Saya akan jabarkan beberapa hal mengenai Penilaian mengapa Beliau tak layak jadi Presiden RI.
Perjalanan Jokowi untuk menjadi sampai sekarang ini adalah Jasa dari 3 Orang Tokoh Nasionla yang kita Hormati (Prabowo. Jusuf Kalla dan Jian Fariz (Menteri Perumahan saat ini)).
Perjalanan cerita saat itu, sejak tahun 2009 sampai dengan Pebruari 2014 Hubungan Gerindra (Prabowo) & PDIP (Megawati) cukup baik. Dimulai dari Pencapresan mereka tahun 2009 yang tertuang dalam perjanjian Batu tulis, sampai dengan dukungan bersama dalam beberapa Pilkada di berbagai daerah di Indonesia.
Letjen Mar Purn. Nono Sampono dan Mayjend Purn Adang Ruchyatna dua nama inilah sebelumnya yang muncul untuk kandidat dari PDIP sebelum Jokowi masuk. Bahkan lebih santer lagi Taufik Kemas tetap berharap PDIP mendukung Foke & Mayjend Purn Rucyatna. Namun semua itu buyar karena Lobby lobby yang dilakukan oleh Yusuf Kalla, Jian Fariz & Prabowo. Dimana sebelumnya Gerindrapun belum memiliki Calon sampai dengan Ahok mendatangi mereka.
Begitu gencar lobby lobby yang dilakukan oleh Jusuf Kalla cs untuk meyakinkan Mega bahkan menurut sumber yang dapat dipercaya, mereka masing masing bersedia mengeluarkan Dana sebesar @Rp:100M yang saat itu langsung diserahkan Rp:65M ke Mega untuk mesin Partai PDIP olej Jian F. Begitupun PDIP/Mega dan Jokowi sama sama tidak memiliki Dana yang cukup untuk menghadapi Pilkada 2012 saat itu. Sehingga dengan kehadiran 3 Tokoh tersebut tentunya menjadi gayung bersambut, daripada mendukung Foke hanya dapat Wakil. Mending dukung Jokowi dapat Gubernur + Dana + Strategi Pemenangan.
Begitu lugunya Jokowi menghadap Jusuf Kalla & Prabowo menghaturkan rasa terima kasih dan memohon maaf karena hanya bawa badan saja utnuk dijadikan calon Gubernur DKI 2012.
Mengapa Prabowo mau memperjuangkan Ahok? Karena untuk mengangkat Elektebilitas suara Gerindra menjelang 2014.
Mengapa Jusuf Kalla mau menjadi mediator merapat ke PDIP? Karena Jusuf Kalla tidak punya Partai untuk mendukung beliau pada Pencapresan 2014 ini. Sehingga beliau akan terus menjalin hubungan dengan berberapa Tokoh tokoh Partai agar tetap dipertimbangkan sebagai kandidiat capres.
Mengapa Jian F juga mau terlibat? Karena Jian punya kepentingan Bisnis dan dendam emosional terhadap Foke yang waktu itu berkuasa. Terutama mengenai status Pasar Tanah Abang, yang akhirnya walau keputusan pengadilan memenangkan Pemvrop DKI. Begitu Jokowi Ahok berkuasa, Pengelolaan tetap dikembalikan kepada Jian F (bahkan kasusnya sepeerti ditelan bumi).
Dari 3 Tokoh tadi, yang masih realistis sebenarnya Prabowo, mengapa? Karena dia menyadari Partainya tidak akan mampu menaikkan Elektibilitas Prabowo untuk di Capreskan di 2014 ini. Sedangkan yang 2 orang lagi silahkan anda nilai sendiri.
Nah kembali ke Jokowi.
Spoiler for LANJUT:
Sangatlah tidak pantas sebagai orang Indonesia yang menganut adat ketimuran dalam Tata krama apalgi beliau orang Jawa. Mengkhianati orang yang telah berjasa bahkan berjuang mengangkat drajatnya dari kota kecil Solo menjadi Gubernur di Ibukota. Bukan hanya Materi tetapi Tenaga, Mesin Partai Gerindra dan Prabowo yang telah menolong dia.
Adalah tida etis bagi Jokowi terhadap Prabowo yang telah memperkenalkannya langsung kepada Megawati (Ketua PDIP , sedangkan Jokowi hanya kader di kota kecil).
Ternyata secara diam diam Jokowi rupanya didukung juga oleh Konglemerat Edwar S (anaknya Wiliam Suryajdaya/Astra). Belakangan setelah itu merapatlah Bos Lippo yaitu James Riady cs.
Nah Agenda 3 orang diatas hanya fokus pada Pilkada saja untuk Jokowi-Ahok. Namun rupanya diam diam Jokowi main mata dengan para Konglemera itu, khususnya James cs untuk diusung menjadi Capres mereka. Dimana kelompok James R cs merupakan kumpulan Konglemerat Hitam pengemplang Dana BLBI Rp: 600 T, yang waktu 98 mereka pada kabur keluar negeri. Setelah 15 Tahun kini mereka kembali untuk menguasai NKRI.
Yang lebih gila lagi, adalah adanya Gerakan Misioneris dari Barisan Kristen garis keras melalu Sabam Sirait (merupakan Ketua Parkindo/partai kristen Indonesia yang bergabung dengan PDI waktu awal awal Orde baru) ikut bermain dalam dukungan ke Jokowi di Capres ini. Sabamlah yang mendesak Mega untuk mendeklarasikan Jokowi menjadi Capres sebelum Pemilihan Legislatif tanggal 9 April 2014. Berdasarkan Info yang kami dapatkan, bila Jokowi tidak di Deklarasikan maka Dana dari para Konglemerat itu tidak akan turun. Terbukti, bgt di deklarasikan, mesin partai bekerja, para projo (pro jokowi) diluar partai PDIP pun bergerak serentak. Namun itupun tidak membuahkan hasil seperti yang merek harapkan bisa menang diangka 27-35%. Karena PDIP hanya mendapat 19,2% saja berdasarkan Hitung Cepat dari berbagai lembaga survie.
Singkat cerita, Jokowi didukung oleh Konglemerat Hitam dan Misioneris Garis keras.
Ketidak patutan Jokowi di Calonkan sebagai Presiden juga karena ia telah terlalu banyak melanggar Sumpah dan Janji Jabatan yang tidak tuntas. Solo baru 2 tahun ia tinggalkan demi Pilgub DKI, kini DKI baru 1,5 th ia tinggalkan demi Pencapresan di 2014.
Sumpah dan janji bukan hanya pada saat dilantik. tetapi janji janji kepada masyarakat DKI yang mendukung ia. Syukurlah saya tidak termasuk pendukung belia di Putaran kedua DKI.
Yang berikutnya adalah asal usul Jokowi itu juga tidak jelas. Masa ia, kita memilih Pemimpin dengan latar belakang yang tertutup. Cukup sudah kita dipaksa jaman Orde baru oleh Suharto (Pengambil alihan dengan Pemaksaan dari Soekarno/ Supersemar 1966). Yang kita tidak tahu siapa ayah dari Suharto sampai saat ini.
Selebihnya Presiden RI yang secara normal diangkat kita menegnalnya. Mulai dari Soekarno, BJ.HAbibie, Gus Dur, Megawati Soekarno Putri dan SBY. Sedangkan Jokowi terlahir tahun 1961, masa ia kita tidak punya rekam jejak siapa Bapaknya?
Agama Jokowi, Kita tidak bermaksud sara. Tetapi ini penting. Karena kita hidup di Negara yang berazaskan Pancasila (Ketuhanan Yang Maha Esa sila pertama). Kita tidak permasalahkan apapun agamanya, namun menurut info yang kami dapatkan kelurga Kraton Solo yang namanya tidak ingin disebutkan tetapi anda bisa mencari tahu sendiri kesana. Jokowi itu Muallaf, bila ia Muallaf kapan ia masuk Islam, ia memakai nama H didepan yang cukup mengelabui padahal H didepan namnya bukan Haji seperti layaknya orang muslim yang telah berangkat ke Tanah Suci Mekkah. tetapi nama H di depan Ir.H Joko Widodo adalah Handoko, lengkapnya adalah Ir. Handoko Joko Widodo. Bila ia benar Muallaf, dimana ia diIslamkan, oleh siapa ia diIslamkan, pasti ada dokumen resmi yang menyatakan ia Muallaf. Bila memang benar ia Islam sejak kecil pastinya ia akan diberitahu dimana ia pernah mengaji, siapa guru ngajinya. Karena tahun 1961 bukan tahun yang begitu lama, pastinya setiap kita akan ingat akan hal itu. Ada yang tidak tanggung tanggung begitu yakinnya menyatakan H didepan nama Jokowi itu adalah Haji. Kapan hajinya pasti ia tahukan?
Harus diingat ! Mayoritas Rakyat Indonesia adalah Muslim mencapai 88% data BPS 2012. Bila ia tidak jujur dan bila terkesan ada agenda lain dibelakangnya. Pastilah ini awal kehancuran buat Negara yang kita cintai yang penuh dengan toleransi dan kedamaian ini. Sehingga kita tidak boleh membiarkan hal ini terjadi. Cukuplah Solo dan DKI yang menjadi korban Ambisiusnya jagan rusak tatanan Negara NKRI yang Pancasilais.
Ibarat pepatah bilang, “jangan bermain api akan terbakar nanti”
Terlalu banyak juga bila saya uraikan kelemahan kelemahan dan kesalahan yang telah dilakukan Jokowi ketika memimpin Solo & DKI Jakarta. Bahkan penuh dengan KKN dibeberap Proyek proyek yang telah dilaksanakan dan sedang dilaksanakan dan akan dilaksanakan. Nanti juga anda akan tahu, saat ini sudah muncul seperti Mobil Trans Jakarta dimana Salah seorang Teman dekat & Tim Sukses beliau dari solo terlibat. Namun tidak diakui oleh Jokowi. Hukum yang akan menjawabnya.
Singkat cerita penulis ingin mengisaratkan Bahaya bagi Jokowi bila terus dipaksakan menjadi Presiden. Walaupun kita tahu Uang+ Media + Propaganda Sosmed + Rakyat yang telah termakan isu akan mendukung beliau. Dan diprediksi ia akan menang namun Gejolak akan muncul di Negeri yang kita cintai ini.
Penulis hanya memberi beberapa kriteria Calon Pemimpin itu 3 hal utama yg harus menjadi Panduan kita:
Spoiler for BACA DENGAN SEKSAMA:
1. Harus Berkata Benar = tidak berbohong…..Bagaimana dengan Jokowi selama ini?
2. Harus Menepati Janji = tidak ingkar…….Bagaimana dengan Jokowi janjinya menyelesaikan tanggung jawab di Solo dan DKI selama 5 tahun. Apa yang ia telah lakukan selama ini?
3. Harus bisa dipercaya = Tidak khianat……Bagaiman dengan Kepercayaan yang diberikan oleh Prabowo, Jusuf Kalla, Jian F dan warga DKI JAkarta? Bagiamana dengan sumpah dan janjinya ketika dilantik? Bagimana janjinya kepada warga DKI bahwa ia akan menuntaskan tugas selama 5 tahun dan tidak akan menjadi kutu loncat.
Original Posted By maliqizm►Begitu Bodohkah Bangsa Ini ?
by Ronin Samurai
Pertanyaan seperti judul di atas selalu mengganggu pikiran saya jika melihat fenomena yang terjadi di tengah – tengah masyarakat kita yang latah memuja memuji tokoh tertentu padahal sosok tokoh itu tidak layak diberikan puja puji.
Begitu bodohkan bangsa kita ini yang terlalu mudah terkecoh dengan pencitraan dan opini sesat yang direkayasa oleh pihak tertentu untuk memberikan kesan baik terhadap figur yang sesungguhnya tidak baik.
Begitu bodohkah bangsa Indonesia yang tidak pernah mau belajar dari pengalaman pahit ditipu para penjahat bertopeng malaikat. Banyak tokoh yang semula disanjung dan diteladani, kemudian terbukti tidak lebih dari seorang penipu. Ketika mereka kabur, tinggalah rakyat korban penipuannya menangis menderita meratapi kerugiannya.
Begitu bodohkah rakyat Indonesia hingga terlalu mudah percaya berita dan opini yang dibentuk pemberitaan media mengenai karakter, integritas dan kredibiltas seorang tokoh. Tidak adakah mekanisme check and recheck yang semestinya dilakukan sebelum memberi kepercayaan besar atas sebuah amanah yang sangat menentukan nasib dan masa depan seluruh rakyat Indonesia.
Tidakkah sesuatu pencitraan yang berlebihan semestinya membuat kita lebih hati – hati dalam menilai figur tersebut. Bagaimana mungkin kita mempercayai bahwa tidak ada udang di balik batu dari sebuah realitas pencitraan sedemikian banyak media terhadap seseorang tanpa terlebih dahulu kita menganalisa apa sebenarnya tujuan pencitraan tersebut dan siapa pelaku atau sutradaranya.
Begitu kasat mata rekayasa pencitraan yang dibangun secara sistmatis, masif, terencana dan pasti menghabiskan uang yang sangat besar untuk pencitraan Joko Widodo atau Dahlan Iskan. Bahkan untuk Jokowi, nama akrab Joko Widodo, rekayasa pencitraan dirinya perlu diwaspadai.
Pencitraan terhadap Jokowi dilakukan oleh sebuah tim pencitraan yang lengkap, berpengalaman, terdiri dari berbagai kelompok yang bertugas dan bertanggungjawab untuk membentuk citra diri Jokowi sesuai dengan keinginan rakyat atau target yang ditetapkan tim konsultan pencitraan Jokowi.
Berdasarkan pengamatan kami yang sudah lama mencurigai adanya maksud jahat terselubung dari pihak tertentu terkait pengorbitan Jokowi sebagai ‘tokoh nasional, tokoh terpopuler, calon presiden terbaik’ dan seterusnya, terlihat jelas rekayasa pencitraan Jokowi dilakukan melalui cara – cara sebagai berikut :
Ratusan media nasional dan lokal (koran, majalah, TV, radio, media online dll) dikontrak dan dibayar untuk setiap hari memuat berita positif tentang Jokowi. Pada media cetak yang dikontrak dan dibayar tersebut, disediakan halaman atau kolom khusus yang memuat berita positif tentang Jokowi. Pada media online, ditargetkan pemuatan berita Jokowi sampai sebanyak – banyaknya. Detik online misalnya, memuat berita tentang Jokowi bisa sampai 50 kali atau 50 judul per hari dan selalu ditayangkan setiap saat. Begitu tingginya target frekwensi menaikan berita tentang Jokowi, sampai – sampai semua aktifitas Jokowi dimuat dan diberitakan media.
Jokowi akan naik sepeda ke kantor, jokowi lari maraton, jokowi akan mudik ke Solo, Jokowi akan ke Pluit, Jokowi nonton film, Jokowi nonton wayang, jokowi makan banyak sebelum nonton, Jokowi antar makanan ke Megawati, Jokowi bertemu si anu, Jokowi hebat, Jokowi luar biasa, Jokowi berniat, Jokowi tertawa, jokowi dikawal, Jokowi bersedih, Jokowi disambut warga, Jokowi bagi – bagi uang, Jokowi blusukan, Jokowi bermimpi, dan seterusnya… Mungkin hanya ketika Jokowi buang angin, Jokowi buang hajat, Jokowi mimpi basah atau Jokowi sedang cebok, yang tidak dimuat oleh media massa – media massa bayaran dan kontraktor pencitraan Jokowi tersebut.
Sejumlah pengamat dan akademisi kampus disewa oleh sutradara dibalik pencitraan Jokowi untuk memberikan pendapat, penilaian dan kesan baik tentang Jokowi. Sesuai informasi yang diterima banyak staf pengajar dari Fisip UI Depok yang dibayar untuk mendukung pencitraan Jokowi. Mereka ini rutin memberikan pendapat atau komentar positif terhadao sosok Jokowi. Perilaku akademisi seperti ini dulu kami juluki ‘pramuria intelektual’. Menggadaikan rasionalitas dan keilmuannya demi rupiah.
Jaringan internasional digunakan untuk memberikan ‘legitimasi’ pencitraan positif tentang Jokowi. Bayangkan saja, seorang gubernur di Indonesia yang belum membuktikan kemampuannya sebagai pemimpin, belum ada prestasi kerjanya, tetapi sudah dipuja puji melalui pemberitaan berbagai media di luar negeri. Informasi yang kami terima, pemuatan berita tentang jokowi ini adalah hasil dari rekayasa James Riady, Stan Greenberg cs dan jaringan Arkansas Connection yang diduga sebagai otak dari semua rekayasa pencitraan diri Jokowi.
James Riady adalah tokoh konglomerat pemilik grup Lippo yang merupakan teman baik mantan presiden AS Bill Clinton selama puluhan tahun, sejak 1986 sampai sekarang. James memiliki banyak catatan buruk mengenai sepak terjangnya di dunia bisnis dan politik, baik di Indonesia atau pun di dunia internasional. Sejak menganut agama kristen evangelis, kedekatan James dengan tokoh evangelis AS Pat Robertson sudah menjadi pengetahuan umum. Hal tersebut menempatkan James sebagai sosok yang selalu dicurigai umat Islam mengingat Pat Robertson, Menton James Riady dikenal sebagai tokoh fanatik dan sangat membenci Islam/anti Islam.
Sementara itu Stan Greenberg adalah patner sekaligus pemilik konsultan politik terkemuka AS, Greenberg Quinlan Rosner, konsultan politik yang selalu digunakan Partai Demokrat AS dan berpengalaman menjadi konsultan ratusan politisi terkenal di dunia. James dan Greenberg keduanya adalah anggota utama Arkansas Connection.
Ratusan orang baik tenaga honor mau pun karyawan organik yang dipekerjakan di perusahaan – perusahaan Lippo Grup dan perusahaan para konglomerat tionghoa yang menjadi pendukung pencitraan Jokowi, dikerahkan untuk membentuk citra palsu Jokowi melalui sosial media (socmed). Ribuan akun di berbagai socmed (twitter, facebook, dll) dikerahkan untuk mendongkrak popularitas dan kesan positif tentang sosok Jokowi. Mereka juga bertugas melindungi Jokowi dari segala bentuk kritik, termasuk pengungkapan kebenaran tentang siapa sebenarnya Jokowi.
Rekayasa pencitraan Jokowi tidak hanya didukung oleh James Riady, Stangreeberg dan Arkansas Connection, melainkan juga oleh mayoritas konglomerat tionghoa Indonesia, jaringan etnis China dunia/internasional, segelintir tokoh dan konglomerat pribumi serta dari berbagai kalangan /lembaga / insititusi non muslim, gereja, mayoritas komunitas tionghoa Indonesia dan seterusnya. Benar – benar sebuah konspirasi tingkat tinggi yang dibentuk dan dijalankan dalam rangka mensukseskan Jokowi sebagai presiden boneka di Indonesia.
Pencitraan Jokowi yang luar biasa, menghabiskan sumber daya uang, waktu dan tenaga yang sangat besar itu, juga berhasil menutupi fakta – fakta yang sebenarnya tentang karakter, kinerja dan track record Jokowi. Masyarakat tidak lagi berfikir logis dan tidak skeptis dalam menilai sosok Jokowi. Begitu banyak catatan buruk tentang Jokowi yang diabaikan atau terlindas oleh tsunami informasi dan opini yang dijejalkan konspirasi tingkat tinggi ini. Fakta bahwa Jokowi sesuai data Badan Pusat Statistik (BPS) atau penilaian kinerja Kemendagri yang membuktikan prestasi Jokowi biasa – biasa saja, malah lebih buruk dibanding kinerja rata – rata kepala daerah se – Indonesia, tidak menjadi perhatian rakyat.
Fakta bahwa Jokowi patut diduga terlibat korupsi pelepasan aset pemda Solo (Hotel Maliyawan), korupsi dana KONI Solo sebesar Rp. 5 miliar, korupsi hibah dana rehabilitasi pasar dari Pemda Jawa Tengah Rp. 1 miliar, korupsi dana bantuan siswa miskin Solo, korupsi proyek pengadaan videotron Manahan Solo, korupsi renovasi THR Sriwedari Solo, dan lain – lain, diabaikan begitu saja oleh rakyat Indonesia. Belum lagi dugaan korupsi Jokowi sebagai Gubernur DKI Jakarta pada Program KJS dan KJP, KKN pada penunjukan pemenang dan pelaksana proyek MRT/Monorail Jakarta, korupsi pengadaan sumur resapan dan lain – lain.
Luar biasa hebat konspirasi James Riady cs dalam mengorbitkan Jokowi ke puncak popularitas demi terwujudnya mimpi mereka untuk memiliki seorang presiden Indonesia yang berada di bawah kendali dan pengaruh mereka.