Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

chaseungwonAvatar border
TS
chaseungwon
Albert Einstein : Perang Dunia Ketiga Akan Membuat Dunia Kembali Ke Jaman Batu,


HANCURNYA bangsa Yahudi merupakan salah satu dari tanda-tanda datangnya hari kiamat. Hal ini bermula dengan sebuah peperangan besar yang melibatkan banyak bangsa di dunia termasuk bangsa Israel. Sebelum terjadi peperangan ini, terdapat beberapa peristiwa lain yang membawa kepada terjadinya peperangan ini menurut kronologi hadis akhir zaman hasil kajian ilmuan Islam.

Pertempuran dahsyat ini dikenal sebagai Armageddon, di mana lokasi utama perang ini adalah di lembah Megiddo atau Mageddon, Palestina. Mungkin ada yang menganggap Perang Armageddon hanyalah sebuah film rekaan Hollywood belaka. Kenyataannya, Hollywood yang disokong oleh Yahudi memang ingin menyamarkan fakta tentang Armageddon ini melalui propaganda film. Padahal di kalangan para ahli kitab mereka telah mengkaji tentang peperangan ini dan senantiasa bersiap sedia untuk menghadapinya.

Disebutkan dalam Kitab Zakharia (89/13), bahawa sebahagian besar bangsa Yahudi akan mati dalam perang Armageddon dan dua pertiga dari mereka akan musnah. Sedangkan dalam kitab Zagiyal (12/39) disebutkan :”Akan berlangsung tujuh bulan sehingga rumah Israel berhasil mengubur mereka (orang-orang mereka yang terbunuh) sebelum membersihkan bumi”.

Sebutan Armageddon sebenarnya tidak terdapat dalam Hadis manapun. Hanya disebut dalam kajian-kajian Kristen dan Ahli Kitab. Menurut bahasa Ibrani, Ar bermaksud gunung atau bukit. Mageddo pula adalah nama sebuah lembah di Palestina. Sebuah tempat yang cukup strategis dari segi peperangan. Perang ini juga dikatakan sebagai perang terakhir dengan menggunakan seluruh kekuatan pelbagai peralatan senjata moden yang canggih. Mungkin perang itu adalah Perang Dunia ketiga yang disebut-sebut sebagai Perang Nuklir.

Banyak yang mengatakan bahwa dalam Perang Dunia Ketiga, bom nuklir akan digunakan. Ada diceritakan juga dalam kitab Bahrul Mazi. Perang Dunia Ketiga yang diramal akan berlaku dalam tempo yang singkat. Tetapi, kemusnahannya amat dahsyat. Sehingga dikatakan dunia selepas itu akan kembali menjadi seperti Zaman Pertengahan di mana bala tentara hanya akan menunggang kuda serta bersenjatakan pedang seperti perang zaman dahulu.

“Jika Perang Dunia Ketiga adalah berjuang dengan senjata nuklir, yang keempat akan diperjuangkan dengan busur dan anak panah.” – Louis Lord Mountbatten

“Saya tidak tahu dengan apa senjata Perang Dunia Ketiga akan diperjuangkan, tetapi Perang Dunia Keempat akan diperjuangkan dengan kayu dan batu.” – Albert Einstein

Apakah Einstein dan Mountbatten hanya kebetulan mengatakan ini? Konon, ini disebabkan teknologi semua tidak boleh digunakan lagi pada masa itu karena EMP (electromagnetic pulse) senjata nuklir itu sendiri terjadi ketika Perang Dunia Ketiga. Jadi, kekuatan bala tentara ketika Perang Dunia Keempat nanti adalah seimbang dan tidak berat sebelah karena semuanya menggunakan peralatan perang yang sama.

Malah, ada sebahagian hadis yang menekankan akhir zaman nanti akan berlakunya perang menggunakan pedang dan Dajjal akan disembelih dengan pedang. Hadis Nabi juga ada menyebut, Yahudi Zionis akan bersembunyi di balik-balik batu dan kayu dan hanya selamat di belakang pokok Yahudi yaitu pokok Gharqad, yang banyak di tanam sekarang di Israel.

“Tidak akan berlaku kiamat sehinggalah seluruh umat Islam berperang dengan seluruh Yahudi. Umat Islam akan membunuh mereka sehinggakan apabila mereka bersembunyi di sebalik batu dan pokok, tiba-tiba pokok-pokok dan batu-batu itu bersuara menjerit memanggil umat Islam agar datanglah kamu ke sini dan bunuhlah orang-orang Yahudi itu, kecuali pokok ‘Gharqad’, kerana ia adalah pokok Yahudi”. (Hadith Sahih riwayat Al-Bukhari dan Muslim).

Bener Prediksi Albert Einstein Soal Penggunaan Bomb EMP, Bahkan Bom Ini Blm Pernah Dimiliki Amerika, Hanya Dimiliki Yahudi Israel, Andai EMP Jatuh Di Tangan AlQaeda Bagaimana Dengan Nasib Israel Dan Amerika ?



Senjata pulse elektromagnetik (EMP) yang mampu memanggang peralatan elektronik pada maskapai sipil bisa dibangun menggunakan informasi dan komponen yang tersedia di internet, demikian para analis kontraterorisme memperingatkan.

Yang diperlukan untuk menjatuhkan pesawat hanyalah satu pulse radio gelombang mikro tapi amat energetik yang dilesakkan dari perangkat di dalam pesawat, atau di darat dan dibidikkan ke pesawat yang datang mendarat.

Yael Shahar, direktur International Institute for Counter-Terrorism di Herzliya, Israel, dan koleganya menganalisa senjata-senjata elektromagnetik yang sedang dikembangkan atau dipakai oleh angkatan militer di seluruh dunia, dan menemukan bahwa terdapat peralatan murah yang tersedia online yang dapat beraksi dengan cara serupa. “Ini akan semakin mengancam seiring berkembangnya teknologi senjata elektromagnetik,” katanya.

Contoh, militer AS dan Rusia telah mengembangkan hulu ledak EMP yang menghasilkan gelombang kejut radiofrekuensi. Pulse radio ini menciptakan medan listrik beratus-ratus ribu volt per meter, yang menimbulkan arus yang membakar habis sistem-sistem listrik di dekatnya, semisal mikrochip dan elektronika mobil.

Spekulasi menyebut bahwa “e-bom” semacam itu telah dipakai di Teluk Persia, Kosovo, dan Afghanistan – tapi ini masih belum dikonfirmasikan. Tapi sebagian besar kerjaan militer bisa ditiru oleh pihak lain, kata Shahar. “Begitu diketahui bahwa pesawat rentan terhadap gangguan tertentu, tak perlu banyak lompatan untuk membangun sebuah perangkat yang dapat menghasilkan gangguan jenis itu. Dan sebagian besar ini bisa dibangun dari komponen khusus siap pakai atau teknologi dwifungsi.”

Contoh, lab-lab pemerintah menggunakan perangkat EMP berenergi tinggi untuk mengujicoba apa yang akan terjadi pada sistem elektronik penting jika senjata nuklir diledakkan, menghasilkan pulse elektromagnetik amat besar, kata Robert Iannini, pendiri Information Unlimited di Amherst, New Hampshire, yang menjual sistem ujicoba EMP.

EMP bisa dihasilkan dengan sejumlah cara. Sebuah mesin yang disebut generator Marx dapat dengan cepat melimpahkan muatan [listrik] amat tinggi yang tersimpan di bank kapasitor ke dalam antena, yang kemudian melepas pulse radio amat energetik. Perangkat-perangkat seperti ini sering digunakan untuk menguji resistensi kabel listrik terhadap sambaran petir. Sarana alternatif, dikenal sebagai perangkat kompresi fluks, menggunakan bahan peledak kecil untuk mendorong angker melintasi kumparan pengangkut arus yang menghasilkan medan magnet. Ini memampatkan medan magnet, menghasilkan EMP yang merusak.

Iannini mengatakan perusahaannya hanya menjual perangkat semacam itu kepada pembeli sah. “Orang-orang yang membeli alat-alat ini adalah periset yang memenuhi syarat di lab-lab seperti Sandia. Alat ini tak pernah menemukan jalan ke lab-lab ilmuwan samar atau amatir,” katanya. “Jika kami menemukan pembeli luar negeri yang tak dikenal, kami segera memperingatkan kantor penyelenggaraan ekspor di Departemen Perdagangan AS.”

Tapi Shahar mengatakan kepada para delegasi di konferensi tahunan Directed Energy Weapons di London bulan lalu bahwa keamanan di beberapa lab boleh jadi longgar, sedangkan generator EMP dasar bisa dibangun dari deskripsi yang tersedia online, menggunakan komponen yang dijumpai pada perangkat semisal kamera digital. “Ini secara teknologi tidak sulit untuk dibangun dan sebagian besar informasi yang diperlukan sudah tersedia,” katanya.

Meningkatnya penggunaan carbonfibre reinforced composite (komposit serat karbon yang diperkuat) pada badan pesawat juga membuatnya lebih rentan, katanya, sebab komposit memberi perlindungan buruk dari radiasi elektromagnetik dibanding logam. “Yang diperlukan adalah perlindungan ekstensif terhadap komponen elektronik dan kabel yang menjulur sepanjang pesawat,” katanya.

Jerome Bruel, seorang pakar sistem listrik di European Safety Agency di Cologne, Jerman, sependapat bahwa pesawat-pesawat keluaran baru yang sepenuhnya terbuat dari komposit, seperti Airbus A350, barangkali akan membutuhkan beberapa cara untuk melindungi perkabelannya dari semua sumber energi radio, termasuk pemancar TV. “Mereka mungkin perlu kasa logam di sekelilingnya untuk menyerap interferensi,” katanya.

Douglas Beason, direktur di Los Alamos National Laboratory di New Mexico, berkata, mungkin mudah membangun senjata EMP sendirian, tapi membuat senjata yang dapat dimuat dalam pesawat lebih sulit. “Ada banyak pekerjaan untuk secara dramatis mengurangi beratnya, menyusutkan pasokan listrik, dan antena,” katanya.

Meski begitu, semua pemerintahan menganggap serius ancaman ini. Juru bicara di Departemen Transportasi Inggris mengatakan pemerintahnya menyadari isu keamanan ini dan memiliki jalinan erat dengan lembaga-lembaga “yang mampu memberi gambaran seimbang berkenaan dengan senjata EMP, dan potensinya dalam membahayakan pesawat sipil”.
anasabila
4iinch
4iinch dan anasabila memberi reputasi
2
26K
60
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan