Beberapa ilmuan merancang alat pelontar khusus untuk melemparkan ayam mati ke arah kaca depan pesawat atau jet tempur yg melintas di udara dgn kecepatan maksimum. maksudnya mensimulasikan tabrakan dgn unggas terbang ber ulang ulang untuk menguji kekuatan kaca depan.
Beberapa insinyur mendengar ttg hal itu dan sangat ingin mengujinya pada kaca depan kereta api berkecepatan tinggi. Perjanjian dibuat dan sebuah alat pelontar dikirimkan kpd para insinyur. ketika alat pelontar itu ditembakkan, mereka terheran heran sewaktu melihat ayam itu meluncur dari moncong alat pelontar, menabrak kaca anti goncangan, menghancurkannya ber keping keping, menyobek panel kontrol, membelah sandaran kursi masinis, dan menancap di dinding belakang kabin. para insinyur mengirimkan hasil percobaan ini bersama sama dengan desain kaca depan kepada para ilmuan dan meminta saran.
Mereka kemudian menerima memo yg hanya terdiri dari sebaris kalimat


maaf kalo misalkan saya hanya ingin menghibur dan maaf kalo garing
dan sekali lagi maaf kalo berantakan, kalo boleh saya minta nya atau nya makasih