Pertama, harga pasaran mudah rusak.Pengalaman dari seorang distributor saya mengatakan bila seorang distributor anda paksa untuk ambil quantity yang bernilai ratusan juta mereka akan ambil mungkin karena alasan relasi, tetapi apa yang akan terjadi bila mereka gagal memasarkan produk anda ?
Promo banting harga jawabannya, karena distributor butuh balik modal ratusan jutanya itu untuk diputar ke bisnis lainnya (#sangat logis). Maka sia sialah pekerjaan marketing prinsipel mengeluarkan budget ratusan juta bahkan lebih untuk membentuk harga pasar end user.
0-1

Kedua, harga modal mudah terpublikasi integritas sebuah merek mulai diragukan.Prinsipel memberikan T.O.P (bahasa kasarnya utang) kepada kostumernya karena pengambilan quantity diberikan harga lapisan distributor (harga 3 lapis : distributor, retail, user). Setelah beberapa waktu lewat ternyata kostumer si prinsipel gagal memasarkan produknya sehingga pembayaran jatuh tempo cukup lama. Prinsipel memutuskan untuk menarik barang dari kostumernya tetapi harga distributor telah diketahui. Apa yang mungkin terjadi dengan harga distributor ?
Harga distributor ini mungkin dibahas dalam forum si kostumer tersebut. Prinsipel akan mengalami kesulitan mencari pengganti distributor karena harga lapisan terdalam telah terpublikasi keluar karena end user akan menekan harga serendah mungkin dekat dengan harga distributor. sedangkan toko adalah kostumernya distributor karena end user dapat membeli dengan harga toko maka para toko tidak tertarik bermain dengan produk tersebut. karena tidak prospek untuk distributor, mereka pun akan enggan berjuang utk produk tersebut.
0-2

Ketiga, saluran distribusi sangat terbatas dan cenderung stagnan.
Pengalaman saya di penjualan online mengajarkan saya bahwa setiap orang mempunyai cakupan area yang terbatas dengan loyal costumernya masing2 dan harga bukanlah alasan utama orang utk memberikan keputusan membeli karena masing2 harga mempunyai kostumernya sendiri.
Contoh (real story) : Saya menjual kacamata branded di Forum jual beli Indonesia ternama karena ingin barang stok cepat habis agar bisa diputar ke barang lain saya jual dengan harga yang murah (bisa dibilang cukup merusak harga pasaran).
Dan masih di Forum jual beli yang sama, dengan produk yang sama tetapi dengan ID yang berbeda dan nomor kontak yang berbeda saya mem-post ulang jualan kacamata branded dengan harga mahal dengan profit cukup fantastis.
Logikanya harga yang mahal akan kalah dengan harga murah tetapi . Selang waktu berjalan ternyata dua harga tersebut dapat berjalan ! jumlah kostumer harga mahal tidak begitu kalah jauh dengan jumlah kostumer harga murah. (masing2 harga mempunyai kostumernya sendiri)

Kembali pada si prinsipel dengan kostumer roxynya yang dia protect area. Dari kisah jualan online tersebut diatas bisa disimpulkan prinsipel mengalami kerugian waktu yang cukup berarti karena bergantung pada 1 distributor. karena seorang distributor mempunyai cakupan area dan loyal costumer yang terbatas. apabila si distributor gagal, prinsipel akan butuh waktu cukup lama untuk memperbaiki beberapa hal (harga pasar rusak dan harga modal terpublikasi) hingga mendapatkan distributor yang baru. Perkembangan distribusi cenderung stagnan karena sibuk disatu area sehingga area yang lain terbelengkalai.

teringat omongan kolega saya menceritakan pengalamannya tentang loyal customernya. Beliau menceritakan suatu ketika dia kehabisan barang sedangkan kompetitornya memiliki barang yang sama dengannya tetapi kostumernya meminta agar kolega saya mengambil barang dari kompetitornya harga lebih mahal tidak masalah bagi mereka, karena mereka lebih senang dengan layanan kolega saya.
hal ini membuktikan harga bukanlah alasan utama kostumer untuk memutuskan membeli.

Hubungannya dengan si prinsipel dengan kostumer roxy yang diprotek area ?? Begini argumennya. Misal, loyal kostumer kolega saya berada di roxy sedangkan kolega saya ada di area lain karena ada perjanjian protect area loyal kostumer kolega saya harus mengambil barang di distributor yang di roxy. Apa keputusan loyal kostumer tersebut ? Ya, batal.
Pintu rejeki secara tidak langsung tertutup untuk si prinsipel.
0-3 TENG TENG TENG ! K.O!!

Masukan dari para sesepuh mempersilahkan agar para sales prinsepel pertama kali menawarkan harga lapisan kedua (harga toko), pengambilannya mungkin sedikit, tetapi bila ada kelanjutan pengambilan barang kembali (repeat order) hingga jumlah quantity tertentu harga baru mundur ke harga lapisan distributor. Bila tidak ada kelanjutan,maka harga distributor tetap aman bagi pemain lama ( win-win solution ).
Lalu bila telah berjalan lancar beberapa distributor pada suatu area, maka perlu dibatasi jumlah pemainnya pada area tersebut untuk menjaga iklim persaingan dan menjaga harga. (proteksi area)