beberapa minggu yang lalu bokap ane harus di rawat di salah satu RS (Rumah Sakit) swasta, sebagai suami seorang PNS bokap ane mendapatkan fasilitas askes yg dulu dikelola PT. Askes Indonesia dan sekarang oleh BPJS Kesehatan.
Fasilitas ini sangat membantu, karena biaya RS menjadi lebih ringan karena sebagian biaya bisa tercover oleh BPJS. Tetapi alangkah tersiksanya kami ketika kami menggunakan fasilitas BPJS terutama dalam segi pelayanan rumah sakit, bokap ane harus menunggu hampir setengah hari di Unit Gawat Darurat (UGD) hanya untuk mendapatkan kamar atau ruang perawatan. Setelah berjam2 keluarga ane menunggu akhirnya bokap ane mendapatkan ruang rawat inap kelas 3, tentu ini diluar keinginan bokap dan keluarga ane yang menginginkan ruang kelas 1 atau VIP. Bukan apa2, ane pikir kalau ruang kelas 1 atau VIP lebih nyaman dan tenang apalagi penyakit bokap ane harus dalam kondisi dan lingkungan yang tenang. tapi apa mau dikata dengan alasan penuh dari manejemen RS akhirnya bokap ame harus dirawat di ruang kelas 3. Setelah berdiskusi dengan pihak RS akhirnya bokap ane mendapat urutan waiting list ruang kelas 1 dengan uratan 5, artinya setelah ada pasien 5 dari kelas 1 yang keluar, maka bokap ane bisa masuk ruang kelas 1.

Setelah sekitar 1 hari ane coba cek ke bagian administrasi RS, alahkah kagetnya ternyata bokap ane urutan waiting listnya berubah menjadi 7, bagaimana ceritanya ini? ane berdebat dan akhirnya ane kalah karena pihak RS keukeh klo ane ga punya bukti.

singkat cerita bokap ane kembali ke rumah setelah hampir seminggu dirawat, dan seminggu kemudian penyakit bokap ane kambuh lagi dan dilarikan ke RS yang sama, waktu itu keluarga ane memilih RS yang sama kerena faktor jarak yang terjangkau dari rumah ane.

Dan karena ane gak mau kejadian waktu ke RS yang pertama terulang, maka ane menggunakan jalur umum non BPJS. dan taukah para kaskusker semua? bokap ane hanya menunggu beberapa menit saja, beliau langsung dapat kelas 1.