdu.
Jika pun harus terjadi, sehabis revolusi yang berlangsung damai dan indah itu kita tak perlu terlalu pusing jika ada sanak-famili yang sakit, karena negara turut menanggung setiap warganya yang menderita. Biaya rumah-rumah sakit tidak semengerikan bagai sekarang. Harga rumah terjangkau karena government akan memperhatikan betul papan sebagai kebutuhan dasar warganya.
Kesempatan melakukan usaha-usaha kecil makin terbuka, karena bank-bank tak boleh lagi hanya mengucurkan kredit pada pengusaha-pengusaha raksasa. Pasar-pasar tradisional kembali hidup. Spirit dan energi kita kembali berkobar, seiring dengan kembalinya kita kelola secara mandiri batu bara, gas, minyak dan lain-lain.
Saya undang kalian semua sesama bangsa yang bisa kita sebut keluarga, untuk mengunjungi lagu “Lautan Tangis”. Saya ucapkan terima kasih kepada teman-teman yang telah turut menyebarkan info ini melalui milis, FB dan lain-lain jejaring internet. Liriknya begini:
Berlayarlah di laut, laut keringat kami
Tertawalah di laut, laut keringat kami
Berselancarlah di laut, laut keringat kami
Berpesiarlah di laut, laut keringat kami…
Bergerak, bergerak, tetap bergerak
Menderap langkah, merapat barisan
Bergerak, bergerak, tetap bergerak
Berat kita junjung, ringan kita jinjing
Bergerak, bergerak, tetap bergerak
Berlumur keringat dan airmata….
Berlayarlah di lautan airmata kami
Tertawalah di lautan airmata kami
Berselancarlah di lautan airmata kami
Berpesiarlah di lautan airmata kami
Bersabar, bersabar, kita sejak dulu
Amuk kita timbun, munjung bagai gunung
Bersabar, bersabar, kita sejak dulu
Amuk kita tunda, gunung tak meletus
Bersabar, bersabar, kita sejak dulu
Sejak dulu nahan, sejuk bagai gunung
Pesta poralah di gunung kesabaran kami
Dansa dansilah di gunung kesabaran kami
Injak injakkan kakimu di gunung kesabaran kami
Buang botol-botol minummu di gunung kesabaran kami
Bersabar, bersabar, sampai habis sabar
Sabar jadi riak, riak jadi ombak
Bersabar, bersabar, sampai habis sabar
Gunung pun bergetar, laut bergelora
Bergelora-gelora, bergunung-gunung ombak
Gulungan gelombang keringat dan airmata
Hati hati jangan kau terlena di laut keringat kami
Hati hati jangan kau haha hihi di laut keringat kami
Awas awas awas di gunung kesabaran kami
Mawas mawas dirilah di gunung kesabaran kami
(Sujiwo Tejo, Lagu Lautan Tangis, album Presiden Yaiyo)
Jika pun harus terjadi, sehabis revolusi yang berlangsung damai dan indah itu kita tak perlu terlalu pusing jika ada sanak-famili yang sakit, karena negara turut menanggung setiap warganya yang menderita. Biaya rumah-rumah sakit tidak semengerikan bagai sekarang. Harga rumah terjangkau karena government akan memperhatikan betul papan sebagai kebutuhan dasar warganya.
Kesempatan melakukan usaha-usaha kecil makin terbuka, karena bank-bank tak boleh lagi hanya mengucurkan kredit pada pengusaha-pengusaha raksasa. Pasar-pasar tradisional kembali hidup. Spirit dan energi kita kembali berkobar, seiring dengan kembalinya kita kelola secara mandiri batu bara, gas, minyak dan lain-lain.
Saya undang kalian semua sesama bangsa yang bisa kita sebut keluarga, untuk mengunjungi lagu “Lautan Tangis”. Saya ucapkan terima kasih kepada teman-teman yang telah turut menyebarkan info ini melalui milis, FB dan lain-lain jejaring internet. Liriknya begini:
Berlayarlah di laut, laut keringat kami
Tertawalah di laut, laut keringat kami
Berselancarlah di laut, laut keringat kami
Berpesiarlah di laut, laut keringat kami…
Bergerak, bergerak, tetap bergerak
Menderap langkah, merapat barisan
Bergerak, bergerak, tetap bergerak
Berat kita junjung, ringan kita jinjing
Bergerak, bergerak, tetap bergerak
Berlumur keringat dan airmata….
Berlayarlah di lautan airmata kami
Tertawalah di lautan airmata kami
Berselancarlah di lautan airmata kami
Berpesiarlah di lautan airmata kami
Bersabar, bersabar, kita sejak dulu
Amuk kita timbun, munjung bagai gunung
Bersabar, bersabar, kita sejak dulu
Amuk kita tunda, gunung tak meletus
Bersabar, bersabar, kita sejak dulu
Sejak dulu nahan, sejuk bagai gunung
Pesta poralah di gunung kesabaran kami
Dansa dansilah di gunung kesabaran kami
Injak injakkan kakimu di gunung kesabaran kami
Buang botol-botol minummu di gunung kesabaran kami
Bersabar, bersabar, sampai habis sabar
Sabar jadi riak, riak jadi ombak
Bersabar, bersabar, sampai habis sabar
Gunung pun bergetar, laut bergelora
Bergelora-gelora, bergunung-gunung ombak
Gulungan gelombang keringat dan airmata
Hati hati jangan kau terlena di laut keringat kami
Hati hati jangan kau haha hihi di laut keringat kami
Awas awas awas di gunung kesabaran kami
Mawas mawas dirilah di gunung kesabaran kami
(Sujiwo Tejo, Lagu Lautan Tangis, album Presiden Yaiyo)
Beberapa QUOTE dalam bingkisan picture / gambar
Spoiler for "Puncak Kangen":
Spoiler for "Menikah itu Nasib":
Spoiler for "Sembahyang":
Quote:
TS sangat #respect terhadap seniman satu ini, kepandaiannya dalam bidang seni tidak membuatnya sombong, bahkan dalam aku twitter pribadinya @sudjiwotedjobeliau sering bercanda dan tanya jawab hangat dari tweetnya.. Lagu, Buku, dan tweet nya terasa tidak sia sia saya hidup di zaman dimana beliau hidup
Quote yang paling TS senang yaitu : "bila dengan jancuk tak mampu aku menggapaimu, dengan air mata mana lagi aku dapat mengetuk hatimu?"
Sujiwo Tejo dalam akun twitter pribadinya sering sekali melontarkan kata-kata "Aku Lala Padamu", "Tuhan Maha Asik", "Jancuk" ini pun sangat menyukai salah satu club asal inggris yaitu Manchester United, tak kerap dia mencapatkan bullyan dari para followers nya ketika United kalah dan sealu di tanggapi dengan guyon
Quote yang paling TS senang yaitu : "bila dengan jancuk tak mampu aku menggapaimu, dengan air mata mana lagi aku dapat mengetuk hatimu?"
Sujiwo Tejo dalam akun twitter pribadinya sering sekali melontarkan kata-kata "Aku Lala Padamu", "Tuhan Maha Asik", "Jancuk" ini pun sangat menyukai salah satu club asal inggris yaitu Manchester United, tak kerap dia mencapatkan bullyan dari para followers nya ketika United kalah dan sealu di tanggapi dengan guyon
Quote:
Semoga dapat menghibur dan menambah pengetahuan agan dan sista sekalian
Sukur sukur dapet dan
Tapi mohon jangan di
Sukur sukur dapet dan
Tapi mohon jangan di
Terima Kasih : KasKus
Sumber : sujiwotejo.com
wikipedia.com
wikipedia.com
created by : TenTico 2014
Diubah oleh TenTico 07-05-2014 01:06
0
28.6K
Kutip
75
Balasan
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan