Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

ayahnabilAvatar border
TS
ayahnabil
Ampe Segitunya Nyari Duit
Ketika masih kuliah, seorang teman pernah berkata, “bukannya kuliah yang bener lo, ga kasian apa sama orangtua udah nyari duit ampe keringet ke bool-bool (anus)”. Mendengar ucapan tersebut, beberapa teman lainnya yang juga mendengarnya tertawa terbahak-bahak. Kendati ucapan tersebut hanya candaan semata, tak terpikir sedikit pun dari kami yang tahu dan sadar akan makna yang ada di balik ucapannya tersebut. Sebuah efek perilaku hedonisme yang melanda anak muda, yang tanpa berpikir panjang menghabiskan hasil jerih payah orangtuanya, kini bukanlah suatu hal yang aneh. Terkesan wajar, lumrah, dan sebagainya.

Masih tentang kegiatan mencari nafkah, seorang kerabat dekat pernah berbagi cerita pengalamannya dalam mencari lembaran rupiah untuk menggerakkan roda kehidupan rumah tangganya. Setelah sekian lama tak bersua, kami terlibat dalam sebuah percakapan santai di lapak tanaman miliknya di bilangan Depok.

“Begini amat yaa nyari duit,” katanya, sambil memasukkan kotoran kambing ke dalam sebuah kemasan kantong plastik transparan. Kotoran kambing itu merupakan salah satu “produk” yang ia tawarkan kepada pengunjung lapak tanaman hiasnya. Untuk sekantong kotoran kambing bisa ditebus dengan harga Rp 3.000. Mungkin sebagian dari kita ada yang sudah mengetahui manfaat kotoran kambing tersebut untuk tanaman. Aromanya pun tidak menyengat hidung seperti saat baru keluar dari “sumbernya”.

  • Divers

Kedua kisah di atas, ternyata masih belum apa-apanya dibanding kisah salah seorang dari sekian banyak petugas sedot WC di daerah Jakarta Timur. Tentunya kita semua tahu, apa tugas dari seorang petugas sedot WC. Ya, mereka akan turun tangan ketika “brankas” di rumah kita sudah full tank atau pun tersendat. Seorang spesialis kotoran, seorang profesional di bidang limbah manusia. Layaknya seorang penjinak hantu dalam film Ghosbuster. Bagaikan anggota tim Special Weapon And Tactics (SWAT) atau Detasemen Anti Teror 88 kala dihadapkan sebuah situasi yang sangat genting. Mereka dengan segenap tenaga dan keahlian yang dimilikinya, beraksi menyedot habis “sisa-sisa” yang kita buang di septic tank.

Salah satu yang terbilang ekstrim adalah ketika mereka harus menjadi penyelam (divers) dan masuk ke dalam “bunker” tersebut. WTF!!! Jangankan masuk ke dalamnya, membayangkannya saja bagaikan masuk ke dalam Lubang Buaya yang legendaris itu. Atau bahkan lebih mengerikan lagi. Hanya orang-orang “terpilih” yang sudi melakukan tugas demikian. Dan pastinya, hanya petugas pemberani itu yang tahu persis bagaimana rasanya berada di dalamnya.

Beberapa saat di dalam septic tank tersebut, akhirnya sang petugas muncul ke permukaan dengan sekujur tubuh yang dipenuhi… (you know what). Dari ujung rambut sampai kakinya, penuh dengan cairan berwarna hitam. Kenapa hitam? Warna hitam tersebut tercipta lantaran kotoran yang ada di dalamnya sudah mengendap, sehingga pengangkatan limbah tersebut harus dilakukan secara manual dengan ember, tidak dengan selang besar seperti biasanya.

Aroma yang keluar pun tak lagi sesegar “fresh from the oven”, melainkan aroma seperti got/selokan kotor yang sering kita temukan di ibukota tercinta. Namun tetap saja, kita pasti akan menutup hidung karena sudah tertanam dalam pikiran aroma seperti apa yang bakal tercium dari tempat semacam itu.

Setelah sang petugas selesai membersihkan “brankas” tersebut, maka Eeeng… Iiing… Eeeng…, akhirnya kita pun dapat kembali “menabung” seperti sedia kala.

  • New Delhi Divers

Hampir serupa dengan apa yang dilakukan saudara kita di ibukota India, New Delhi. Jika di Indonesia ada seorang petugas sedot WC menyelam di lautan “tokcai” warga Jakarta Timur, maka di negeri Bollywood ini ada sebuah profesi yang mengharuskan seseorang untuk menyelam ke dalam saluran-saluran got/selokan kotor sepanjang New Delhi.



Mereka menyelam untuk membersihkan saluran-saluran yang tersendat akibat sampah yang menghambat aliran air. Parahnya lagi, mereka melakukan penyelaman tersebut tanpa menggunakan alat khusus dan hanya mengandalkan kekuatan menahan napas di dalam air. Tapi bukan sembarang air. Melainkan air kotor berwarna hitam pekat khas got/selokan akibat dari sampah yang dibuang sembarangan ke dalam saluran tersebut. Sebuah kondisi yang tak jauh berbeda dengan saluran got/selokan di Jakarta.

Pekerjaan yang mereka lakukan tersebut bukan tanpa resiko, sedikit saja air tersebut masuk ke dalam tubuh, pasti akan berdampak tidak baik pada kesehatannya. Fenomena para divers ini ternyata tidak dilakukan oleh segelintir orang di India. Sebuah data yang membuat kita mengelus dada mencatat, sejak enam bulan yang lalu sudah 61 orang “selokan divers” meninggal dunia akibat berbagai gangguan kesehatan setelah menjalani profesi ini.

  • It’s All About The Money

Semua profesi di atas, salah satunya didorong oleh sebuah kekuatan untuk mendapatkan lembaran kertas yang biasa kita sebut dengan nama UANG. Walaupun, tidak sedikit orang yang dengan mudahnya mendapatkan uang. Terlepas dari bagaimana caranya uang tersebut bisa berada di tangannya. Halal tidaknya hanya orang tersebut dan Tuhan yang tahu.

Lalu terbayangkah bagaimana perjuangan dari banyak orangtua dalam mencarinya? Pernahkah terbesit dalam benak saat kita menggunakannya untuk keperluan yang (sebenarnya) tak jelas, tak berguna, atau untuk sesuatu yang sia-sia?

Terlebih lagi, uang yang telah didapatkan dengan susah payah itu terkadang seakan tertiup angin. Terbang dan menghilang dengan mudahnya. Malah tak jarang di antara kita tidak dapat mengingat kembali kemana lembaran demi lembaran kertas bertuliskan angka-angka itu pergi.
tien212700
tien212700 memberi reputasi
1
3.5K
13
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan