Latar belakang cerita...

Ane seorang mantan mahasiswa, lagi bikin skripsi mantan pacar ane yang ketemu cinlok di sebuah kampus swasta surabaya yang sekarang jadibini ane gan, stuck tinggal skripsi, akhirnya kita nikah duluan demi menyempurnakan agama.

Dengan usaha yang tidak mudah, sehabis menikah kami tidak kunjung diberi momongan. Di ulang tahun pernikahan yang pertama ane baru diberi karunia momongan.

Celakanya skripsi bini ane belum selesai
di tengah kondisinya yang hamil muda. tiap waktu muntah sampe udah ga ada yang dimuntahin dan susah payah masih harus mengejar sarjana.
kepalang tanggung,

sebenernya ane udah "gak terlalu butuh" ini gelar. Alhamdulillah, berkat menikah kami dilapangkan dan diberi kemudahan untuk mengais rezeki untuk meneruskan usaha orang tua. dilulusin karena udah kepalang tanggung tinggal skripsi. udah abis waktu biaya tenaga. ane jadi putus asa. kasihan melihat kondisinya.

tapi ane tekankan disini bukan berarti ane meremehkan sarjana, tapi kenapa dosen2 itu kok sulit banget untuk ngelulusin mahasiswa, padahal dalam pikiran ane Lulus Kuliah Jadi Sarjana belum tentu Kaya kok Susah banget yah gan?

katanya kampus IT, konsultasi harus print dulu, harus ketemuan dosen, kalau ga ada dosen gigit jari udah bermacet2 ria menempuh jarak jauh.

alangkah baiknya jika bisa konsultasi via skype atau teamviewer. berapa ribu jam yg? berapa ratus lembar kertas? berapa ribu liter bbm yg bs dihemat dari semua mahasiswa?

atau adakah agan yang lain merasakan yang sama? stuck di skripsi? ngerasa gelar ini ga perlu karena merasa salah jurusan dulunya. Silakan berbagi di Sini