Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

RyoEdogawaAvatar border
TS
RyoEdogawa
[Miris]Produsen Sawit Terbesar Dunia, RI Malah Impor Minyak Goreng
Senin, 05/05/2014 11:26 WIB
Produsen Sawit Terbesar Dunia, RI Malah Impor Minyak Goreng
Hidayat Setiaji - detikFinance

Jakarta - Indonesia merupakan negara produsen minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) terbesar di dunia. Namun malangnya, Indonesia malah mengimpor minyak goreng yang merupakan produk turunan dari CPO.

Pada Maret 2014, impor minyak goreng tercatat 2,23 ribu ton dengan nilai US$ 2,81 juta. Naik dibandingkan bulan sebelumnya yang sebesar 1,55 ribu ton (US$ 1,99 juta).

Demikian disebutkan dalam data Badan Pusat Statistik (BPS) yang dikutip detikFinance di Jakarta, Senin(5/5/2014).

Sepanjang Januari-Maret 2014, impor minyak goreng tercatat 5,69 ribu ton. Ini senilai US$ 7,26 juta.

Minyak goreng impor ini berasal dari berbagai negara. Terbanyak datang dari negara tetangga Malaysia, yang sepanjang Januari-Maret 2014 memasok 4,88 ribu ton dengan nilai US$ 6,11 juta.

Kemudian disusul Singapura 263,72 ton (US$ 378.888), Thailand 230,12 ton (US$ 323.795), Australia 167,98 ton (US$ 219.978), Amerika Serikat 38,67 ton (US$ 79.510), dan lainnya 107,08 ton (US$ 144.138).

Sumber:http://m.detik.com/finance/read/2014...-minyak-goreng

Menyedihkan.. Apanya yang salah kira2 ya? emoticon-Berduka (S). Yang salah ternyata bagian yg dibold di atas adalah asumsi pembuat berita. emoticon-Hammer. Silahkan dibaca sampai bagian update.

Btw, saat mencari2 ttg pabrik minyak goreng di Indonesia, wa malah nemu berita ini emoticon-Hammer (S)

Baca sampe berita UPDATE ya Gan

http://mobile.kontan.co.id/news/paso...terancam-luber

Pasokan Minyak Goreng Terancam Luber
Rabu, 13 Maret 2013 | 14:01 WIB

JAKARTA. Masuknya sejumlah
perusahaan perkebunan sawit
ke industri hilir, terutama
minyak goreng dikhawatirkan
bakal membuat harga minyak
goreng di dalam negeri merosot. Untuk itu Gabungan
Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) meminta agar
perusahaan yang akan masuk ke bisnis ini untuk menyasar
pasar ekspor dibanding pasar dalam negeri.

Joko Supriyono, Sekjen GAPKI mengatakan, saat ini pasokan
minyak goreng domestik sudah terpenuhi. “Konsumsi minyak
goreng kita hanya sekitar 5 juta ton per tahun, itu cuma 30%
total produksi minyak goreng Indonesia. Oleh karena itu 70%
kita ekspor semua,” ujarnya.


Tahun ini GAPKI memperkirakan, konsumsi minyak goreng
domestik akan naik menjadi 6 juta ton. Kenaikan terjadi
terutama karena pertambahan jumlah penduduk.
Tidak hanya minyak goreng, produk hilir minyak sawit mentah
(CPO), seperti olein dan biodiesel dalam negeri juga sudah
terpenuhi. Joko khawatir jika ada perusahaan hilir CPO baru
dan menyasar pasar dalam negeri, akan terjadi kelebihan
pasokan.

Kekhawatiran Joko ini seiring langkah ekspansi sejumlah
perusahaan, termasuk PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI)
yang berencana membuat pabrik pengolahan CPO terpadu di
Palimanan, Cirebon Jawa Barat. Jika RNI tetap menyasar
pasar domestik, maka tidak sehat bagi perkembangan bisnis.
Oleh karena itu dia berharap RNI atau pabrik minyak goreng
yang akan berekspansi untuk menyasar pasar ekspor potensial
seperti Amerika, Timur Tengah, dan Afrika.

Sebelumnya Direktur Utama RNI, Ismed Hasan Putro
mengatakan, RNI akan mulai membangun pabrik pengolahan
CPO pada 21 Juni 2013. Pabrik dengan kapasitas pengolahan
300 ton per hari, itu memerlukan investasi Rp 80 milyar.
Selain minyak goreng, RNI juga akan memproduksi margarin
dan minyak wangi dengan sasaran pasar ritel dalam negeri.


Berarti, Indonesia udah bisa ngolah Minyak Goreng sendiri dan mencukupi kebutuhannya di dalam negri bahkan sampe mengekspor juga, lantas kenapa harus ada impor lagi ya? emoticon-Bingung (S)

UPDATE
http://m.detik.com/finance/read/2014...935/2573724/4/

Senin, 05/05/2014 17:09 WIB
Ini Penjelasan Produsen Soal RI Impor
Minyak Goreng


Jakarta - Produsen minyak goreng membantah ada impor
minyak goreng yang berasal dari minyak sawit. Impor minyak
goreng selama ini berasal dari minyak nabati non sawit yang
didatangkan dari Turki, AS, Argentina dan lainnya.

Hal ini disampaikan oleh Direktur Eksekutif Gabungan Industri
Minyak Nabati Indonesia (GIMNI) Sahat Sinaga kepada
detikFinance, Senin (5/5/2014)
Ia menegaskan produk sawit Indonesia sangat berlimpah untuk
membuat minyak goreng, sehingga tak mungkin mengimpor
minyak goreng dari sawit.

"Itu bukan minyak goreng dari sawit, itu rapeseed oil ,
sunflower (minyak biji bunga matahari), minyak jagung, olive
oil (zaitun), soybean ,"
kata Sahat.

Sahat menegaskan minyak goreng yang diimpor oleh para
produsen, biasanya untuk campuran produk minyak sawit
sebagai produk yang diekspor ke pasar tertentu. Misalnya RBD
Olein merupakan minyak sawit yang dicampur dari 7%-8%
beberapa minyak nabati non sawit.

Ia menjelaskan minyak goreng dari sawit punya kelemahan jika
berada di bawah suhu 5-6 derajat celcius, efeknya akan
menggumpal. Sedangkan minyak nabati lainnya tak
menggumpal pada suhu tersebut.

"Minyak selain sawit di temperatur 5 derajat tetap cair, sangat
cocok untuk di iklim subtropis, kalau buat menggoreng itu
kebakaran, kalau tumis-tumis cocok, juga untuk salad
dressing ," katanya

Menurutnya untuk minyak sawit bisa bertahan di suhu di
bawah 6 derajat celcius maka harus dicampur minyak non
sawit. "Tujuannya supaya bisa diekspor, RBD olein itu
dicampui 6%-7% biasanya untuk pasar Timur Tengah seperti
kebab, kebuli," katanya.

Setiap tahun Indonesia harus mengimpor 80-an ribu ton
minyak non sawit untuk campuran RBD olein. Harga dari
minyak non sawit jauh lebih mahal dari minyak yang dihasilkan
sawit.

"Harganya US$ 200 di atas CPO per ton," katanya.

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pada Maret 2014, impor
minyak goreng tercatat 2.230 ton dengan nilai US$ 2,81 juta.
Naik dibandingkan bulan sebelumnya yang sebesar 1,55 ribu
ton (US$ 1,99 juta).
Sepanjang Januari-Maret 2014, impor minyak goreng tercatat
5.690 ton. Ini senilai US$ 7,26 juta.

Minyak goreng impor ini berasal dari berbagai negara.
Terbanyak datang dari negara tetangga Malaysia, yang
sepanjang Januari-Maret 2014 memasok 4,88 ribu ton dengan
nilai US$ 6,11 juta.

Demikianlah yg terjadi, ternyata TS kena kibuli oleh asumsi wartawan di berita yg pertama emoticon-Hammer. Terima kasih atas info agan Li Jin Yuan.
Diubah oleh RyoEdogawa 06-05-2014 23:44
0
7K
77
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan