VIVAnews - Polisi masih menyelidiki tewasnya Nurhalimah Utari (10) warga Desa Sungai Kedukan, Jalan Prupitan, Nomor 35, RT 15, Kecamatan Rambutan, Kabupaten Banyuasin, Sumatera Selatan. Dia menghembuskan nafas terakhir setelah terkena peluru nyasar, kemarin.

Polresta Palembang memeriksa 11 anggota dari Polsek Plaju dan Polsek Seberang Ulu 1, Kamis 15 Mei 2014. Tak hanya itu, tujuh senjata yang digunakan anggota pada saat penangkapan copet juga diperiksa.

Dari informasi yang dihimpun, saat penembakan terjadi, jajaran Polresta Palembang tengah melakukan penangkapan di sekitar lokasi kejadian.

Kapolresta Palembang Komisaris Besar Sabaruddin Ginting, menjelaskan awalnya ada dua penjambret yang dikejar oleh anggota Polsek Plaju dan saat di lokasi kejadian mereka masuk ke semak-semak. Untuk memaksa mereka keluar, anggota melepaskan tembakan.

"Dari situ ditangkap satu pelaku dengan barang bukti sepeda motor. Belakangan dapat informasi ada warga yang terkena tembakan. Maka itu juga kami respons dengan memeriksa anggota yang melakukan penangkapan di seputaran wilayah itu," kata Ginting.

Tempat kejadian penembakan dan penangkapan berjarak sekitar 1 kilo meter.

"Temuan kami belum terlihat bahwa anggota tersebut nyata-nyata pelurunya nyasar ke korban. Kalaupun itu memang terjadi, artinya peluru kami melampaui 1 kilometer. Tapi kami tidak berhenti di sini dan tetap akan kita dalami," ucapnya.

Mantan Kabid Humas Polda Sumsel ini menyebut, aparatnya juga telah berkoordinasi dengan penyidik Polres Banyuasin, khususnya Polsek Rambutan agar melakukan langkah untuk olah tempat kejadian perkara dan mengamankan barang bukti.

"Mari kita serahkan dulu proses penyidikan oleh mereka (Polsek Rambutan). Apakah temuan dugaan peluru nyasar anggota sampai orang meninggal atau ada orang lain," ujar Ginting.

Dia mengaku siap membantu Polres Banyuasin dengan menyerahkan senjata api yang digunakan anggota, untuk dilakukan uji balistik jika nantinya memang diperlukan.

"Senpi semua anggota kami sudah diamankan dan ini merupakan langkah imbangan dari kami untuk penyidikan baik dari Propam atau Polsek Rambutan nanti."
Sebelumnya polisi menetapkan AP (13) sebagai tersangka penembakan. Namun AP kepada wartawan mengungkapkan bahwa ketika itu dia sedang berada di sekolahnya SMP Banyuasin, Sumatera Selatan.

"Saya sekolah dari jam 12 siang, sampai sore jam 6 sore. Tidak tahu kenapa saya dituduh," kata bocah polos ini.

ES (36) ayah Andika, menyesalkan tuduhan dari pihak kepolisian. "Polisinya yang gila, anak saya sekecil ini dituduh menembak. Mana pakai senapan angin pula. Mau mengangkat senapan saja dia tidak sanggup apalagi menembak, itu kan di luar logika," kata ES.

ES rencananya akan melaporkan masalah ini ke Polda Sumsel. "Saya tidak terima anak saya dituduh seperti ini," ujarnya. (umi)

VIVAnews - Seorang bocah berumur 10 tahun tewas tertembak ketika sedang asyik bermain tak jauh dari rumahnya. Peristiwa berlangsung di Desa Sungai Kedukan, Jalan Prupitan, RT 15, Kecamatan Rambutan, Banyuasin, Sumatera Selatan, Rabu 14 Mei 2014.

Korban bernama Nurhalimah Utari (10), masih duduk di Sekolah Dasar kelas 4. Dia tewas setelah tertembak di bagian dada kanan. Diduga dari senjata api rakitan.

Informasi yang dihimpun, peristiwa bermula saat korban dari rumah hendak pergi bermain. Saat berada di lokasi kejadian, langsung terdengar suara tembakan dan korban langsung terjatuh bersimbah darah.

Sontak warga sekitar yang melihat kejadian langsung menyelamatkan korban. Korban kemudian dilarikan warga ke Rumah Sakit Muhamadiyah. Namun nyawa korban tak tertolong lagi.

Pada waktu yang sama, sedang ada penangkapan penjambret oleh anggota Polsek Plaju. Maka, muncul isu bahwa tembakan tersebut berasal dari anggota polsek Plaju yang menembak.

Kapolsek Plaju, Ajun Komisaris Polisi Siti Faridah, saat dikonfirmasi membantah bahwa tembakan yang mengenai korban itu berasal dari anggotanya. Saat itu memang ada tembakan, namun untuk lokasinya cukup jauh sekitar 1 kilo meter. Pihaknya juga langsung melakukan pengecekan terhadap korban saat dilarikan ke RS Muhamdiyah.

"Dari ciri lukanya, diduga bukan dari anggota polisi. Diduga tembakan tersebut berasal dari kecepek. Kami juga sudah menggali informasi dan pelakunya orang sipil berumur 15 tahun. Identitas pelaku sudah kami berikan ke polsek Rambutan. Kasus ini kita serahkan ke pihak Polsek Rambutan untuk melakukan penyelidikan," " ujar Siti Faridah.

Sementara orang tua korban M Davis (46) dan Saodah (40) terus menangis ditemui di kamar jenazah RSMH Palembang.Tampak Saodah terus menyebut nama anaknya dan shock.

Korban merupakan anak semata wayang. Sebelumnya, mereka punya dua anak. Namun sekitar dua tahun lalu, Wulan, anak pertamanya itu, meninggal. Sehingga mereka tinggal memiliki korban yang merupakan anak bungsunya.

"Habis anak saya, tidak ada lagi anak saya" jerit Saodah yang terus menangis.

Kapolres Banyuasian, AKBP M Ilhsan, menyatakan bahwa saat ini masih menyelidiki kasus tersebut.

"Sedang ditangani Polsek Rambutan. Kasusnya masih dalam tahap penyelidikan, apakah tembakan tersebut dari anggota polisi atau dari sipil," kata dia. (ren)