Setiap kali ke Jogja dan tak menumpang di rumah teman, saya selalu menginap di Sarkem. Iya, kawasan Pasar Kembang samping Stasiun Kereta Api Tugu itu, kawasan yang dikenal sebagai lokalisasi di kota gudeg !. Kenapa pilih Sarkem? Tak ada tempat lainkah? Mau jual dirikah? Amankah di situ? Begitu selalu pertanyaan yang dilontarkan teman-teman saya dengan wajah takjub ketika tahu saya menginap di losmen sekitar Sarkem.
Spoiler for "Foto":
Quote:
Original Posted By " "
Spoiler for "SARKEM":
Reputasi Sarkem sebagai tempat esek-esek memang sudah melegenda. Di masa kolonial, Sarkem tempat yang nyaman untuk melepaskan syahwat. Bahkan di sinilah para selir dan gundik disembunyikan oleh raja-raja dan bangsawan Jawa tempo dulu.
Banyaknya media, baik cetak maupun elektronik, yang memberitakan betapa seronoknya Sarkem dengan para ciblek, penjaja seksnya membuat pamor merah Sarkem semakin menyala.
Jadi, sekeras apapun usaha pemkot Jogja kini untuk mengangkat Sarkem sebagai kawasan wisata yang menarik, selalu gagal total. Kecuali di mata turis asing mungkin. Kok bisa?
Baiklah saya ceritakan pengalaman saya. Dulu, ketika tinggal di Jogja, saya suka keluyuran di Sarkem. Jalan ke sana ke mari, keluar masuk gang-gang Sosrowijayan, untuk menemui kawan-kawan anak jalanan maupun seniman yang nangkring di situ. Iya, beberapa kawan seniman membuka konter seni mereka di depan rumah penduduk yang kamarnya disewakan buat bule-bule. Kawan saya menjual lukisan batik, kartu pos, dan suvenir berupa selendang batik dan wayang kulit. Ada juga yang berprofesi sebagai tukang tindik dan tato.
Spoiler for "24 jam":
Saya juga suka nongkrong di Rama Bookstore, kios kecil yang menjual buku-buku asing dengan harga murah di gang pertama. Di sini saya dapatkan empat seri novel Stephen King dalam bahasa aslinya hanya Rp 100.000. Juga puisi Pablo Neruda maupun novel Milan Kundera masih dalam bahasa Spanyol dan Prancis. Kalau tidak punya uang, kita bisa barter novel yang sudah kita baca dengan novel yang ada. Jadi suasananya mirip kios-kios buku di Kuta atau Ubud. Bisa berjam-jam saya duduk di situ, apalagi kalo ketemu bule yang bisa diajak ngobrol sambil minum wedang ronde.
Selain murah meriah losmennya, Sarkem juga strategis. Mau ke Malioboro dekat, mau ke Museum, Keraton, Ngasem, Taman Sari atau wisata tengah kota Jogja, cukup berjalan kaki. Bus kota dan trans Jogja dari segala arah pun ada di dekat Malioboro. Mau pulang ke kota asal naik kereta pagi pun tinggal nyebrang ke Stasiun Tugu. Itu nikmatnya.
Ada lagi. Di Sarkem kita tak takut kelaparan. Penjaja makanan selalu ada 24 jam. Kalau tengah malam atau subuh buta perut kita keroncongan, ada warung hik yang menjual nasi kucing atau gudeg di sepanjang gang. Pagi-pagi selalu ada penjual soto yang ngetem di Jalan Malioboro. Dan, di gang masuk yang pertama, ada warung super enak. Supnya enak, tahu dan tempe bacemnya bikin ngiler. Harganya pun murah. Itu warung nasi idola saya, warungnya Mbok Sumini.
Spoiler for "Hotel":
Namanya juga losmen esek-esek dan murah, kejadian seperti di atas lumrah saja. Pemilik losmen tak selalu mengganti sprei atau sarung bantal setiap ada tamu. Apalagi kalau tamunya cuma jam-jaman seperti kami atau mereka. Rugi dong! Setelah itu, setiap kali saya menginap di losmen murah yang mungkin saja dijadikan lokasi esek-esek, saya selalu siap kain pantai sebagai alas sprei dan bedak bayi yang ditaburkan di bantal. Biar wangi.
Pernah juga ketika sedang menginap di Sarkem, tengah malam saya dibangunkan teriakan ‘Aduh..!’ keras sekali. Suara perempuan. Di samping kamar.
Entah gaya apa yang dilakukan pasangan itu sampai heboh begitu. Paginya saya intip mereka, tak ada luka sedikitpun di wajahnya. Di tempat lain, mungkin.
Kalau nggak ingin kesasar di losmen esek-esek ya lihat lokasinya dulu. Kumuh nggak, bersih nggak. Bule biasanya pilih losmen yang murah dan bersih. Sedang losmen yang buat esek-esek nampak dari banyaknya perempuan mejeng di depan, sambil merokok. Jadi, ikuti saja gerak bule.
Walau pernah mengalami dua kejadian lucu di atas, saya tak pernah kapok menginap di Sarkem. Menurut saya penjaja seks ada dimana-mana. Entah di Sarkem, losmen murah, atau hotel berbintang sekali pun. Selama masih memberi manfaat lebih, saya akan terus menginap di Sarkem.
Sekian cerita dari saya, maaf kalau belepotan..hihihih
kalau agan berminat datang aja tempatnya asik kok
0
23.8K
Kutip
66
Balasan
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru